Yuk, Kenalan dengan Hans Christian Andersen, Bapak Dongeng Dunia

Selasa, 20 Maret 2018 - Dwi Astarini

DI Hari Dongeng Internasional yang dirayakan setiap 20 Maret, tentunya nama penulis dongeng legendaris HC Andersen menjadi bagian penting.

Nama Hans Christian Andersen akan selalu dikenang lewat karya-karyanya yang melegenda, seperti Si Bebek Buruk Rupa, Gadis Korek Api, Thumbelina, hingga Little Mermaid.

Andersen ialah penulis asal Denmark. Ia lahir pada 2 April 1805 di Odense, Denmark. Saat ia berumur 11 tahun, sang ayah meninggal dunia. Hal itu membuat ia dan ibunya mengalami masa sulit.

Meskipun demikian, Andersen menikmati pendidikan di sekolah bagi anak berkecukupan. Hal itu dia bisa ia nikmati setelah ia bertemu Raja Denmark, Fredrik VI. Rupanya sang raja menyukai penampilan Andersen kecil. Hal itu kemudian memicu rumor bahwa Andersen ialah anggota tak sah keluarga kerjaan. Hingga kini, tak ada bukti yang membenarkan isu tersebut.

Awalnya, Andersen ke Kopenhagen pada 1819 untuk menjadi aktor. Namun, di bawah bimbingan Jonas Collin, Andersen dipaksa menulis. Karya Andersen pertama kali mendapat pengakuan pada 1829. Itu merupakan cerita pendek berjudul A Journey on Foot from Holmen's Canal to the East Point of Amager.

Setelah karya itu, Andersen kembali menulis drama, buku puisi, dan catatan perjalanan. Penulis muda yang menjanjikan itu kemudian mendapat dana hibah dari sang raja. Dengan uang itu, ia pun berkelana keliling Eropa. Pada 1835, Andersen mulai menuliskan kisah-kisah tentang peri. Perjalanannya berkeliling Eropa membawanya bertemu sesama penulis Charles Dickens. Andersen mengunjungi Dickens pada 1847.

Meskipun terkenal dengan kisah dongeng anak-anak, Andersen awalnya lebih dikenal dengan kisah-kisah novel dewasa. Orang-orang tak memperhatikan karya-karya dongeng anak yang ia tulis.

Baru pada 1845 karya dongeng anak Andersen menarik perhatian pembaca asing. Terjemahan bahasa Inggris karyanya, The Little Mermaid dan The Emperor's New Clothes pun langsung mencuri perhatian pembaca di berbagai belahan dunia. Tulisan tersebut bahkan mejadi karya klasik berbahasa Inggris. Ia juga memberi pengaruh signifikasn bagi penulis buku anak Inggris, seperti AA Milne dan Beatrix Potter.

Seiring berjalannya waktu, para pembaca di Skandinavia, Amerika Serikat, hingga Asia membaca karya Andersen. Mereka pun menyukainya. Saking jadi favoritnya, sebuah taman hiburan bertema karya Andersen pun dibangun di Shanghai, Tiongkok.

Dekat dengan dunia anak-anak tak lantas berarti Andersen ialah seorang ayah. Meski kerap jatuh cinta, ia tak pernah menikah. Andersen mengaku berkali-kali merasakan cinta tak berbalas kepada perempuan ataupun laki-laki. Hingga meninggal pada 4 Agustus 1875, Andersen masih melajang.

Karya Andersen telah menghibur banyak anak di dunia. Selama hampir dua abad, dongeng klasik Andersen tetap jadi favorit anak-anak. Dunia imajinasinya yang indah menjadi ideal menyenangkan di masa-masa indah anak-anak.(dwi)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan