3 Cara Suami Bantu Istri Mengurangi Stres Pasca Lahiran


Philips Avent Institute Share The Care. (MP/Tika Ayu)
MerahPutih.com - Kesehatan ibu pasca melahirkan bukan hanya tanggung jawab dirinya sendiri. Keluarga punya adil dalam menjaga kondisi ibu. Seperti yang diketahui ibu melahirkan rentan terhadap risiko stres.
Berbagai pakar sepakat bahwa ibu melahirkan dengan kondisi stres dapat memicu banyak komplikasi tidak baik, seperti kecemasan, hingga jeleknya produksi dan kualitas asi.
Psikolog Keluarga dan anak Samanta Elsener menjelaskan secara klinis tentang kondisi stres yang terjadi pada ibu melahirkan. Ia menyebutkan saat ibu melahirkan stres, hormon kebahagiaan atau oksitosin jumlahnya tereduksi.
”Produksi hormon kortisol itu terlalu tinggi, dan hormon oksitosin tidak biasa terproduksi sebaik mungkin untuk mengatasi hormon kortisolnya,” kata dia saat ditemui di Philips Avent Institute Share The Care, di Intercontinental Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sabtu (1/6).
Kendati begitu kata dia, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi persoalan stres pada ibu. Berikut ini pemaparannya.
1. Bersentuhan Skin to skin
Bersentuhan merupakan cara yang paling mudah dilakukan untuk merangsang munculnya hormon oksitosin pada ibu hamil. Bersentuhan skin to skin dapat diterapkan antar suami dengan ibu melahirkan, atau ibu dengan bayi.
“Karena secara scientifik, produksi oksitosin itu gampang banget dengan dielus-elus, calming tenang. Apalagi kalau skin to skin sama bayi kita, sama pasangan kita,” katanya.
Samanta mengatakan bersentuhan skin to skin juga menjadi alternatif, ketika ibu melahirkan dengan sesar. Di mana pada periode 40 hari pertama operasi Sesar belum dapat melakukan hubungan suami istri.
2. Afeksi
Beberapa ibu melahirkan dengan cara sesar. Kondisi pemulihan yang cukup lama hingga 40 hari. Kendati begitu, bukan berarti membiarkan atau mengabaikan ibu melahirkan stres begitu saja. Hal yang bisa dilakukan adalah memberikan afeksi atau perhatian.
”Afeksi dengan love language-nya, jadi koneksinya yang selalu dijaga,” ucapnya.
3. Memperlakukan pasangan sesuai bahasa cintanya
Bahasa cinta ada banyak bentuknya. Pasangan bisa memperlakukan ibu melahirkan dengan bahasa cintanya apalah act of service, act of gift, physical touch, atau word of affirmation. Samanta menuturkan dengan memberikan memenuhi bahasa cinta ibu melahirkan memberikan tambahan energi baru apalagi dengan peran baru sebagai ibu.
”Jadi teman-teman dicatat, kalau lahiran jangan baby-nya aja yang dikasih hadiah, tanya mamanya butuh apa. Supaya dia merasa kalau di-support juga, supaya dia merasa disambut selamat datang dan buat di-charge untuk melalui tahapan, tahapan 1 bulan pertama, 3 bulan pertama beradaptasi sebagai ibu baru,” katanya. (Tka)
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
15 September Memperingati Hari Apa? Ini Deretan Hari Penting dan Fakta Menariknya

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

13 September Memperingati Hari Apa? Ini 7 Peringatan dan Fakta Menarik di Baliknya

12 September Memperingati Hari Apa? Peristiwa Bersejarah hingga Perayaan Unik Dunia

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

9 September Memperingati Hari Apa? Ini Deretan Fakta Mengejutkan

7 September Memperingati Hari Apa? Munir Meregang Nyawa di Udara

6 September Memperingati Hari Apa? Ini Daftar Perayaan dan Fakta Uniknya

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

5 September Memperingati Hari Apa? Ini Daftar Peringatan dan Peristiwa Pentingnya
