Taman Putroe Phang, Saksi Bisu Keromantisan Sultan Iskandar Muda
Rabu, 25 Juli 2018 -
DI Aceh ada sebuah bangunan yang menjadi saksi bisu bukti cinta seorang sultan untuk permaisurinya. Taman Putroe Phang namanya. Taman ini dibangun oleh Sultan Iskandar Muda untuk Putroe Phang atau Putri Kamaliah, permaisuri Sultan Iskandar Muda.
Alasannya sangat romantis yakni agar sang permaisuri tak kesepian ketika ditinggal sultan untuk menjalankan roda pemerintahan. Di dalam taman terdapat Pintoe Khop yang merupakan pintu menuju istana dengan taman berbentuk kubah.

Pintoe Khop merupakan tempat peristirahatan Putroe Phang selepas mandi di kolam yang letaknya tak jauh dari Gunongan, yakni nama salah satu bangunan di Taman Putroe Phang. Di sana sang permaisuri mandi bersama dayang-dayang. Terdapat pula anak sungai di bawah taman yang kini diberi nama Krueng Daroy.
Saksi bisu kebijaksanaan Putroe Phang

Semasa hidupnya Putroe Phang dikenal lihai dan bijaksana dalam menyelesaikan sengketa hukum, banyak masyarakat yang meminta saran sang permaisuri. Karena kebijaksanaan itu Putroe Phang selalu menjadi rujukan penyelesaian masalah hukum.
Dari taman ini juga kita bisa melihat hubungan erat Kerajaan Aceh yang dipimpin Sultan Iskandar Muda (1607-1636) dengan Pahang, Malaysia. Bagi yang belum tahu Putroe Phang berasal dari Pahang. Kemudian ia dipersunting Sultan Iskandar Muda.
Baca juga: Wajib Banget Telusuri Aceh, ini Alasannya
Baca juga: Pantai Iboih, Pantai Tersembunyi Kaya Atraksi Alam
Baca juga: Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan, Spot Berfoto Cantik di Aceh
Taman Putroe Phang sempat hancur berantakan ketika masyarakat Aceh berperang melawan Belanda. Namun kini Pemerintah Kota Banda Aceh telah menata rapi taman sehingga layak dikunjungi oleh para wisatawan.
Akses yang mudah

Taman Putroe Phang menjadi tempat wisata alternatif bagi warga Banda Aceh. Selain bisa belajar sejarah di Taman Putroe Phang pengunjung juga bisa bermain. Di sana terdapat taman bermain anak-anak dan kolam pemancingan.
Taman ini terletak di tengah-tengah kota, yakni di Jalan Teuku Umar, tak jauh dari Kerkhof, kuburan prajurit yang Belanda yang tewas di Aceh. Jadi kamu bisa menjangkaunya menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum. (yani)