HUT Jakarta

Andai Jakarta Tak Lagi Menjadi Ibu Kota, Bisakah?

Iftinavia PradinantiaIftinavia Pradinantia - Sabtu, 22 Juni 2019
Andai Jakarta Tak Lagi Menjadi Ibu Kota, Bisakah?

Jakarta tak lagi menjadi ibu kota (Sumber: Venansius Fortunatus)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SEJAK zaman dahulu, sebuah peradaban dan perkotaan di mulai di dekat perairan. Misalnya, Mesopotamia dengan sungai Tigrisnya, Mesir dengan sungai nilnya atau Tiongkok dengan Sungai Kuningnya. Tahukah kamu mengapa bisa muncul peradaban? Masyarakat yang tinggal di dekat air biasanya memiliki kualitas hidup yang baik. Mereka subur dan makmur.

Ketika urusan perutnya sudah terkendali dengan baik maka mereka bisa mengembangkan seni dan peradabannya dengan baik. Hal tersebut terjadi pula di Jakarta. Sunda Kelapa membuat peradaban di ibukota negara ini sejak zaman dahulu telah tertata baik.

Keberadaan pesisir pantai rupanya menjadi magnet tersendiri bagi para pedagang asing. Mudahnya akses transportasi laut membuat mereka pun menjadikan kota ini sebagai salah satu pusat bisnis. Keberadaan para pedagang asing ini membuat masyarakat Betawi terbiasa dengan potret multikulturalisme sejak dahulu.

Multikulturalisme yang sudah berkembang di tengah masyarakat tersebut rupanya membuat warga Jakarta begitu terbuka dengan pendatang. Sisi multikulturalisme tersebut membuat Jakarta dipandang tak hanya cocok untuk pusat bisnis tetapi juga pusat pemerintahan.

“Berdasarkan penelitian yang saya lakukan, jika ada knowledge concentration, business concentration, atau administration concentration di suatu wilayah maka akan terjadi migrasi secara besar-besaran ke wilayah tersebut,” ujar pengamat kota dan budayawan Betawi, Dr. Fuad Gani, SS.MA. Jakarta memiliki ketiga konsentrasi tersebut. Migrasi secara masif menyebabkan jumlah penduduk di Jakarta overpopulated.

Derasnya arus migrasi membuat pemerintah merencanakan pemindahan ibu kota ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Persiapan pemindahan ibu kota tersebut melibatkan berbagai pihak seperti ahli IT, ahli planologi dan ekonom. “Pemindahan tersebut melibatkan ahli-ahli dari berbagai bidang. Namun harus dilihat apakah ada aspek-aspek tak terlihat seperti politik dan kultur di dalamnya,” tutur Fuad saat ditemui di Universitas Indonesia, Jumat (21/6).

Jakarta
Jakarta (Sumber: ANTARA)

Menurutnya, aspek-aspek tersebut kerap kali dipandang sepele namun bisa memberi efek domino di kemudian hari. “Dari segi pembangunan gedung mungkin memerhatikan sustainability, IT pun sudah canggih tetapi itu hanya instrumen. Kita juga harus memikirkan eksesusinya di lapangan,” ucapnya.

Hal paling mendasar adalah dari sisi administrasi. Ketika pusat pemerintahan dipindahkan ke luar daerah, semua akan berubah. “Kalau pindah kita harus mengubah kop surat. Terlihat sepele namun sebenarnya pengurusan administratif itu merepotkan,” ujarnya. Ia juga mengatakan bahwa masyarakat yang memiliki keperluan ke kementerian tertentu pun akan mengalami kesulitan.

Kedua, ia menjelaskan pegawai yang hendak dipindahkan ke luar pulau juga belum tentu semuanya ingin pindah. “Ketika pemerintah memindahkan kementerian, otomatis pegawainya juga akan pindah. Pertanyaannya apakah mereka semua bersedia terutama pegawai-pegawai usia lanjut,” urainya. Menurutnya, pegawai-pegawai usia 35 tahun ke atas telah memiliki kehidupan settle di Jakarta. Teman-teman dan fasilitas yang mereka dapatkan di Jakarta membuat mereka enggan untuk meninggalkan Jakarta.

“Pegawai yang sudah tua ibaratnya lebih baik kampungnya di tenggelamkan daripada harus pindah,” cetusnya bergurau. Keengganan mereka untuk keluar kota berpotensi membuat pegawai usia tua pensiun dini. Kalau mereka pensiun dini artinya pemerintah harus menyediakan anggaran ekstra untuk mereka yang memutuskan pensiun lebih awal.

Sementara hal ketiga yakni hilangnya berbagai kenyamanan yang didapat di Jakarta. “Jakarta menawarkan berbagai kenyamanan untuk masyarakat. Surga dan neraka tersedia semua di sini,” jelasnya. Untuk membangun fasilitas yang selengkap dan sebaik Jakarta lagi-lagi pemerintah harus menganggarkan dana khusus. Belum lagi dengan kualitas air yang tersedia di calon ibukota.

Fuad menyebutkan, Palangkaraya yang didominasi oleh lahan gambut membuat suhu lebih panas dan air resapannya pun lebih sulit daripada di Jakarta. “Kesulitan air mungkin jadi hal yang harus dihadapi padahal sebagai orang muslim, sehari minimal kita harus menggunakan air lima kali,” jelasnya.

