Rusia Andalkan Tiongkok untuk Teknologi IT

Rabu, 16 Maret 2022 - Muchammad Yani

SEJAK serangan ke Ukraina, ratusan perusahaan barat meninggalkan pasar Rusia sebagai bentuk protes, termasuk perusahaan yang bergerak di bidang IT seperti Microsoft dan Apple. Hal tersebut membuat negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin harus mencari cara mengatasinya.

Dilansir dari media Rusia, polit74.ru, Selasa (15/3), negara tersebut tengah mempersiapkan langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk merangsang produksi dan menjamin keselamatan konsumen. Namun selama proses berlangsung, Rusia akan sangat mengandalkan China menurut Perwakilan dari departemen pemuda Masyarakat Ilmuwan Politik Rusia, Georgy Smirnov.

Baca juga:

Melirik Fitur Canggih OPPO Watch Free

"Tidak ada alternatif nyata, baik untuk perangkat seluler atau PC, yang dapat dibandingkan dengan salah satu sistem yang kita kenal. Hampir tidak mungkin untuk membuat alternatif seperti itu dalam waktu singkat," ucapnya.

Rusia andalkan China untuk bidang IT. (Foto: Pixabay/Mariakray)
Rusia andalkan China untuk bidang IT. (Foto: Pixabay/Mariakray)

Menurut Georgy Smirnov sanksi yang diberikan banyak perusahaan memiliki dampak positif pada perkembangan perusahaan domestik di berbagai bidang. Negara hanya perlu memberikan dukungan ke daerah-daerah yang paling signifikan untuk memastikan substitusi impor berkualitas tinggi dengan kerugian minimal.

Baca juga:

Google 'Batasi' Layanan Play Store di Rusia

“Kerjasama dengan mitra asing dan dukungan kompeten dari perusahaan dalam negeri akan mampu memperkuat pasar domestik setelah jangka waktu tertentu, memberikan permintaan setidaknya dengan pasokan yang proporsional,” ucap Georgy Smirnov.

Rusia butuh waktu untuk mengatasi sanksi dari banyak perusahaan. (Foto: Pixabay/Engin_Akyurt)
Rusia butuh waktu untuk mengatasi sanksi dari banyak perusahaan. (Foto: Pixabay/Engin_Akyurt)

Selain China, negara-negara lain yang tak memberikan sanksi ke Rusia akan mengisi kekosongan. Sementara perusahaan yang memberikan sanksi kepada Rusia kemungkinan akan mendapatkan kesulitan tambahan jika ingin masuk kembali ke pasar negara tersebut.

"Mereka tidak akan dapat mengandalkan persyaratan preferensial dan preferensi ekonomi tahun-tahun sebelumnya," ujarnya. (Yni)

Baca juga:

Melihat Lebih Dekat Font Baru Google

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan