Kesehatan

Apa Itu GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)?

P Suryo RP Suryo R - Sabtu, 07 Juli 2018
Apa Itu GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)?

GERD akibat dari perubahan gaya hidup. (Foto: cedars-sinai)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) merupakan keadaan patologis akibat refluks kandungan asam lambung ke esofagus. Data terakhir menunjukan angka kejadian semakin meningkat. Hal ini disebabkan perubahan gaya hidup seseorang seperti merokok dan obesitas.

Khususnya di kota besar GERD kemudian banyak menghinggapi warga di dalamnya. Ini karena gaya hidup dan pola makan yang tidak baik.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) merupakan keadaan patologis akibat refluks kandungan asam lambung ke esofagus. Selain melibatkan esophagu, keadaan ini juga melibatkan laring dan juga saluran pernapasan. Hal ini terjadi akibat dari kelemahan otot sfingter esofagus bagian bawah (Lower Esophageal Sphincter/LES). Laman Go Dok menjelaskan GERD sebagai berikut:

gerd
GERD terjadi karena berbagai faktor. (Foto: enkimd)

Ada tiga mekanisme terjadinya refluks, yaitu :

Melalui refluks spontan saat relaksasi LES.
Regurgitasi sebelum kembalinya tonus LES paska menelan.
Meningkatnya tekanan pada abdomen.

Kandungan isi lambung –yang terdiri dari asam lambung, pepsin, garam empedu, dan enzim pankreas memiliki potensi merusak lapisan esophagus. Akan tetapi, potensi perusak paling tinggi adalah asam lambung.

Secara umum, angka kejadiannya di Indonesia lebih rendah bila dibandingkan negara barat. Meskipun demikian, data terakhir menunjukan angka kejadian semakin meningkat. Hal ini disebabkan perubahan gaya hidup seseorang seperti merokok dan obesitas.

Pemicu

Beberapa hal dapat menjadi pemicu terjadinya GERD antara lain :

Alkohol
Hernia hiatus
Skleroderma
Obesitas
Kehamilan
Rokok
Konsumsi obat-obatan (antikolinergik, penyekat beta, bronkodilator, penyekat kalsium,sedatif, antidepresan, trisiklik,dan progestin).

Pengelompokan
Secara garis besar, penderita GERD dibagi menjadi dua kelompok yaitu :

GERD dengan esofagitis erosif; ditandai dengan adanya kerusakan lapisan mukosa di esofagus pada pemeriksaan endoskopi.

GERD tanpa erosif (Non Erosive Reflux Disease/NERD); tidak terdapatnya kerusakan lapisan mukosa esofagus pada pemeriksaan endoskopi.

Kelompok lainnya, yaitu GERD Refrakter; merupakan penderita yang tidak respon terhadap pengobatan dengan penyekat pompa proton (dengan dosis dua kali sehari) selama 4-8 minggu. Kelompok ini dibedakan karena penderitanya harus menjalani endoskopi saluran cerna bagian atas untuk menyingkirkan adanya penyakit ulkus, kanker, atau esofagitis.

Keluhan

Beberapa hal yang dikeluhkan oleh penderita penyakit ini antara lain :

Nyeri epigastrium/retrosternal
Heatburn (rasa panas dari ulu hati yang naik ke dada )
Disfagia (kesulitan menelan)
Mual
Odinofagia (sakit saat menelan)
Nyeri dada non-cardiac
Laringitis
Serak
Batuk karena aspirasi dan asma.
Diagnosis
Anamnesis

Penderita GERD umumnya mengeluhkan adanya rasa sumbatan di dada yang rasanya panas seperti terbakar dan semakin nyeri apabila membungkuk, tiduran,dan makan. Namun akan hilang dengan pemberian antasida. Nyeri dada ini mirip seperti nyeri dada pada kelainan jantung -istilahnya dikenal dengan non cardiac chest pain. Selain itu, batuk, suara serak, nyeri tenggorokan juga sering dikeluhkan oleh penderitanya. Riwayat pengobatan juga akan ditanyakan oleh dokter yang memeriksa karena konsumsi obat tertentu akan meningkatkan risiko GERD.

gerd
Angka kejadian GERD di Indonesia kian meningkat. (Foto: drmalladi)

Pemeriksaan

Pemeriksaan fisik pada penderita GERD umumnya normal; jarang ditemukan adanya kelainan.

Pemeriksaan penunjang tidak rutin dilakukan kecuali ada indikasi seperti pada gejala GERD yang berat. Beberapa pemeriksaan penunjang yang mungkin dilakukan adalah :

EGD (Esophagealgastroduodenoscopy)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat kerusakan esophagus. Selanjutmya, juga untuk kepentingan biopsi jaringan sehingga kondisi yang lebih lanjut seperti Barret esofagus, displasia, dan keganasan bisa terdiagnosis. EGD merupakan standar baku untuk penegakan diagnosa GERD. Penderita disarankan menjalani prosedur ini bila terdapat gejala alarm (disfagia yang progresif, odinofagia, penurunan berat badan tanpa diketahui sebabnya, anemia, hematemesis, dan/atau melena, riwayat keluarga dengan keganasan lambung dan/atau esofagus, penggunaan OAINS (obat anti inflamasi non steroid) kronik, dan usia lebih dari 40 tahun.

