Anak Tantrum Saat Smartphone Diambil, Ini Yang Bisa Dilakukan


Ilustrasi Samsung Fold 6. (Foto: Unsplash/Onur Binay)
MerahPutih.com - Anak kecanduan gawai atau smartphone saat ini biking pusing orang tua. Bisa berjam-jam anak bermain dengan gawainya bahkan sulit untuk dilarang.
Saat dilarang bahkan anak akan mengalami tantrum, menangis kencang dan susah diredakan.
Psikolog klinis dan keluarga Pritta Tyas menyampaikan, anak yang mengalami tantrum karena gawai bisa jadi tanda awal kecanduan atau adiksi.
Ia memaparkan, ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Baca juga:
TNI Ungkap Penyebab Anak Terjatuh dari Bus di Tol Joglo, Diduga Terpental saat Pintu Darurat Terbuka
Di mana, gejala lain adiksi gawai seperti anak kehilangan minat untuk melakukan sesuatu yang biasanya diminati hingga sulit memikirkan apa yang bisa dilakukannya selain bermain dengan gawai.
Gejala tersebut timbul akibat anak kekurangan gerak, kurang bermain di luar ruangan sehingga dia hanya bisa memikirkan permainan yang melibatkan ponsel.
"Orang tuanya mungkin kurang mendampingi atau terlalu kecil usia ketika dikasih gawai," kata psikolog klinis lulusan Universitas Gadjah Mada itu dalam sesi diskusi di Jakarta, Kamis (3/7) malam.
Pritta menyampaikan, ketika anak sudah mengalami gejala itu orang tua sebaiknya mengambil gawai tersebut.
Langkah yang bisa dilakukan orang tua ketika menghadapi tantrum adalah pastikan keamanan anak hingga ikut menemaninya.
Setelah itu, biarkan anak meluapkan emosinya seperti membiarkan menangis hingga tunggu sampai dia tenang, lalu bisa memberikan bantuan secara fisik.
"Validasi emosinya, contohnya 'mama tahu, papa tahu kamu marah, tapi sekarang waktunya udah habis'. Tunggu sampai dia lebih tenang, baru nanti tawarkan minum atau mau mengeringkan badan," Pritta menjelaskan.
Ia menyarankan, anak sebaiknya baru mulai menonton konten digital dengan pendampingan pada usia minimal 3 tahun, dengan durasi 15 menit sekali dan maksimal 1 jam per hari.
Kemudian, anak diperbolehkan memainkan gawai disarankan pada usia 4-5 tahun. Sedangkan untuk memiliki gawai sendiri sebagai hak milik, idealnya pada usia 8-9 tahun.
"Ketika anak sudah mulai sekolah dan membutuhkan perangkat pribadi untuk tugas-tugasnya," ujarnya.
Pritta menambahkan, dalam mencegah anak mengalami adiksi gawai, hal yang bisa dilakukan orang tua adalah harus mencari alternatif kegiatan lain seperti mengajak bermain di luar ruangan atau bermain sesuatu yang tidak menatap layer.
Selain itu, serta bisa menjelaskan pada anak terkait fitur yang akan diterapkan dalam penggunaan gawai seperti parental control (kontrol orang tua).
"Harus ada kesepakatan bahwa misalnya gawai ini tidak dibawa ke dalam kamar, hanya boleh digunakan di ruang keluarga atau di kamar orang tuanya dan batas penggunaan maksimal," ungkapnya. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Bocoran OPPO Reno 15 Pro Max Terungkap, Berikut Spesifikasi Lengkapnya!

DxOMark Sebut iPhone 17 Pro Punya Kamera Selfie Terbaik, Kalahkan Google dan Honor

10 Smartphone Terbaru 2025 di Indonesia, Pilihan Terbaik untuk Semua Budget

Anomali Apple: iPhone Air Kurang Laris, Tapi Produksi iPhone 17 Malah Diborong Habis

iPhone 18 Pro Bakal Dilengkapi Kamera Aperture Variabel, Kerja Sama dengan 2 Perusahaan Tiongkok

Masalah Anak Picky Eater Ternyata Bisa Diatasi Lewat Permainan Sensorik
Mengintip Keseruan Anak-anak Bermain Air Aliran Sungai Ciliwung Jakarta

OPPO Find X9 Series Meluncur Global 28 Oktober, ini Spesifikasi Lengkapnya

Samsung Bakal Hentikan Seri Edge, Bagaimana Nasib Galaxy S26?

OPPO Find X9 dan Find X9 Pro Meluncur, Bawa Dimensity 9500 hingga Baterai 7.500mAh
