Album 'GODSIGMA' Sajama Cut Sarat akan Ungkapan Spontan Emosi
Sajama Cut rilis album terbaru bertajuk GODSIGMA. (Facebook/@sajamacut)
MUNGKIN sedikit terlambat untuk membahas album dari unit indie rock asal Jakarta, Sajama Cut. Mereka kembali merilis album kelima bertajuk GODSIGMA pada 16 Oktober 2020.
Bagi mereka yang menyukai kartun Jepang era 80an pasti sudah tidak asing dengan nama itu, God Sigma merupakan serial televisi anime yang pertama disiarkan di Jepang di awal 80an.
Baca juga:
Film Dokumenter 'Seni Melawan Pandemi' Gambarkan Cara Navicula Bertahan
“GODSIGMA adalah simbolik untuk unit keluarga saya dan juga kesatuan dalam sebuah band,” ucap vokalis Sajama Cut, Marchel Thee kepada merahputih.com, Senin 10 November 2020.
GODSIGMA menjadi album kelima Sajama Cut sepanjang karir mereka selama dua dekade. Berbeda dengan album sebelumnya, Hobgoblin (2015), kali ini Sajama Cut kembali menggunakan penuh lirik Indonesia di albumnya.
Album ini telah dirilis dalam setiap kanal digital digital dan format CD oleh DeMajors Records. Dengan penyusunan harmoni bunyi nan catchy dari setiap instrumen serta penggunaan lirik Indonesia yang sarat akan sarkasme, menjadikan album ini memiliki nuansa yang pas untuk diorientasikan di panggung.
“Saya ingin mencari cara untuk menggunakan lirik Indonesia tanpa 'perangkap' lirik pada umumnya: penggunaan metaphor yang berlebihan, topik yang menjemukan, dan penyampaian yang dramatis untuk tema yang sebenarnya itu-itu saja,” tambah pria yang juga merangkap sebagai penulis di beberapa media daring.
Baca juga:
Gambaran Pemikiran Isyana Sarasvati di Single 'Unlock The Key'
Album GODSIGMA juga memiliki detail-detail kecil seperti penggunaan vokal latar yang sayang untuk dilewatkan, seperti “Lukisan Plaza Selamanya, Leslie Cheung, Melukisku Melukisnya”, percampuran ringan synth dan gitar di “Tekstur Kulit Wanita Kaya-Raya, hingga lirik komedi “Oh di akhirat, menonton Srimulat jenaka, bersama” pada nomor terkahir.
Selain itu, “Terbaring Di Pundak Pesawat, Termakan Api, Terlentang, Tersenyum” menjadi lagu wajib untuk didengarkan pada album ini.
“Tidak ada pesan pada album ini. Semua hanya ungkapan spontan emosi. Arti karya ada di tangan dan hati yang mendengarkan. In the eyes of the beholder,” jelas Marchel.
Perilisan album GODSIGMA telah didahului oleh empat singgel dengan format kaset yang masing-masing dirilis oleh beberapa label, mulai dari Gabe Gabe Tapes, Lamunai, Orange Cliff, dan Guerrilla Records, dan satu rilisan vinyl untuk “Rachmaninoff dan Semangkuk Mawar Hidangan Malam” dengan format 7 inch oleh Vanilla Thunder Records.
Pada 6 November 2020, Sajama Cut juga merilis sebuah dokumenter berisikan beberapa rekaman pribadi saat pembuatan album GODSIGMA di studio, lengkap dengan video lirik lengkap dengan visual unik.
“Pengungkapan visual yang cocok ditonton untuk bukan hanya mendengarkan tapi merasakan keseluruhan pengalaman Godsigma. Ada gabungan stock footage yang diambil saat rekaman untuk memberikan sedikit konteks kemanusiaan di belakang lagu-lagu ini. Semoga fans kita bisa tertawa dan menikmati bersama,” tutupnya. (far)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Zara Leola, Mikky, dan Zia Kolaborasi Hidupkan Kembali Lagu 'Apanya Dong': Simak Lirik dan Makna Lagunya
Farel Prayoga dan Etenia Croft Rilis 'Kita Tak Sendiri', Tawarkan Nuansa Hangat dan Penuh Arti
Wijaya 80 Kembali dengan 'Malam-Malam', Lagu Pop Retro yang Menyentuh
Airportradio Angkat Tema Pemulihan Penyintas Kekerasan Perempuan di Lagu 'Semesta Kecil' dan 'Bunga Tengah Hari'
Bernadya dan JKT48 Hadirkan 'Percik Kecil', Lagu tentang Cinta yang Kehilangan Cahaya
Float Rilis Single 'Dimabuk Cahaya': Bukan Comeback, Tapi Napas Kreatif yang Berlanjut
Dua Dekade Persahabatan, RAN Persembahkan Video Musik 'Memori' di Usia ke-19
ONE OR EIGHT Rilis 'GATHER Limited Edition', Merchandise Spesial Sambut Mini Album Baru
Kehampaan dalam Hitam-Putih, Kataswara Persembahkan Single 'Menyesal Baca Berita'
Lagu Ikonik 'White Christmas' Bing Crosby, Gambarkan Indah dan Hangatnya Perayaan Natal