Hanya 1 Persen Anak-Anak Pengidap Virus Corona


Jumlah pengidap corona di usia anak-anak sedikit (Sumber: Healthy Essential)
ANGKA pengidap corona di seluruh dunia terus bertambah. Tercatat sebanyak 42.763 orang terinfeksi virus dari Wuhan ini.
Korban meninggal ditaksir mencapai 1013 orang. Dari angka tersebut, jumlah penderita virus corona usia anak-anak sangat sedikit.
Baca Juga:
Di negara asal perkembangan virus Corona, Tiongkok, jumlah kasus pada anak-anak dilaporkan begitu rendah. Hanya 416 anak atau kurang dari satu persen. Sebuah studi kasus coronavirus dari 8 Desember 2019 hingga 6 Februari 2020 menemukan bahwa hanya sembilan bayi di bawah satu tahun yang terinfeksi kasus corona.
Bayi-bayi tersebut tidak mengalami komplikasi parah ataupun memerlukan perawatan intensif. Pun tidak ada kematian yang dilaporkan pada kelompok umur anak-anak.
Studi New England Journal of Medicine mengatakan bahwa kemungkinan anak-anak terinfeksi lebih kecil bila dibandingkan orang dewasa.
Sementara Ketua Indonesia Influenza Foundation, Prof. dr. Cissy B Kartasasmita, SpA(K), MSc. menjelaskan bahwa semua gejala yang timbul pada anak-anak erfolong ringan. "Gejala yang di Tiongkok itu hanya demam ringan, batuk kering, dan lemas. Sebagian ada pilek. Sementara yang di Singapura tanpa gejala," tuturnya saat dihubungi lewat sambungan ponsel.

Fenomena ini menghadirkan sejumlah spekulasi dari kalangan tenaga medis; kurangnya mereka terpapar secara langsung di tempat penyebaran utama atau ada yang berbeda dari cara mereka merespon virus. "Penyebaran virus ini pertama kali terindikasi di pasar makanan laut di Wuhan. Tidak banyak anak yang pergi ke pasar ikan," ujar profesor epidemiologi dan pediatri University of North Carolina, David Weber.
Berbeda dengan virus influenza yang menyebar melalui udara, virus ini dapat menyebar di antara orang-orang melalui cairan di pernapasan seperti air liur atau lendir.
Baca juga:
Mulai Langka di Pasaran, Bikin Sendiri 'Hand Sanitizer' dari Bahan Alami
Mungkin saja para orang dewasa tidak menyebarkan virus ke anak-anak. Karena mereka amat berhati-hati mencuci tangan, menutup mulut dan mengisolasi dirinya jika merasa sakit.
Alih-alih merasa cemas akan persebaran virus corona pada anak-anak, para orang tua harus lebih waspada pada penyebaran virus flu pada anak-anak. "Di musim seperti saat ini, virus flu lebih banyak beredar di udara dan bisa menyerang anak-anak kapan saja," ucap dokter Cissy. Dokter Cissy menjelaskan bahwa gejala flu yang timbul pada anak-anak mirip atau lebih parah daripada corona.

Senada dengan dokter Cissy, Weber mengatakan bahwa anak-anak lebih berpotensi terpapar virus influenza. "Orang-orang seharusnya jauh lebih khawatir terhadap influenza dan penyakit pernapasan lainnya. Dalam banyak kasus, wabah flu pada anak-anak menyebarnya lebih banyak dibandingkan orang dewasa," urainya.
Virus influenza beresiko tinggi pada anak-anak. Anak di bawah lima tahun yang terpapar virus influenza berpotensi mengalami komplikasi serius seperti penumonia, gagal pernapasan atau gagal ginjal.
Untuk menangkal virus flu dan corona, Dokter Cissy punya cara jitu. "Beri gizi seimbang pada anak-anak salah satunya buah-buahan. Buah kaya akan antioksidan yang dapat berfungsi sebagai antiinflamasi. Selain itu, pastikan tubuh anak terhidrasi karena tenggorokan yang kering membuat anak rentan mengidap flu," jelasnya. (avia)
Baca juga:
Jangan Panik, Indonesia Akan Kembangkan Vaksin Antivirus Corona
Bagikan
Berita Terkait
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat

COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan

Biaya Pasien COVID-19 Masih Ditanggung Pemerintah Meski PPKM Dicabut
