Badan Pajak AS Gunakan AI untuk Deteksi Orang Super Kaya
AI jadi alat bantu IRS cari orang super kaya penghindar pajak. (Foto: Unsplash/Growtika)
BADAN pajak Amerika Serikat (AS) Internal Revenue Service (IRS) telah mengumumkan penambahan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam upayanya untuk mengatasi potensi pelanggaran pajak.
Badan itu akan lebih fokus pada pembayar pajak kaya yang telah menggunakan skema canggih untuk menghindari pajak, ketimbang mengenakan audit pada masyarakat umum yang tidak mengalami perubahan dalam pengawasannya.
Dengan memanfaatkan kecerdasan buatan, IRS akan mengubah pendekatan mereka terhadap audit, dengan memprioritaskan pembayar pajak berpenghasilan tinggi yang memiliki pendapatan total sebesar USD 1 juta (Rp 15,3 miliar) atau lebih.
Baca juga:
Penemuan Teknologi OI Diperkirakan akan Kalahkan Kecerdasan AI
Menggunakan AI itu, mereka juga akan mengidentifikasi individu yang memiliki utang pajak yang diakui sebesar USD 250 ribu (Rp 3,8 miliar) atau lebih. Dalam penggunaan AI itu, IRS mengklaim teknologi tersebut akan membantu tim kepatuhan mereka untuk lebih efektif mendeteksi kecurangan pajak.
Mereka juga akan lebih mudah mengidentifikasi potensi pelanggaran yang muncul, dan meningkatkan pemilihan kasus. Untuk individu dengan pendapatan kurang dari USD 400 (Rp 6,1 miliar) per tahun, IRS akan memastikan bahwa tingkat audit tidak akan meningkat.
IRS menjelaskan bahwa mereka akan menggunakan AI untuk memulai penyelidikan terhadap 75 kemitraan terbesar di Amerika Serikat yang memiliki aset rata-rata lebih dari USD 10 miliar (Rp 153 miliar).
Hal ini akan difokuskan pada dana lindung nilai, kemitraan investasi real estat, dan firma hukum yang mungkin melanggar peraturan, yang berjumlah sekitar 1.600 pembayar pajak yang memiliki utang pajak ratusan juta dolar.
Baca juga:
Kenalan dengan Girl Grup Korea yang Membernya Artificial Intelligence
Komisaris IRS Daniel Werfel, mengatakan bahwa alat-alat baru ini membantu IRS mengidentifikasi pola dan tren yang sebelumnya tidak terlihat, sehingga mereka memiliki keyakinan yang lebih besar dalam menemukan dan menindak pelanggaran pajak oleh kemitraan besar.
Langkah ini datang setelah IRS merekrut hampir 90.000 anggota staf penuh bulan lalu, upaya terbesar dalam lebih dari satu dekade, untuk meningkatkan layanan pembayar pajak dan mengintegrasikan AI dalam upaya mereka melawan penghindaran pajak.
Werfel menegaskan komitmen IRS untuk menargetkan pembayar pajak kaya dengan menggunakan teknologi AI baru, dengan harapan bahwa hal ini akan membuat mereka lebih bertanggung jawab atas utang pajak mereka. (waf)
Baca juga:
Masa Depan Jurnalisme di Tengah Gempuran AI
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Anti Mainstream! Huawei Mate 80 Bakal Hadir dengan RAM 20GB, Rilis Akhir November 2025
RedMagic 11 Pro Lolos TKDN Kemenperin, Kapan Diresmikan di Indonesia?
POCO F8 Ultra Sudah Muncul di Geekbench, Berikut Spesifikasi Lengkapnya
Samsung Galaxy S26 Bakal Dilengkapi RAM 12GB, Segera Diperkenalkan di CES 2026
Beda dengan Versi China, OPPO Reno 15 Dibekali Snapdragon 7 Gen 4
OPPO Reno 15 Pro Muncul di Sertifikasi TDRA, Siap Meluncur Global Akhir 2025
Huawei Sedang Kembangkan HP Lipat Lagi, Siap Jadi Pesaing Baru iPhone Fold
iPhone 18 Pro Max Diprediksi Jadi HP Terberat Apple, Bakal Bawa Face ID Bawah Layar
JBL Hadirkan BandBox, Speaker dan Ampli Berbasis AI untuk Musisi Modern
POCO F8 Pro dan F8 Ultra Segera Meluncur, Diprediksi Cuma Bawa Baterai Kecil