APMI Upayakan Tiga Festival Skala Besar di Indonesia Tetap Terlaksana
APMI upayakan Soundrenaline, Head In The Clouds dan Djakarta Warehouse Project tetap berjalan. (Foto/Merahputih.com: Febrian Adi)
MEMANG tak bisa dipungkiri industri musik di Indonesia, terutama dalam lini festival tengah kisruh dibicarakan. Mulai dari tragedi ‘Berdendang Bergoyang’, sampai yang terbaru kisruh di konser NCT 127. Karenanya, saat ini perizinan penyelenggaran konser menjadi satu isu alot yang tengah di hadapi oleh para promotor dan penyelengaraan konser.
Imbasnya pun terkena di beberapa konser musik yang terpaksa diundur, salah satunya ‘Pesta Rakyat 30 Tahun Berkarya DEWA 19’ yang dijadwalkan berlangsung pada 12 November 2022 diundur hingga 4 Februari 2023 mendatang.
Baca juga:
Permasalahan ini pun bisa terimbas pada tiga festival skala Internasional yang akan menghiasi akhir 2022, di antaranya Soundrenaline, Head In The Clouds, dan Djakarta Warehouse Project.
Menanggapi hal tersebut, Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) angkat bicara terkait efek domino yang bisa berimbas pada tiga agenda besar tersebut.
Ketua Umum Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) Dino Hamid menegaskan, bahwa pihaknya masih terus mengupayakan agar ketiga festival tersebut bisa tetap berjalan dengan melakukan advokasi bersama beberapa instansi terkait salah satunya kepolisian.
“Jadi faktor itu harus benar-benar secara rasional diperjuangkan. Karena faktornya enggak hanya secara mikro tapi juga makro. Apabila tiga acara itu berhasil, Indonesia di mata dunia juga akan baik,” jelas Dino dalam konferensi pers yang digelar di M Bloc, Jakarta Selatan, Kamis (3/11)
Dino menuturkan, ketiga acara tersebut merupakan agenda musik berskala besar di Indonesia, yang bisa membawa nama baik untuk Indonesia di kancah industri musik Internasional. Bukan hanya sekadar hiburan, ketiga agenda musik itu pun dinilai memberikan dampak ekonomi yang sangat besar bagi Indonesia.
Selain itu, industri konser musik adalah salah satu ‘medium attraction’ yang bisa membantu memulihkan perekonomian dalam skala nasional. Dengan adanya konser, terang Dino, aktivitas turisme akan berjalan hingga bergeraknya perekonomian skala mikro seperti UKM.
Baca juga: Kritik Wendi Putranto untuk Festival Berdendang Bergoyang
“Kita harus sama-sama berjuang, sama-sama bersuara bahwa Industri kami baik-baik saja, malah di level yang sangat baik,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal APMI, Emil Mahyudin menegaskan pihaknya akan terus melakukan advokasi dengan beberapa pemangku kebijakan untuk memastikan, bahwa industri konser musik di Indonesia bisa terus berjalan.
“Kami sangat berkenyakinan bahwa konser musik itu adalah industri yang paling memberikan efek bola salju terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” tegasnya. (far)
Baca juga:
Pernyataan Sikap APMI untuk Industri Seni Pertunjukan Agar Jadi Lebih Baik
Bagikan
Berita Terkait
Kehampaan dalam Hitam-Putih, Kataswara Persembahkan Single 'Menyesal Baca Berita'
Lagu Ikonik 'White Christmas' Bing Crosby, Gambarkan Indah dan Hangatnya Perayaan Natal
'1%' Jadi Lagu Resmi SEA Games 2025, Berikut Lirik Lengkapnya
Lirik dan Makna Lagu 'Peluk', Ketika Afgan Curhat soal Kesepian di Balik Gemerlap Panggung
Tur Eropa Sukses Digelar, Bad Omens Siap Rayakan Lewat Konser 'Live from Amsterdam'
RM BTS Sebut Bangtan Boys Pernah Memikirkan untuk Bubar
Lagu 'Cinta Seperti Aku' Naik Daun, Tiara Andini Pamerkan Vokal Makin Matang
Allan Andersn Rilis Single 'Senafas', Kolaborasi Internasional dengan Komposer Malaysia
Lirik Lagu Viral "Orang Pung Sayang' dari Fresly Nikijuluw
RACH? Debut dengan “Dopamine”, Kisah Cinta Toksik yang Penuh Euforia