Analis: Retorika Politik Surya Paloh Ditujukan kepada Presiden Jokowi


Apel Siaga Perubahan di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (16/7/2023). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/nz.
MerahPutih.com - Pidato politik Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dinilai sarat dengan pesan politik dan retorika politik yang ditujukan langsung secara persuasif kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pendapat itu disampaikan oleh analis komunikasi politik dari Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting, menanggapi pidato politik Surya Paloh, Minggu (16/7) kemarin.
“Surya Paloh konsisten menggunakan makna dasar restorasi dengan menggunakan diksi denotatif (kata yang sebenarnya) untuk memperjuangkan perubahan. Pidato politik itu secara persuasif ditujukan kepada Presiden Jokowi,” kata Selamat Ginting di Jakarta, Senin (17/7).
Baca Juga:
Surya Paloh: Tidak Ada Gunanya Pemilu 2024 Digelar jika Timbulkan Perpecahan
Surya Paloh menyampaikan pidato politik dalam acara Apel Siaga Perubahan Partai NasDem, di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Minggu (16/7).
Di hadapan bakal calon presiden Anies Baswedan, Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu, serta kader NasDem yang memenuhi GBK, Surya Paloh tegas mengkritik Presiden Jokowi.
Menurut Ginting, dalam pidato politiknya Surya Paloh secara terang-terangan menyampaikan kekecewaannya, karena kondisi yang diharapkan saat ini tidak sesuai dengan cita-cita dan harapan para pendiri bangsa.
“Ungkapan frasa sayang seribu sayang, tidak sesuai harapan. Hal itu diucapkannya dua kali dan mendapatkan sambutan tepuk tangan dari peserta apel siaga perubahan,” ungkapnya.
Awalnya, kata Ginting, Surya Paloh mengungkapkan revolusi mental yang digagas Jokowi sejalan dengan nilai Partai NasDem. Sehingga, partai besutan Surya Paloh itu mendukung dengan totalitas sepenuh tenaga menjadikan Jokowi sebagai Presiden pada 2014 lalu.
Dikemukakan di akhir pidato, Surya Paloh mengakui telah terjadi kesalahpahaman antara NasDem dan pemerintah (Presiden Jokowi) yang didukungnya.
"Kita terjepit, tapi apakah kita menyerah, kita menyerah, kita menyerah?" kata Ginting menirukan pernyataan Surya Paloh.
“Surya Paloh tegas menjawab tidak akan menyerah. Itulah pesan politik dari retorika politik Surya Paloh dalam pidato persuasif yang ditujukan langsung kepada Presiden Jokowi,” ujar Ginting.
Baca Juga:
Surya Paloh Sebut Kemajuan Indonesia Tak Sesuai Harapan
Menurut Ginting, retorika berpidato adalah salah satu tradisi dalam ilmu komunikasi. Tidak mudah untuk menguasai seni berbicara politik, karena perlu bakat alami maupun melalui keterampilan teknis.
“Surya Paloh sudah belajar teknik berpidato yang baik sejak masa SMA. Ia berlatih berpidato berulang-ulang di depan cermin. Ia mampu berbicara lancar dengan pikiran yang jelas dan memiliki ingatan yang kuat untuk disampaikan secara singkat, jelas, padat dan mengesankan,” kata Ginting.
Ginting mengakui Surya Paloh salah satu elite bangsa yang memiliki kemampuan berpidato politik terbaik saat ini di Indonesia. Antara lain karena memiliki ingatan yang kuat terhadap sejarah, punya daya kreasi dan fantasi tinggi, serta teknik mengungkapkan fakta dan penilaian dengan tepat.
“Bang Surya Paloh seperti Che Guevara muda yang berapi-api dengan tampilan topi baret militer, kumis, janggut, dan berewok. Ia bisa mencari padanan kata dan nada bicara yang sesuai di tengah gemuruh ribuan massa. Dia tahu waktu, ruang, dan situasi yang tepat. Termasuk kepada siapa pesan yang disampaikan dalam pidatonya,” ungkapnya.
Beretorika, lanjut Ginting, harus dapat dipertanggungjawabkan secara emosional. Sebab, tujuan retorika politik itu sesungguhnya membuktikan maksud pembicaraan dan membuktikannya di depan publik.
Menurut Ginting, pidato Surya Paloh masuk dalam kategori persuasif, dan bukan informatif maupun rekreatif. Pidato persuasif bertujuan memengaruhi khalayak dengan membujuk agar mengubah pilihan atau sikapnya.
“Sehingga pidato politik Surya Paloh bertujuan agar publik mempercayai ucapannya dengan antusias, dan melakukan sesuatu sesuai dengan harapannya,” pungkasnya. (Pon)
Baca Juga:
Surya Paloh dan Anies Baswedan akan Pidato Pada Apel Siaga Perubahan
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
NasDem Minta DPR Setop Gaji Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach

NasDem Nonaktifkan Sahroni dan Nafa Urbach dari DPR, Berlaku Mulai 1 September 2025

Ahmad Sahroni Trending Usai Sebut 'Orang Tolol' di IG, Netizen Banjiri Kolom Komentar

Tutup Rakernas, Surya Paloh Targetkan NasDem Masuk 3 Besar Pemilu 2029

NasDem Siap Tantang Partai Besar, Punya Strategi Khusus Rebut Tiga Besar Pemilu 2029

Murka Surya Paloh! Sentil KPK Soal OTT Bupati Kolaka Timur, Minta DPR Turun Tangan

Resmi! NasDem Beri Dukungan Penuh ke Prabowo-Gibran, Tapi Paloh Ancam Akan Lakukan Ini jika Ada Kebijakan Salah

Bupati Koltim Abdul Azis Ungkap Psikologis Keluarganya Terganggu Gara-Gara Kabar Diciduk OTT KPK

Apresiasi Usulan NasDem, Komisi II Kaji Wacana Penundaan Sementara Pembangunan IKN

Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu
