Angka Kelahiran di Korsel Meningkat untuk Pertama Kalinya dalam 8 Tahun Terakhir
ilustrasi kelahiran bayi. (Foto: Unsplash/Christian Bowen)
MerahPutih.com - Angka kelahiran bayi di Korea Selatan meningkat untuk pertama kalinya dalam delapan tahun terakhir pada kuartal kedua 2024. Hal ini jadi kabar baik, pasalnya negara tersebut sedang bergulat dengan tingkat kelahiran yang sangat rendah.
Menurut data Statistik Korea yang dilansir Antara, Rabu (28/8), sebanyak 56.838 bayi lahir pada periode April-Juni, naik 1,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka tersebut merupakan yang pertama kalinya sejak kuartal keempat 2015, ketika angka kelahiran naik 0,6 persen.
Peningkatan terjadi karena jumlah bayi baru lahir menunjukkan pertumbuhan tahunan untuk pertama kalinya sejak September 2022 pada April dengan kenaikan sebesar 2,8 persen.
Angka tersebut naik 2,7 persen (yoy) pada Mei sejalan dengan pertumbuhan jumlah pasangan yang baru menikah pasca pandemi COVID-19.
Baca juga:
Solo Marriage, Tren Baru Menikahi Diri Sendiri
Namun pada Juni, jumlah bayi baru lahir turun 1,8 persen menjadi 18.242 yang merupakan angka terendah pada Juni.
Tingkat kesuburan total yang merupakan rata-rata jumlah perkiraan kelahiran seorang perempuan sepanjang hidupnya, mencapai 0,71 pada kuartal kedua 2024 atau tidak berubah dari tahun sebelumnya.
Angka tersebut merupakan rekor terendah dan jauh di bawah batas 2,1 kelahiran per perempuan yang diperlukan untuk mempertahankan populasi yang stabil tanpa imigrasi.
Baca juga:
Angka Kelahiran di Jepang Menurun, Semakin Rendah
Sementara, jumlah kematian di Korea Selatan naik tipis 1,1 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 84.147 pada kuartal kedua dan jumlah penduduk pun menurun sebanyak 27.309.
Jumlah kematian telah melampaui jumlah bayi baru lahir sejak kuartal keempat 2019.
Data juga menunjukkan bahwa jumlah pasangan yang menikah naik 17,1 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 55.910 pada periode April-Juni 2024. Fakta tersebut merupakan pertumbuhan tercepat kedua dalam sejarah.
Sedangkan, jumlah pasangan yang bercerai turun 2,7 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 22.831.
Baca juga:
Korea Selatan akan Buat Kementerian Baru, Langkah untuk Atasi Rendahnya Angka Kelahiran
Korea Selatan mengalami perubahan demografis yang suram, karena banyak orang muda memilih untuk menunda atau membatalkan niat untuk menikah dan memiliki anak, seiring dengan perubahan norma sosial dan gaya hidup.
Banyak juga yang menunjukkan harga rumah yang tinggi dan pasar kerja yang sulit sebagai alasan utama.
Korea Selatan diperkirakan akan menjadi negara dengan masyarakat lanjut usia pada 2072 karena usia rata-rata akan meningkat menjadi 63,4 dari 44,9 pada 2022.
Sementara itu, populasinya akan turun menjadi sekitar 36,22 juta pada 2072 dibandingkan tahun lalu yang berjumlah 51,73 juta. (*)
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Penyelundupan hingga Narkotika Bikin Prabowo ‘Ngeri’, Dianggap Jadi Bahaya Nyata bagi Masa Depan Perekonomian
KTT APEC Bakal Hasilkan Deklarasi Gyeongju Dan Kesepakatan Kecerdasan Artifisial
Ketegangan Global di Depan Mata, Prabowo Peringatkan semua Pemimpin APEC tak Saling Curiga dan Bangkit dari Ketakutan
Tersentuh Sikap Hangat Prabowo, Pekerja Migran di Korea: Beliau Seperti Sosok Ayah bagi Kami
Presiden Prabowo Telah Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda dan Isu KTT APEC 2025
Presiden Prabowo Berada di Korea Selatan Selama 3 Hari, Hadiri KTT APEC
Sambil Menyelam Minum Air, Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt Malah Belanja Skincare saat Dampingi Kunjungan Donald Trump di Korea Selatan
Jamuan ala ‘Bon Appetit, Your Majesty’ di KTT APEC, Menu Khas Korea dengan Sentuhan Modern dan Kemewahan
Unjuk Kekuatan Nuklir, Korut Uji Rudal Jelang Kedatangan Presiden Trump ke Korsel
Kisah Smile of Silla, Ubin Kuno yang Jadi Wajah Resmi APEC 2025