3 Jam Seminggu untuk Turunkan Risiko Depresi


Berolahraga bisa menurunkan risiko terkena depresi. (foto: pixabay/5132824)
KESEHATAN mental amat terkait dengan kebugaran fisikmu. Banyak beraktivitas, khususnya berolahraga beberapa kali dalam seminggu membuatmu kemungkinan mengalami depresi klinis lebih kecil. Bahkan bagi mereka yang mewarisi penyakit ini, olahrga membuat mereka masih memiliki kans yang lebih baik daripada mereka yang minim aktivitas. Demikian hasil studi terbaru berskala besar tentang olahraga, genetika, dan kesehatan mental yang dilansir Channel News Asia.
Berdasarkan studi itu, hampir semua jenis aktivitas fisik, baik yang berat atau ringan, membantu mengimbangi kecenderungan genetik seseorang untuk mengalami depresi. Meskipun tentunya orang yang lebih rajin berolahraga merasakan manfaat lebih besar.
BACA JUGA: Mengenal Anuptafobia, Ketakutan Menjomlo
Depresi merupakan salah satu gangguan mental paling umum di dunia. Berdasar data WHO, kondisi itu memengaruhi lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia. Beberapa orang mengalami depresi hanya satu kali, sedangkan lainnya harus mengalami berulang kali dalam hidup mereka.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa apakah mengalami depresi atau tidak amat tergantung pada DNA kita. Kondisi itu diketahui terjadi dalam keluarga. Seseorang yang memiliki gen tertentu jauh lebih rentan mengalami depresi.

Yang menggembirakan, penelitian lain menunjukkan bahwa olahraga dapat membantu melawan kondisi tersebut. Berbagai studi epidemiologi skala besar menghubungkan kebugaran aerobik yang tinggi dan risiko depresi yang lebih rendah. Sementara itu, eksperimen pada orang depresi menunjukkan bahwa olahraga sering kali mengurangi durasi atau besarnya serangan.
Menurut penelitian, orang yang aktif secara fisik memiliki risiko lebih kecil daripada orang yang jarang bergerak. Jenis olahraga nyaris tidak penting. Jika seseorang menghabiskan setidaknya 3 jam seminggu melakukan segala macam aktivitas atau berolahraga, ia cenderung lebih kecil mengalami depresi. Risiko akan lebih kecil 17% dengan tambahan 30 menit atau lebih dari aktivitas harian.
Selain itu, risiko seseorang yang pernah mengalami depresi masa lalu untuk mengalaminya lagi di kemudian hari akan menurun jika mulai rutin berolahraga dari sekarang.

Meskipun demikian, salah seorang peneliti klinis Karmel Choi mengatakan olahraga tidak menghapus risiko depresi. Beberapa orang dengan aktivitas tinggi tetap mengalami depresi. Tetapi dengan berolahraga akan dapat mengurangi risiko, bahkan bagi orang yang lahir dengan kecenderungan mengalami depresi sekalipun.
Aktif secara fisik aktif ternyata belum tentu membuat orang akan tetap sehat secara mental. "Namun, derlepas dari hal itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa banyaknya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang akan memberikan efek menguntungkan untuk kesehatan mental," kata Dr Jordan Smoller, profesor psikiatri di Harvard Medical School.
Lebih banyak bergerak dapat membantu mengelola resiko tinggi depresi. "Temuan itu juga menggarisbawahi bahwa gen bukan takdir," kata Choi.(lgi)