Ustad Somad Santer di Kubu Sebelah, 5 Nama Cawapres Jokowi Ini Melambung
Rabu, 01 Agustus 2018 -
MerahPutih.com - Rekomendasi Itjima Ulama yang mengusulkan Ustad Abdul Somad dan Habib Salim Segaf Aljufri sebagai kandidat cawapres Prabowo Subianto melambungkan peluang lima nama kandidat cawapres Joko Widodo.
Kelima nama itu meliputi KH Ma'ruf Amin, Mahfud MD, Din Syamsuddin, Tuan Guru Bajang (TGB) Abdul Majdi dan Jimly Asshiddiqie.
 
"Sebetulnya, nama kelima tokoh itu sudah banyak disebut-sebut memiliki peluang untuk mendampingi Jokowi. Tetapi probabilitas mereka agak terhambat oleh kandidat lain yang berasal dari unsur parpol," kata Pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin, Rabu (1/8).
Sebagai orang non-parpol, lanjut dia, mereka dianggap tidak punya kontribusi dalam soal pengusulan capres-cawapres. Sementara kandidat dari unsur parpol merasa memiliki modal elektoral untuk mengusung Jokowi.
"Nah, ketika kubu penantang berencana memasang tokoh agama sebagai calon pendamping Prabowo Subianto, maka peluang kelima tokoh untuk mendampingi Jokowi bisa ikut menanjak," tutur dia, dikutip Antara.
 
Menurut Said, untuk mengimbangi Ustad Abdul Somad atau Habib Salim dalam merebut suara pemilih muslim, Jokowi memerlukan figur yang juga memiliki pengaruh kuat di kalangan pemilih muslim.
 
Dilihat dari daftar nama cawapres yang sudah beredar, nama Kiai Ma'ruf, Pak Din, TGB, Jimly, atau Mahfud MD mungkin menjadi figur yang paling mendekati kriteria itu. 
 
"Jika kriterianya diarahkan pada figur ulama murni, maka nama Kiai Ma'ruf dan nama Pak Din sepertinya pantas dipertimbangkan oleh Jokowi," kata Said.
Figur Kiai Ma'ruf cukup menonjol dikalangan pemilih muslim. Dia sering dijadikan sebagai rujukan oleh para ulama. Dia pimpinan MUI yang menaungi berbagai ormas Islam, sekaligus petinggi di Ormas Nahdlatul Ulama (NU).
Din juga punya 'background' yang mirip dengan Kyai Ma'ruf. Dia pernah memimpin MUI, juga pernah memimpin Ormas Muhammadiyah. 
 
"Sedikit kelebihan Pak Din dibandingkan Kiai Ma'ruf mungkin karena dia juga dikenal sebagai seorang intelektual dan berasal dari luar Pulau Jawa," ujar Said. (*)