Sheila Timothy Mengaku Kesulitan Buat Film Dokumenter

RUMAH produksi Lifelike Pictures, yang biasanya memproduksi film fiksi, kini kembali merilis sebuah film. Namun kali ini bukan fiksi, melainkan film dokumenter, dengan judul "Banda The Dark Forgotten Trail". Ini adalah film dokumenter pertama garapan mereka.

Sheila Timothy selaku pendiri Lifelike Pictures mengutarakan bahwa film dokumenter pertama yang ia produksi ini diangkat melihat dari kurangnya pengetahuan masyarakat Indonesia terhadap sejarah bangsanya sendiri.

"Semacam jendela untuk generasi muda agar lebih tahu sejarah Indonesia, jadi kita paham bahwa Indonesia bangsa besar, banyak sejarah yang bisa jadi renungan kita. Sehingga, ada impact-nya untuk kita di zaman sekarang ini," ucap Sheila di Plaza Indonesia, Rabu (26/7).

Sebagai produser film fiksi, membuat film dokumenter bukanlah hal mudah, karena bersumber dari kisah nyata. Ditambah lagi dokumenter sejarah, sungguh terbayang sulitnya mencari narasumber yang benar-benar ada pada saat itu.

Selain perencanaan yang tidak selalu pasti, riset yang mendalam, dan jadwal yang selalu berubah-ubah sehingga mengharuskan syuting berkali-kali, Sheila juga mengungkapkan kesulitan lainnya. "Sejarah yang saya sebutkan tadi panjang sekali, dari sebelum VOC sampai 2016. Tantangannya adalah bagaimana mengemas cerita yang panjang itu supaya menarik dan bisa masuk durasi film 94 menit," tuturnya.

Meski ini film dokumenter pertama yang ia garap, Sheila berusaha semaksimal mungkin membuat film dokumenter terobosan baru dan menarik, agar penonton terpuaskan saat berada di bioskop menonton "Banda The Dark Forgotten Trail".

"Oleh karena itu, kita mengajak produser Abduh Aziz yang memang sudah pakarnya di dokumenter, untuk membantu menjaga ritme dan struktur dari si film ini sendiri," ujarnya. Penasaran bagaimana jadinya? Anda dapat menonton film dokumenter ini di bioskop mulai 3 Agustus 2017. (Bing)

Baca juga berita terkait: Jay Subiakto Sutradarai Film Dokumenter "Banda, the Dark Forgotten Trail".