Skyline Hadirkan Sisi Baru lewat Album 'butterflies and tulips… all circling around my head'
Kamis, 30 Oktober 2025 -
MerahPutih.com - Setelah sebelumnya dikenal lewat karya-karya bernuansa melankolis dan romantis, Skyline kini menunjukkan sisi baru dalam perjalanan musikalnya dengan merilis album penuh bertajuk butterflies and tulips… all circling around my head, yang resmi diluncurkan pada Rabu, 29 Oktober 2025.
Album ini menjadi tonggak penting bagi Gerald Timotheus, sosok di balik nama panggung Skyline, dalam mengekspresikan kedewasaan artistiknya sekaligus memperluas warna musik yang ia tawarkan kepada pendengar.
Berisi 12 lagu orisinal, album ini merekam potongan kisah hidup Gerald dalam perjalanan menemukan makna atas pengalaman-pengalaman emosional yang ia lalui selama beberapa tahun terakhir.
Setiap lagu di dalamnya ibarat halaman dari jurnal pribadi, di mana ia menumpahkan kegelisahan, rasa cinta, kehilangan, hingga kebahagiaan sederhana yang mewarnai kesehariannya.
Melalui karya ini, Skyline berusaha menghadirkan kejujuran dalam bentuk paling puitis, menjadikan album tersebut bukan hanya sekadar kumpulan lagu, melainkan refleksi mendalam tentang proses tumbuh dan memahami diri.
Baca juga:
Makna dari judul album ini juga mencerminkan dinamika emosional yang ia rasakan. 'Butterflies' atau kupu-kupu menjadi representasi dari kecemasan dan rasa gelisah yang sering berputar dalam pikirannya, yakni hal-hal yang tak bisa ia kendalikan namun selalu hadir sebagai bagian dari hidup.
Di sisi lain, 'tulips' atau bunga tulip melambangkan kehangatan, cinta, dan dukungan yang datang dari orang-orang terdekat, menjadi penyeimbang di tengah badai pikiran yang kadang menghantui.
Perpaduan dua simbol tersebut menggambarkan kehidupan yang kontras namun saling melengkapi, sebuah keseimbangan antara kekhawatiran dan kasih yang membentuk kepribadiannya.
Baca juga:
Lirik 'real love' dari Skyline, Kisah ketika Pasangan Menemukan Tempat Pulang
Dalam proses kreatifnya, Gerald menekankan bahwa album ini lahir secara organik dari perasaan dan pengalaman pribadinya, tanpa terlalu banyak perhitungan atau tekanan.
“Gue nulis album ini cuma berdasar apa yang gue lagi rasain aja,” ungkapnya dengan jujur.
Ia juga menambahkan bahwa produksi album ini dikerjakan secara mandiri bersama orang-orang terdekat yang sudah memahami visinya sejak awal.
“Untuk produksinya sendiri, gue lebih ngandelin diri sendiri dan temen-temen deket buat bantu nulis. Niatnya mau ajak mereka grow bareng dan punya experience juga bareng-bareng,” lanjutnya.
Melalui butterflies and tulips… all circling around my head, Skyline menghadirkan perjalanan introspektif yang hangat, personal, dan jujur. Album ini menjadi simbol pencarian jati diri sekaligus bukti bahwa keindahan musik bisa lahir dari keseimbangan antara rasa cemas dan cinta yang tulus. (Far)