Nuansa ‘Toko Kelontong’ di New York Fashion Week


Koleksi Jason Wu untuk New York Fashion Week. (Foto: Latestmagazine)
INOVASI dan ide di dunia fesyen memang selalu kreatif. Hal ini juga terjadi pada koleksi Jason Wu, yang terinspirasi dari makanan dan gaya berpakaian saat masa pembatasan wilayah. Koleksi terbarunya ini dipamerkan oleh sejumlah model dalam pagelaran busana luring, sebagai rangakaian acara New York Fashion Week, Minggu (14/2).
Mengutip Reuters, koleksi tersebut disajikan dalam karya yang terinspirasi dari era 1950-an seperti para perempuan yang sedang berbelanja di ‘toko kelontong’. Mengingat Wu sendiri menghadirkan deretan produk yang didirikan di depan toko Broadway sebagai latar panggungnya.
“Selama setahun terakhir ini, memasak telah terbukti menjadi salah satu pelarian orang selama pandemi. Dan ini juga menjadi cara yang luar biasa bagi saya untuk berkreasi,” kata Wu.
Baca juga:

“Kegembiraan yang saya alami dari memasak dan menghabiskan waktu bersama orang-orang tersayang membuat saya berharap untuk merayakan momen-momen berarti. Pertunjukan ini mewakili siapa saya, tidak hanya sebagai perancang tetapi sebagai pribadi,” lanjutnya.
Bahan-bahan yang dapat dimakan akan disumbangkan di City Harvesy, sebuah badan amal di New York yang memerangi pangan.
Wu, yang mendirikan label eponimnya pada 2007 menjadi terkenal di seluruh dunia sebagai perancang gaung yang dikenakan Michelle Obama pada saat pelantikan suaminya sebagai Presiden AS. Ia juga telah mendokumentasikan momentum ketika ia berkreasi di dapur selama masa pandemi. Wu kemudian menuangkan kegiatan memasaknya itu di akun Instagram @MrWuEats.
Baca juga:
Dengan Resep One Cup Pancake Ini, Anda tak Perlu Repot Menimbang Bahan
Lihat postingan ini di Instagram
Sejalan dengan tema Amerika di 1950-an, Wu juga bermitra dengan perusahaan minuman Coca-Cola untuk menyelami logo, gaya, dan cetakan khas AS itu.
“Logo-logo ini membawa aspek multikultrual ke dalam koleksi dan konfirmasi tentang apa arti Amerika bagi saya, sebuah tempat peleburan berbagai budaya,” tutur Wu.
Pertunjukan tersebut menampilkan gaun dan rok panjang yang longgar, dipadukan degnan sweater rajutan dan mantel maskulin panjang. Warna merah dan biru terlihat kontras dengan putih, hitam, dan abu-abu. Aksentuasi long fringes dan sepatu bot dari kulit ular dan kulit paten merah mudah mencerahkan gaya sepintas tampak muram itu. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Giorgio Armani Meninggal Dunia, Selebritas Kenang sang Ikon Fesyen sebagai Legenda

Desainer Legendaris Italia Giorgio Armani Meninggal Dunia

Chloe Malle Resmi Diumumkan sebagai Pengganti Anna Wintour Pimpin Vogue

Moscow Fashion Week Perkuat Relasi dengan Indonesia

Sepatu Nyaman Jadi Tren, Bisa Dipakai di Segala Acara

ASICS Gel Cumulus 16 Dukung Gerak Aktif dalam Balutan Gaya, Dilengkapi Teknologi Terkini untuk Kenyamanan Pengguna

The Best Jeans For Every Body: Koleksi Denim Terbaru UNIQLO Hadir Lebih Lengkap

Tampil di BRICS+ Fashion Summit in Moscow, Indonesia Soroti Industri Manufaktur Berkelanjutan

Adidas Indonesia Rayakan Keberagaman Lewat FW25 Island Series Indonesia Graphic Tees, Bawa Semangat ‘Satu Nusa Satu Bangsa’

Plaza Indonesia Fashion Week 2025: Surat Cinta untuk Mode Lokal
