Absen 53 Tahun, Balenciaga Kembali Hadir di Haute Couture


Nyeleneh, tapi unik. (Foto: Instagram/balenciaga)
SEMUA perhatian tertuju pada Balenciaga. Setelah vakum 53 tahun, rumah mode asal Prancis itu kembali mempersembahkan koleksi adibusananya atau haute couture. Koleksi yang dianggap ‘nyeleneh’ ini pun dirancang oleh Georgia Demna Gvasalia.
Gvasalia jelas membuat kebangkitan haute couture untuk Balenciaga menjadi pertunjukan adibusana yang berbeda dari koleksi pada umumnya. Di tangan Gvasalia, jaket puffer yang identik dengan gaya unik Balenciaga bisa menjadi salah satu item adibusana yang mewah dan super mahal.
Selama enam tahun bekerja untuk Balenciaga, Gvasalia pernah membuat sandal plastik rumahan seperti Crocs dan merchandise kampanye Bernie Sanders di catwalk Paris Fashion Week. Ia juga membuat jendela-jendela butik di Avenue Montaigne menampilkan bingkai tas belanja nilon biru Ikea dengan versi lebih mewah seharga Rp 32 juta dan jaket hi-vis nilon kuning terang seharga Rp 40 juta.
Baca juga:
Berbeda dengan lokasi pameran adibusana pada umumnnya, Gvasalia justru menggunakan apartemen miliki Cristobal Balenciaga, sang pendiri rumah mode tersebut. Dulunya apartemen di pinggir kota Paris itu kerap digunakan untuk pertunjukan fesyen, namun beberapa tahun terakhir kembali digunakan sebagai gudang penyimpanan koleksi.
Dalam gelaran adibusana itu, Kanye West hadir sebagai penonton dan duduk di barisan depan mengenakan balaclava. Sebuah penampilan tidak biasa untuk menonton pertunjukan haute couture.
Pertunjukan dibuka dengan model pria berambut panjang yang berjalan dari bilik pintu dengan setelan celana panjang hitam longgar, jas hitam, dan memegang bunga mawar di tangan kanan. Gaun rompi yang tipis dan tidak terstruktur juga ditampilkan serupa dengan ballgown. Ada juga dressing gown bernuansa pastel yang lembut dan dipakai sebagia mantel. Serangkaian setelan serba hitam pun ditampilkan di awal.
Baca juga:
Lihat postingan ini di Instagram
Pilihan oversized coat dan jaket juga masih digunakan oleh Gvasalia, dengan dominasi warna hitam. Ada juga parka dan trenchcoat dari bahan kulit yang masih menggunana warna hitam. Aneka jaket yang ‘kebesaran’ itu dipadu dengan celana pentalon besar dengna warna senada.
Beberapa model mengenakan sackdress dari bahan suter serta tweed yang dirancang menyerupai gaya berbusana kalangan elit di 1960-an. Dengan topi hitam besar yang mentupi separuh wajah, serta sarung tangan dan menjinjing clutchbag berbentuk kotak hitam.
Dalam pameran ini, Gvasalia ingin menunjukkan bahwa berbusana di pandemi ini juga bisa mewah dan mengedepankan rasa nyaman. Ia juga menggandeng Ella Emhoff, putri tiri dari Wakil Presiden AS, Kamala Harris yang tampil mengenakan jaket opera sutra puffy sebagai luaran untuk oversized tuksedo. (and)
Baca juga:
Persiapan Musim Hujan, Tetap Mewah Halau Banjir dengan Boots Balenciaga
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Adidas dan Tim Audi F1 Umumkan Kerja Sama, Koleksi Terbaru Debut 2026

Wondherland 2025: Fashion & Fragrance Festival dengan Pengalaman Belanja Paling Personal

Giorgio Armani Meninggal Dunia, Selebritas Kenang sang Ikon Fesyen sebagai Legenda

Desainer Legendaris Italia Giorgio Armani Meninggal Dunia

Chloe Malle Resmi Diumumkan sebagai Pengganti Anna Wintour Pimpin Vogue

Moscow Fashion Week Perkuat Relasi dengan Indonesia

Sepatu Nyaman Jadi Tren, Bisa Dipakai di Segala Acara

ASICS Gel Cumulus 16 Dukung Gerak Aktif dalam Balutan Gaya, Dilengkapi Teknologi Terkini untuk Kenyamanan Pengguna

The Best Jeans For Every Body: Koleksi Denim Terbaru UNIQLO Hadir Lebih Lengkap

Tampil di BRICS+ Fashion Summit in Moscow, Indonesia Soroti Industri Manufaktur Berkelanjutan
