Suka Duka Punya Anak yang Gemar K-Pop
Kamis, 27 September 2018 -
YANG suka dengan para artis-artis asal Korea Selatan ini beragam usianya. Para pria suka dengan girlband, dan wanita suka dengan boyband. Bahkan mau wanita atau pria sama-sama suka girlband dan boyband K-Pop. Penampilan mereka seakan menyihir para penikmat musik Indonesia.
Demam penyanyi negeri ginseng itu bahkan merambah hingga ke anak-anak. Terutama mereka yang masih remaja, anak SMP dan SMA. Buktinya saat penutupan Asian Games beberapa waktu lalu banyak banget remaja yang datang demi melihat boyband Suju dan iKOn. Tapi tetap sih tujuan utamanya memang menyaksikan penutupan Asian games secara langsung. Bonus besarnya bertemu boyband kesayangan mereka.
Intinya fans-fans fanatik K-Pop memang datang dari para remaja. Namun, menurut laman Go Dok para penggemar K-pop ini setidaknya bisa mendapatkan keuntungan dan dari menggemari para penyanyi itu. Tapi tetap saja ada kerugiannya. Maka dari itu jadi tugas orangtua untuk mengawasi anak-anak mereka yang menggemari K-Pop. Tentu ada suka dan dukanya. Penting bagi para orangtua mengetahui sisi positif dari anak mereka yang menggemari K-Pop.
Sisi Positif

Belajar bahasa asing ialah tugas yang berat. Tapi setidaknya akan lebih mudah bagi anak yang menggemari K-Pop untuk mempelajari bahasa Korea. Secara tidak langsung mereka akan memahami kosakata bahasa Korea melalui lirik lagu. Demi memahami maksud dari perkataan idola mereka, tidak jarang juga lo anak-anak mendadak ingin belajar bahasa Korea. Ambil positifnya, maka anak kamu menguasai salah satu bahasa asing.
Selain itu anak kamu bisa jadi rajin menabung. Mereka rela mengumpulkan uang demi bisa melancong ke negeri Ginseng. biarkan ia menabung untuk mendapatkan keinginannya. Kamu sebagai orangtua bisa memberikan dukungan dengan memberikan pengertian betapa pentingnya menabung. Tidak usah khawatir kok, pasti ada sisa dari tabungan mereka untuk pergi ke Korea. Melalui sisa tabungan itu kamu bisa mengarahkan anak kamu untuk menggunakannya lebih baik lagi.
Tentu setelah menguasai budaya Korea mereka akan tartarik untuk mempelajari budaya Korea. Hasilnya pelajaran budaya yang jarang disukai anak-anak menjadi difavoritkan. Tidak jarang banyak anak remaja yang mengerti busana tradisional Korea seperti hanbok. Hanbok terbagi atas baju bagian atas yang disebut jeogori, celana panjang untuk laki-laki yang disebut baji dan rok wanita atau chima.
Sisi negatif

Selalu ada sisi negatif pada setiap hal. Menggemari K-Pop bisa membuat anak kurang cinta negara sendiri. Tujuan mereka memahami budaya Korea tadi bisa membuat mereka lupa dengan kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia. Kalau sudah begini, peran orangtua sangat diutamakan. Caranya mudah. Seimbangkan pengedukasian mengenai budaya Korea dan budaya Indonesia.
Anak-anak itu adalah peniru yang baik. Jadi jika dibiarkan mereka akan lebih memahami segala hal mengenai Korea ketimbang Indonesia. Ditambah lagi mereka akan menjadi konsumtif. Sebab industri K-Pop tidak jarang mengeluarkan merchandise. Mau tidak mau demi idola mereka, anak-anak rela mengeluarkan uang berapapun. Padahal merchandise yang dikeluarkan sebenarnya tidak dibutuhkan para fan lo.
Apapun yang digemari anak, intinya orangtua harus selalu mengawasinya. Jangan sampai kebobolan. (ikh)
Baca juga: Ketika Lagu 'Lagi Syantik' Siti Badriah Di Cover Boyband Korea