Barium meal
Continous esophageal PH monitoring. Pemeriksaan ini dilakukan pada penderita GERD yang tidak respon terhadap obat penyekat pompa proton (PPI).

Manometri esofagus
Tes Stool occult blood. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat perdarahan dari lambung, usus, dan iritasi esofagus.

Tes penghambat PPI.

gerd
Ada berbagai pemriksaan untuk GERD. (Foto: alaskagi)

Komplikasi

Terjadinya komplikasi bila penyakit ini tidak ditangani secara tepat, yaitu;

Komplikasi esofagus. Dapat terjadi striktur, ulkus, Barret esophagus.
Komplikasi ekstra esofagus. Asma, bronkospasme, batuk kronik, suara serak.
Penanganan

Penanganan
Prinsip penanganan GERD :

Menyembuhkan lesi esofagus
Menghilangkan gejala dan keluhan
Mencegah kekambuhan
Memperbaiki kualitas hidup

Mencegah komplikasi
Penanganan Non-Farmakologis

Modifikasi gaya hidup, seperti hentikan obat-obatan pemicu GERD,berhenti merokok, mengurangi makanan yang menstimulasi seksresi asam (kopi,coklat, keju, soda, lemak).
Posisi kepala dinaikkan saat tidur 15-20 cm.
Makan selambat-lambatnya dua jam sebelum tidur.
Menurunkan berat badan pada penderita obesitas/kegemukan.

gerd
GERD dapat mempengaruhi saluran pernafasan. (Foto: Health Xchange)

Penanganan Farmakologis

Obat-obatan dalam penanganan penyakit ini seperti :

Antasida
Pemberian antasida efektif menghilangkan nyeri. Selain itu, pengobatan ini juga berfungsi sebagai buffer asam dan memperkuat tekanan sfingter esophagus.

Anti histamine
Pengobatan ini berfungsi sebagai penekan sekresi asam (simetidine, ranitidine)

Prokinetik
Pengobatan ini berfungsi meningkatkan tonus LES dan mempercepat pengosongan lambung.(domperidone, metoclopramide).

Sukralfat
Meskipun tidak memiliki efek menekan asam tetapi pengobatan ini berfungsi meningkatkan pertahanan mukosa esofagus, serta mengikat pepsin dan garam empedu

Penyekat pompa proton
Ini merupakan pengobatan yang paling efektif dalam menghilangkan gejala serta menyembuhkan esofagitis pada penyakit ini (omeprazole dan lansoprazole).

Penanganan invasif atau pembedahan

Penanganan ini dianjurkan pada pasien yang intoleran terhadap terapi medikamentosa atau dengan gejala mengganggu yang menetap (GERD Refrakter). Timdakan yang dilakukan adalah :

Pembedahan anti refluks (Laparoscopic Nissen Fundoplication)
Terapi endoskopi (Suturing, implantasi, gastroplasty, RF ablasi). (*)

#Sakit
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Bantah Berobat ke Jepang, Ajudan Pastikan Penyakit Jokowi tidak Menular
Ruam akibat alergi yang dialami Jokowi mulai muncul beberapa hari setelah pulang dari Vatikan.
Wisnu Cipto - Jumat, 06 Juni 2025
Bantah Berobat ke Jepang, Ajudan Pastikan Penyakit Jokowi tidak Menular
Lifestyle
Ratu Camilla Mengidap Pneumonia, Bagaimana Kondisi Kesehatannya?
Ratu Camilla ternyata mengidap pneumonia. Lalu, bagaimana kondisi kesehatannya saat ini?
Soffi Amira - Kamis, 05 Desember 2024
Ratu Camilla Mengidap Pneumonia, Bagaimana Kondisi Kesehatannya?
Lifestyle
Hai Bunda, Jangan Cuma Minta Obat Kepada Dokter Jika Anak Dirasa Sering Sakit
Banyak orang tua meminta obat kepada dokter untuk meningkatkan kekebalan tubuh anaknya karena sering sakit, bahkan banyak juga yang meminta antibiotik.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 20 Maret 2024
Hai Bunda, Jangan Cuma Minta Obat Kepada Dokter Jika Anak Dirasa Sering Sakit
Hati Hati Saat Alami Serangan ke-2 DBD
Gejala klinis yang umumnya dialami penderita DBD antara lain timbulnya demam, nyeri di belakang mata, nyeri sendi, mual, muntah, dan muncul bintik merah pada kulit.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 28 Februari 2024
Hati  Hati Saat Alami Serangan ke-2 DBD
Indonesia
Tak Perlu Khawatir, Anak Salesma Bisa Sembuh Sendiri
Hal yang perlu dilakukan oleh anak-anak yang sedang mengalami selesma yakni istirahat yang cukup, memperbanyak minum.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 20 Februari 2024
 Tak Perlu Khawatir, Anak Salesma Bisa Sembuh Sendiri
Indonesia
Jalani Perawatan di Singapura, Luhut Ungkap Dirinya Alami Kelelahan Luar Biasa
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) belakangan tak tampil ke depan publik.
Mula Akmal - Rabu, 11 Oktober 2023
Jalani Perawatan di Singapura, Luhut Ungkap Dirinya Alami Kelelahan Luar Biasa
Bagikan