Sate Bulayak Khas Bumi Mandalika

Minggu, 21 November 2021 - Dwi Astarini

KAWASAN Mandalika di Pulau Lombok tengah menjadi sorotan. Ajang World Superbike (WSBK) 2021 tengah berlangsung di Sirkuit Pertamina Mandalika. Sesuai namanya, sirkuit ini terletak di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika. Kawasan wisata yang diresmikan pada 2017 itu punya luas 1.035 hektare.

The Mandalika dicanangkan menjadi 'Bali baru' di Indonesia. Di dalamnya ada beberapa hotel dan beragam fasilitas rekreasi. Selain itu, ada tujuh spot wisata alam yang memesona di dalamnya.

BACA JUGA:

Kelakuan Unik Pembalap WSBK di Surkuit Mandalika

Sirkuit jalanan Mandalika di dalam kawasan ini akan berbentuk sirkuit jalan raya sepanjang 4,32 kilometer. Lahan seluas 160 hektare akan jadi lokasi pembangunan sirkuit. Keseluruhan sirkuit dibangun dengan investasi sebesar Rp4,54 triliun.

Selain keindahan panoramanya, kawasan Mandalika di Pulau Lombok juga menawarkan sajian khas yang tiada duanya. Salah satunya ialah sajian sate bulayak.

Indonesia memang dikenal punya beragam sajian sate. Mulai dari sate ayam hingga sate khas Padang. Ada yang berbahan dasar ayam, ikan, juga daging sapi. Vivienne Kruger dalam buku Balinese Food: The Traditional Cuisine and Food Culture of Bali mengatakan sate berasal dari bahasa Tamil, sathai, yang berarti daging. Kata sathai merujuk pada potongan daging berbumbu yang dipanggang di atas tusuk kayu dan dicelupkan ke saus khusus sebelum dimakan.

sate bulayak
Bulayak, lontong berbungkus daun aren, jadi ciri khas sate bulayak. (foto: Instagram @daniela_itu_eci)

Rupanya, orang-orang Tamil terinspirasi pengolahan daging kebab khas Turki dan Arab yang dibawa saudagar Arab ke Asia Selatan. Mereka membawa budaya menyajikan daging itu ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia, selama era perdagangan , sekitar abad ke-7 hingga abad ke-14 dan saat gelombang terbesar terjadi pada abad ke-19. Sejalan dengan perjalanan dagang orang Tamil di wilayah Nusantara, budaya mengolah daging menjadi sate pun menyebar.

Di daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat, sajian sate tampil khas. Sate bulayak namanya. Berbahan dasar daging ayam, jeroan, dan daging sapi, sate bulayak sekilas tak begitu berbeda dengan sate kebanyakan. Namun, keunikan sate ini justru terdapat pada bulayak.

Bulayak adalah lontong yang dibuat dengan bungkus lilitan daun aren atau enau. Daun dililit secara spiral. Tujuannya, agar saat dibuka, bulayak akan terbuka secara memutar sehingga mudah menyantapnya. Ukuran bulayak lebih kecil ketimbang lontong biasa. Hal itu membuat tekstur bulayak lembut dengan aroma khas daun aren.

Membuka bulayak harus dengan gerakan memutar. Bulayak memiliki tekstur lembut dan rasa gurih yang didapat dari penggunaan daun enau sebagai pembungkusnya. Baunya pun harum. Begitu menggoda selera.

Ciri khas lain sate bulayak ialah bumbu kacang yang menjadi saus sate. Bumbu kacang sate bulayak terbuat dari kacang tanah yang telah disangrai, ditumbuk, lalu direbus bersama santan juga bumbu-bumbu, seperti ketumbar, jintan, bawang, dan cabai. Hasilnya, saus kacang legit, dengan rasa yang pedas. Citarasa bumbu sate bulayak sedikit mirip kari. Sedap.

sate bulayak
Sate bulayak disajikan dengan bumbu mirip kari. (foto: Instagram @sasmitaedo)

Dulunya, sate bulayak disajikan saat hari odalan (upacara adat). Sate unik ini disajiakn bersama kacang, urap, dan serundeng dalam dulang dan tutup khas Lombok yang disebut tabolaq. Pada tutup makanan terdapat cermin dan hiasan kerang. Keduanya punya filosofi. Cermin sebagai pengingat agar makan tak sampai kekenyangan. Sementara itu, kerang sebagai pengingat akan kematian.

Kini, sate bulayak tak lagi hanya muncul saat hari raya. Sate ini mudah ditemukan di penjuru Kota Lombok. Penyajiannya juga berbeda. tak lagi lengkap dengan kacang, serundeng, dan urap. Meski demikian, kenikmatannya jangan kamu lewatkan deh.(dwi)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan