Afgan Rekam Suaranya dengan Mic Seadanya


Afgan rilis single baru dengan warna 80-an. (Foto: dok. trinity optima production)
SUKSES merilis album Wallflower pada tahun 2021 lalu, penyanyi Afgan merilis single terbarunya, So Wrong But So Right. Berkisah tentang bubungan naik-turun, konfrontasi antara emosi dan logika pada nuansa jatuh cinta. Terkadang memang sulit untuk menemukan jalan tengah di antara dua hal itu apabila sudah melihatkan perassaan.
Ketika kamu merasa benar, tapi jauh di dalam hati kamu juga merasa salah. Faktanya, seseorang yang kamu inginkan belum tentu sosok yang dibutuhkan dalam hidupmu.
Baca juga:
Reality Club Hadirkan Puisi Asmara di Lagu 'Anything You Want'

Lagu ini menurut penyanyi bernama lengkap Afgansyah Reza itu, terinspirasi dari serial televisi, khususnya pada lirik dan beat-nya. Lagu itu dihadirkan dengan sentuhan retro 80-an, kental akan permainan gitar elektrik, dan berbahasa Inggris.
Lagu tersebut menandakan bahwa Afgan sudah melakukan banyak eksplorasi dn eksperimen untuk karya-karya terbarunya. Untuk proses pembuatan lagu itu memberikan pengalaman baru bagi Afgan. Untuk pertama kali dia melakukan proses take vokal secara raw di rumahnya.
"Vokalku untuk lagu ini, aku rekam sendiri dengan mic seadanya di ruang tamu kediamanku. Sempat mencoba take ulang di studio yang lebih proper tapi feel-nya kurang. Aku ingin menunjukan sisi yang lebih raw, mulai dari vokal sampai penulisan lagunya," ungkap Afgan pada siaran pers yang diterima merahputih.com.
Lebih lanjut Afgan menambahkan, bahwa dia percaya insting dan intuisinya. Karena hasilnya pure dari dalam hati dan jujur. Bahkan, ketika proses mixing, Afgan memikirkan sound retro yang tepat se-detail mungkin. Dia tidak ingin lagunya kehilangan sentuhan yang diinginkannya.
Untuk video klipnya So Wrong But So Right, Afgan menggandeng sahabatnya Naya Anindita sebagai sutradara. Pada video klip tersebut, Afgan beradu akting dengan aktris Vanesha Prescilla.
Baca Juga:
Doms Dee dan L.O.P Libatkan Ellyas Pical di Single 'Jab Hook Jab'

"Aku dan Naya Anindita bersahabat selama lebih dari 10 tahun. Waktu itu, saat kami di Bali, aku memintanya untuk mendengarkan demo So Wrong But So Right, Dia paham lagunya dan kami berdiskusi soal visualisasi akan sepasang kekasih dengan hubungan yang penuh akan turbulensi, namun dengan euforia yang tak terkalahkan," tutur Afgan.
Masih tentang video klip tersebut, di satu sisi pasangan itu tahu bahwa mereka adalah masalah untuk satu sama lain. Hal itu merupakan angle yang belum pernah hadir di video klip lagu Afgan sebelumnya.
Sementara alasan pemilihan Vanesha Prescilla, karena Afgan berpikir dia seorang aktris yang hebat dan image-nya sangat sweet. Melalui video klip ini Afgan ingin menunjukan sisi lain dirinya yang lebih dark.
"She did a really great job, dan aku enggak salah karena sejak awal, aku ingin dia menjadi lawan mainku," terang Afgan.
Afgan berharap lagu ini bisa diterima dan dinikmati oleh orang-orang sebagai sebuah karya yang jujur. Melalui lagu tersebut, Afgan juga ingin menyampaikan pesan yang sangat berhubungan dengan kehidupan percintaan anak zaman sekarang. Soal hubungan yang tidak sehat namun dipertahankan karena euforia dan ego memiliki. (Ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Luncurkan EP 'Midnight’s Promises', Gabriella Ekaputri Tuangkan Luka dan Kekuatan

The Kid LAROI Rilis “A COLD PLAY” Lagu Patah Hati dengan Refleksi Mendalam, Berikut Lirik Lengkapnya

Ruang Senja Angkat Filosofi Stoicism dalam Single Baru “Tak Semua Dalam Kendalimu”

Lagu Ikonik Naif 'Piknik 72' Dibawakan oleh Pee Wee Gaskins dan Jadi Bagian Mini Album, Simak Liriknya

Lagu 'sad face :(' dari No Na Bentuk Eksistensi, Bicara Toxic Relationship

Lirik Lagu 'Dreams, Books, Power and Walls' dari JANNABI Bicara Tentang Idealisme

Lirik Lagu “MASAHITAM” Kritik Pedas DRIVEN BY ANIMALS untuk Ketidakadilan dan Kemiskinan

Gery Gany Bawa Pendengar Merasakan Getirnya Hubungan Lewat Single ‘Tak Secinta’, Simak Liriknya

Lirik Lagu 'Perempuan' dari Tarrarin, Bentuk Apresiasi dan Persembahan Khusus

TADI Gandeng Kafin Sulthan dalam Single “Surga Sementara”, Ketika Kebahagiaan Bersifat Fana tetapi Abadi untuk Dikenang
