2 Film Produksi Indonesia Bawa Pulang Penghargaan Festival Film Cannes 2023


Festival Film Cannes berlangsung dari 16-27 Mei 2023. (Foto: Instagram@festivaldecannes)
FILM ko-produksi Indonesia, Tiger Stripes, meraih penghargaan Grand Prize dalam gelaran Semaine de la Critique Cannes 2023. Film ini merupakan film asal Malaysia dan ko-produksi oleh delapan negara.
Tiger Stripes disutradarai oleh Amanda Nell Eu asal Malaysia dan diproduseri oleh warga negara Indonesia, Yulia Evina Bhara. Selain itu, kemenangan lain juga diraih oleh proyek film dokumenter Indonesia A Distant Call yang disutradarai oleh Andrea Suwito dan diproduseri oleh Mandy Marahimin.
A Distant Call meraih penghargaan “Documentary Association of Europe Award” salah satu penghargaan dalam gelaran Cannes Docs Marche du Film. Judul-judul tersebut adalah dua dari tiga film yang dibawa oleh delegasi Indonesia ke Festival Film Cannes 2023.
Baca juga:
Cinta Laura dan Putri Marino Bawa Pesan untuk Perempuan Indonesia di Cannes Film Festival 2023
“Film kolaborasi bersama ini berujung manis di Festival Film Cannes dan ini kabar gembira untuk sinema Asia Tenggara. Kemenangan ini adalah kemenangan kita semua,” kata Yulia Evina, dalam siaran resminya, Senin (5/6).
Selain Tiger Stripes dan A Distant Call, film pendek Basri and Salma in a Never-ending Comedy turut dibawa ke Festival Film Cannes 2023. Film arahan sutradara Khozy Rizal dan produser John Badalu ini tayang perdana sekaligus berkompetisi dalam Festival Film Cannes 2023.
Film Basri and Salma in a Never-Ending Comedy tayang di Cannes Film Festival pada 26 Mei 2023 bersama dengan 10 film pendek lainnya dalam kategori Short Films in Competition.
Ini menjadi sejarah baru bagi film Indonesia karena Basri and Salma in a Never-ending Comedy menjadi film Indonesia pertama yang berhasil menembus kompetisi utama festival bergengsi tersebut.
Baca Juga:
Delegasi Indonesia yang berangkat ke Festival Film Cannes tidak hanya membawa karya-karya sineas Indonesia. Pada kesempatan lainnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, yang menjadi salah satu peserta delegasi Indonesia, mengumumkan program pendanaan Matching Fund Dana Indonesiana.
Ini adalah skema pendanaan film yang memungkinkan para sineas Indonesia untuk membuat proyek ko-produksi dengan sineas dari mancanegara.
Untuk memperkuat berbagai penyelenggaraan festival film di Indonesia, delegasi dari Festival Film Indonesia (FFI), Jakarta Film Week dan Jogja NETPAC Asian Film Festival (JAFF) serta Badan Perfilman Indonesia (BPI) mengikuti serangkaian program di Cannes sehingga dapat membuka peluang kerja sama.
Tujuan keikutsertaan delegasi Indonesia adalah membuka peluang lebih besar untuk berbagai proyek kolaborasi maupun pendanaan film yang akan memajukan perfilman Indonesia. (and)
Baca Juga:
Putri Marino dan Dian Sastrowardoyo Mendadak Viral, Ada Apa?
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Bocoran Sinopsis Film Penerbangan Terakhir: Selingkuh di Ketinggian 30 Ribu Kaki

'What’s Up with Secretary Kim' Diadaptasi Jadi Film Versi Indonesia, Intip Sinopisis hingga Deretan Pemainnya

Oktober 2025 Jadi Bulan Paling Horor, Intip 8 Film Indonesia yang Siap Bikin Merinding di Bioskop

Film 'Tumbal Darah' Siap Teror Layar Lebar 23 Oktober 2025, Angkat Tema Pesugihan dan Keluarga

Film 'Legenda Kelam Malin Kundang', Tafsir Horor Modern dari Folklore Ikonik Indonesia

Film 'Rangga dan Cinta' Bawa Kisah Klasik Asmara Remaja ke Generasi Baru

Ceritakan Polemik Pernikahan Beda Agama hingga Hak Asuh Anak, Film 'Jangan Panggil Mama Kafir' Siap Tayang 16 Oktober 2025

Sinopsis Film Horor 'Di Balik Pintu Kematian', Ketika Karma Datang Meneror

Angkat Cerita Misteri Gunung Merbabu, Film Horor 'Kuncen' Siap Meneror Bioskop 6 November 2025

Tayang Mulai Hari Ini, Simak 5 Fakta Menarik Film 'Tukar Takdir' Karya Sutradara Mouly Surya
