Abmas ITS Besut Termometer Berbasis Suara


Salah satu siswi tunanetra SMPLB-A YPAB Surabaya saat mencoba termometer berbasis suara karya tim Abmas ITS Surabaya. (Foto: Ist)
TIM Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) menciptakan termometer berbasis suara sebagai media praktikum siswa tunanetra untuk mengukur temperatur.
Azzah Dyah Pramat, dosen dari Departemen Teknik Material dan Metalurgi yang ada dalam tim tersebut mengatakan, ketika termometer ini digunakan bisa memunculkan suara secara otomatis sesuai temperatur hasil pengujiannya. Sehingga pengujian hanya cukup mendengarkan suara dari termometer tersebut.
Baca juga:
Bagi seorang tunanetra, termometer ini akan sangat membantu dalam melakukan pengukuran temperatur. "Sehingga semua siswa bisa mendapatkan akses yang sama dalam pembelajaran," ungkap Azzah saat dikonfirmasi, Sabtu, (26/12).

Ia menambahkan, prinsipnya, sensor pada termometer tersebut akan mendeteksi besar temperatur dalam jangkauan 0-100 derajat celcius. Lalu, perangkat arduino akan memerintah untuk mengaktifkan suara sesuai besaran temperatur yang dideteksi.
Dosen lulusan Kumamoto University, Jepang itu juga menyebutkan, banyak aspek yang harus diperhatikan dalam mendesain termometer ini. "Selain keamanan, sisi ergonomi menjadi hal yang sangat penting dalam perancangannya," tandas Azzah.
Baca juga:
Berhubung penggunanya tunanetra, menurut Azzah jika setiap tombol yang ada dibuat sesederhana mungkin dan berbeda bentuknya. Hal ini akan memudahkan mereka membedakan fungsinya saat diraba-raba. Selain itu, badan termometer tersebut juga terbuat dari polimer daur ulang yang diproses menggunakan printer tiga dimensi.
Saat ini, termometer tersebut telah diuji coba pada Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa A (SMPLB-A) Yayasan Pendidikan Anak-anak Buta (YPAB) Surabaya. "Kami berharap jika prosesnya bisa berkesinambungan, semoga bisa menunjang kurikulum pendidikan bagi tunanetra," papar Azzah.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMPLB-A YPAB Surabaya Eko Purwanto, menyatakan sangat terbantu dengan termometer ini. Menurutnya, siswa tunanetra selama ini masih menggunakan termometer raksa yang harus dibantu orang lain untuk melihat hasil pengukurannya.
"Melalui (termometer) ini, anak-anak bisa melakukan pengukurannya sendiri dengan mudah," tuturnya. (Andika Eldon/Surabaya)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Uji kamera Xiaomi 17 Pro Max, iPhone 17 Pro Max, dan Samsung Galaxy S25 Ultra: Mana yang Lebih Baik?

Render Samsung Galaxy S26 Ultra Terungkap, Desain S Pen Alami Perubahan

Meluncur Bulan Depan, Spesifikasi OPPO Find X9 Kini Sudah Terungkap

Analisis Penjualan Xiaomi 17 dan iPhone 17, Mana yang Lebih Stabil?

realme Bikin Ponsel Game of Thrones, ini Fitur dan Spesifikasi

Road to OPPO Run 2025: Ratusan Pelari Jakarta Antusias Sambut Jersey dan OPPO Watch X2 Series

Biaya Perbaikan Xiaomi 17 Pro dan Pro Max Terungkap, ini Komponen yang Paling Mahal

Xiaomi 17 Series Cetak Rekor Penjualan, Jadi HP Flagship Paling Laris 2025?

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy Z TriFold, Bawa Opsi Zoom hingga 100 Kali!

OPPO Find X9 Pro Meluncur 16 Oktober, ini Spesifikasi Lengkapnya