Jakarta
Fasilitas Jakarta (Sumber: MP/Rizki Fitriyanto)

Hal terakhir yang menjadi concern para budayawan adalah penerimaan warga setempat pada pendatang. Budayawan Betawi lainnya, Dr. Yudhi Syarif, M.Hum mengatakan bahwa potret multikulturalisme Jakarta membuat warga bisa hidup rukun dengan warga pendatang sejak berpuluh-puluh tahun lalu. "Kita tidak tahu bagaimana karakteristik masyarakat di kota yang diproyeksikan sebagai ibukota baru. Kalau tidak melakukan pendekatan secara kultur, bisa menyebabkan konflik," jelas Yudhi.

Sementara untuk masyarakat asli Jakarta, Yudhi menuturkan bahwa masyarakat Betawi sendiri tak memiliki masalah jika tak lagi menjadi ibu kota. "Bahasa sederhananya lu pindah ya pindah aja, kita ngga ada masalah," ucap Yudhi. Yudhi menjelaskan bahwa masyarakat asli Jakarta optimis bahwa Jakarta masih akan menjadi magnet perbisnisan.

"Apalagi pada dasarnya masyarakat Betawi lebih senang berbisnis. Jadi, pemindahan pemerintahan tidak akan membawa pengaruh signifikan bagi kami. Malah enak Jakarta sepi," tukas pria yang juga berprofesi sebagai dosen di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia tersebut berkelakar. (avia)

#HUT Jakarta #DKI Jakarta #Jakarta #Jakarta Macet #Pemindahan Ibu Kota
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Indonesia
Gubernur Pramono Instruksikan Pemberian 3 Insentif untuk Buruh
Pemerintah DKI segera menetapkan upah minimum provinsi (UMP) Jakarta 2026.
Frengky Aruan - Senin, 22 Desember 2025
Gubernur Pramono Instruksikan Pemberian 3 Insentif untuk Buruh
Indonesia
Wagub Rano Tegaskan Pasokan dan Stok Pangan Aman hingga Januari 2026, Harga Juga Relatif Stabil
"Kami mengajak masyarakat tetap tenang karena stok pangan Jakarta tercukupi," kata Rano
Frengky Aruan - Senin, 22 Desember 2025
Wagub Rano Tegaskan Pasokan dan Stok Pangan Aman hingga Januari 2026, Harga Juga Relatif Stabil
Indonesia
Pedagang Terdampak Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Isi Tempat Penampungan Sementara
Para pedagang dapat mulai mengaktivasi kios mereka di TPS mulai Minggu (21/12), sambil dilanjutkan penyempurnaan lokasi oleh Pasar Jaya.
Dwi Astarini - Senin, 22 Desember 2025
Pedagang Terdampak Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Isi Tempat Penampungan Sementara
Indonesia
Pengemudi Truk Sampah Meninggal Akibat Kelelahan, Pemprov DKI Evaluasi Jam Kerja
Pemprov DKI juga sedang melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengangkutan sampah, termasuk penataan ulang jadwal angkut dan pengurangan antrean truk di TPST Bantargebang
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 22 Desember 2025
Pengemudi Truk Sampah Meninggal Akibat Kelelahan, Pemprov DKI Evaluasi Jam Kerja
Indonesia
25-26 Desember 2025, tak Ada Ganjil Genap di DKI Jakarta
Sehubungan dengan Hari Raya Natal 2025, pemberlakuan ganjil genap di Jakarta ditiadakan pada 25-26 Desember 2025
Dwi Astarini - Senin, 22 Desember 2025
 25-26 Desember 2025, tak Ada Ganjil Genap di DKI Jakarta
Indonesia
Ikuti Pemerintah Pusat WFA ASN DKI Akhir Tahun, Pramono Pastikan tak Ganggu Pelayanan Warga
Kebijakan ini bertujuan mendukung aktivitas ekonomi selama periode libur Natal dan tahun baru (Nataru) 2025/2026.
Dwi Astarini - Jumat, 19 Desember 2025
Ikuti Pemerintah Pusat WFA ASN DKI Akhir Tahun, Pramono Pastikan tak Ganggu Pelayanan Warga
Indonesia
Pramono Pastikan tak Ada Perayaan Kembang Api Malam Pergantian Tahun 2025-2026
Pemerintah DKI akan menyelenggarakan acara doa sebagai bentuk empati terhadap bencana di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara.
Dwi Astarini - Jumat, 19 Desember 2025
Pramono Pastikan tak Ada Perayaan Kembang Api Malam Pergantian Tahun 2025-2026
Indonesia
Kasus Matel Kalibata, 6 Polisi Jadi Tersangka, DPR: Pembakar Kios Juga Harus Dihukum
Peristiwa perusakan dan pembakaran kios merupakan tindak pidana serius yang meresahkan masyarakat.
Dwi Astarini - Selasa, 16 Desember 2025
Kasus Matel Kalibata, 6 Polisi Jadi Tersangka, DPR: Pembakar Kios Juga Harus Dihukum
Indonesia
Kebakaran Maut di Pasar Kramat Jati, Polisi belum Simpulkan Penyebab dan Tunggu Hasil Investigasi Puslabfor
Kebakaran di kawasan Pasar Induk Kramat Jati bukan kali pertama terjadi.
Dwi Astarini - Senin, 15 Desember 2025
Kebakaran Maut di Pasar Kramat Jati, Polisi belum Simpulkan Penyebab dan Tunggu Hasil Investigasi Puslabfor
Indonesia
Puslabfor Kembali Olah TKP Kebakaran Terra Drone, Apa yang Kurang?
Saat olah TKP pertama yang dilakukan hari H kebakaran Selasa (9/12) lalu, tim puslabfor menemukan abu arang dari sisa kebakaran serta sisa baterai drone.
Wisnu Cipto - Kamis, 11 Desember 2025
Puslabfor Kembali Olah TKP Kebakaran Terra Drone, Apa yang Kurang?
Bagikan