Bagi-bagi Sembako Sasar Pemilih Pragmatis

Zulfikar SyZulfikar Sy - Selasa, 18 April 2017
Bagi-bagi Sembako Sasar Pemilih Pragmatis

(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Strategi klasik bagi-bagi sembako jadi salah satu pilihan tim pemenangan paslon guna merebut suara di pilkada. Strategi ini masih laris manis jika saja disebar di kantong-kantong masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan alias kaum miskin kota.

Menyikapi hal itu, peneliti Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Sa'id Salahuddin mengatakan, biasanya strategi bagi sembako menyasar masyarakat yang tidak menitikberatkan kepada program.

"Bagi sembako biasanya menyasar masyarakat kelas bawah, yang di garis kemiskinan. Nah, ketika ada bagi sembako itu karena dia (pemberi) tahu program yang ditawarkan belum dapat dicerna kelompok ini. Yang masih mengutamakan yang real bukan janji. Ketika diterima beras dia bisa masak. Itu alasannya," urai Sa'id kepada merahputih.com, Selasa (18/4).

Menurutnya, perlu dibedakan antara segmen kelas menengah ke bawah dengan segmen menengah ke atas. Ada kecenderungan segmen tersebut berbeda dalam sikap politiknya.

"Segmen kelas menengah ke atas cenderung melihat program paslon, sebenarnya kebanyakan terdidik, dan mengikuti isu di media. Sementara segmen yang satu ini memiliki kecenderungan pragmatis, bukan janji," terangnya.

Efeknya, kata Sa'id, paslon yang tebar janji berimplikasi orang akan memilih programnya yang realistis dan berpihak kepada rakyat.

"Tapi pada kelompok ini (menengah ke bawah) belum tentu. Bisa jadi yang terima sembako dia coblos yang lain. Karena mereka berpikir pengalaman sebelumnya. 'Dulu saya ikut dia sampai sekarang masih miskin-miskin juga. Kalau ada program sembako murah saya ambil saja soal memilih urusan saya,'" imbuhnya. (Fdi)

Baca juga berita lain tentang Pilgub DKI Jakarta 2017 dalam artikel: Peneliti Median: Hasil Survei Tak Pengaruhi Pemilih Pilgub DKI

#Pilgub DKI 2017 #Kampanye Pilkada
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Indonesia
Legislator Ingatkan Para Calon Kepala Daerah Hindari Kampanye Hitam
Berdasarkan jadwal tahapan Pilkada 2024, pada tanggal 25 September hingga 23 November 2024 pasangan calon kepala dan wakil kepala daerah diagendakan berkampanye
Angga Yudha Pratama - Rabu, 25 September 2024
Legislator Ingatkan Para Calon Kepala Daerah Hindari Kampanye Hitam
Indonesia
PWNU Jakarta Sebut RK, Anies, Pras PDIP, hingga Kaesang Layak Jadi DKI 1
Banyak Tokoh nasional yang mempuni hingga layak dipertimbangkan sebagai calon gubernur (cagub) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024.
Wisnu Cipto - Sabtu, 09 Maret 2024
PWNU Jakarta Sebut RK, Anies, Pras PDIP, hingga Kaesang Layak Jadi DKI 1
Indonesia
PDIP Tingkatkan Kesiagaan di Masa Tenang Kampanye
Adakan kenduri, makan bersama rakyat di kantor DPC
Angga Yudha Pratama - Minggu, 11 Februari 2024
PDIP Tingkatkan Kesiagaan di Masa Tenang Kampanye
Indonesia
Ridwan Kamil Pertimbangkan Opsi Maju di Pilgub DKI atau Jabar di 2024
Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil menuturkan dirinya membidik peluang di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jabar atau DKI Jakarta Tahun 2024, dua peristiwa politik tersebut merupakan peluang yang paling rasional bagi dirinya untuk bisa berlaga kembali di kancah politik dalam kurun waktu dekat ini.
Mula Akmal - Kamis, 25 Mei 2023
Ridwan Kamil Pertimbangkan Opsi Maju di Pilgub DKI atau Jabar di 2024
Indonesia
Golkar Ucap Terima Kasih pada PSI Terkait 2 Kadernya Didukung Jadi Cagub DKI
Golkar DKI Jakarta menyampaikan terima kasih kepada Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang telah merilis dua kadernya masuk dalam Rembuk Rakyat untuk menentukan calon gubernur (cagub) DKI pada Pilkada 2024 mendatang.
Mula Akmal - Minggu, 21 Mei 2023
Golkar Ucap Terima Kasih pada PSI Terkait 2 Kadernya Didukung Jadi Cagub DKI
Bagikan