San.gita Cerita Proses Berdisplin Kreatif Lewat Album 'Martyapada'
Jumat, 01 Maret 2024 -
MerahPutih.com - Setelah merilisnya secara digital pada 24 November 2023 lalu, grup musik asal kota Salatiga, San.gita (dibaca: sanggita), kini menghadirkan album perdananya yang bertajuk Martyapada dalam bentuk cakram padat digital (CD) melalui kerja sama dengan label rekaman asal Jakarta, demajors.
San.gita, yang merupakan kata dari bahasa Sansekerta yang berartikan musik, terdiri dari empat personel yaitu Bonita pada vokal, Petrus Briyanto Adi yang kerap disapa Adoi memegang posisi gitar, kemudian Sunu Yuliatma pada gitar bas, lalu Michael Bangguna di drums.
Grup musik ini dibentuk setelah kepindahan pasangan Adoi dan Bonita, yang sebelumnya dikenal lewat kelompok asal Jakarta Bonita & The Hus Band, ke kota Salatiga, Jawa Tengah.
Baca juga:
"Salah satu fitur dari album ini adalah proses kami berdisiplin kreatif dari awal terbentuk hingga setahun perjalanan kami ini,” jelas Adoi sang gitaris tentang warna album Martyapada dalam keterangan resmi yang diterima MerahPutih.com, Selasa (27/2).
Selaras dengan nama band yang berbahasa Sansekerta, Martyapada memiliki arti dunia, alam, jagat fana. Berisikan tiga single pra album yaitu Lokomotif, Marilah, dan Tanda Seru, beserta lima lagu lain yang semuanya adalah karya pertama yang San.gita gubah bersama.
Baca juga:
Putri Ariani Berikan Semangat untuk 'Teruskan Langkah Baikmu'
Gubahan kedelapan lagu ini memuat pemaknaan San.gita akan dunia mereka dalam kesehariannya baik secara bersama maupun refleksi masing-masing personilnya. Menampilkan musik elektrik dan bertenaga, Martyapada menawarkan kekuatan songwriting yang disertai keseruan petualangan musik dalam tradisi kuartet rock alternatif band kampus ’80-’90-an Barat.
Rekaman delapan lagu dalam album Martyapada terbagi dalam dua tahap, tahap pertama adalah empat lagu pembuka yang dilakukan pada April - Mei, kemudian sisanya sebagai tahap kedua yang dikerjakan di bulan September - Oktober 2023.
Pengerjaan rekaman dalam dua tahap ini didasarkan pada lagu-lagu yang sudah selesai digubah, ketersediaan waktu dan daya produksi, juga biaya yang bisa diadakan untuk menjalani proses produksi dan distribusinya. Tidak janggal jika dari delapan lagu di album ini terasa warna yang cukup berbeda dari kedua tahap produksinya. (far)
Baca juga: