Sejarah Eratnya Hubungan Masjid Agung dan Keraton Kasunanan Solo

Selasa, 14 Juni 2016 - Zulfikar Sy

Merahputih Budaya- Masjid Agung Solo erat kaitannya dengan Keraton Kasunanan Solo. Hal ini dikarenakan keduanya memiliki keterpautan sejarah yang tak bisa dipisahkan.

Masjid Agung dibangun pada masa Paku Buwono (PB) III, pada tahun 1757. Seiring berjalannya waktu, masjid mengalami perbaikan dan renovasi pada 1786 dan 1828. Kemudian pada masa PB X, 1901, masjid disempurnakan dengan didirikannya gapura dan menara yang berfungsi untuk memanggil orang salat (azan).

Sedikit menguak sejarah salah satu masjid tertua di Indonesia ini, merahputih.com mencoba mereportase Kepala Bidang Pelestarian Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Solo Mufti Raharjo, Senin (13/6).

Pelataran masjid, dulunya merupakan kolam yang difungsikan untuk bersuci (Foto: Win) 

Berdasarkan penuturan Mufti, PB III merupakan peletak batu pertama masjid tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, bangunan mulai mengalami perbaikan dan penambahan. Mufti mengungkapkan, tadinya di area masjid terdapat beberapa kolam. Kolam itu difungsikan untuk bersuci bagi jamaah yang hendak masuk masjid.

“Itu kolam, zaman dahulu kan belum ada sepatu atau sandal seperti saat ini, jadi kalau orang yang datang ke masjid, sebelum memasuki masjid mencuci kakinya disitu, dahulu juga belum ada tempat untuk berwudhu," jelasnya, sambil menunjuk jejak bangunan kolam yang tak lagi difungsikan.

Keterkaitan sejarah panjang antara Masjid Agung dan Keraton hingga saat ini masih dapat dilihat dan disaksikan melalui upacara adat yang kerap dilakukan di kawasan Masjid. (Win)

BACA JUGA:

  1. Yuk, Keliling Kota Solo dengan Railbus Bathara Kresna
  2. Yayasan Warna Warni Indonesia Resmikan Rumah Kebudayaan di Solo
  3. Akbar Tandjung Persembahkan Rumah Kebudayaan di Solo
  4. Serabi Solo Disukai Presiden Pertama RI
  5. Kota Solo Gelar Festival Jenang 2016

 

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan