Recharge Mental untuk Kesehatan Menyeluruh

Sabtu, 07 Desember 2019 - Dwi Astarini

KARYAWAN di perkotaan lekat kaitannya dengan stres. Mereka tak hanya berjuang dengan beban pekerjaan yang menggunung, tetapi juga dengan beban mental yang luar biasa besar.

Hapiness speaker Lisa Samadikun mengatakan beban mental tersebut biasanya muncul dari beban pekerjaan yang melebihi kapasitas mereka. "Beban mental muncul dari tuntutan pekerjaan yang melebihi ekspektasi mereka dan target-target yang kurang realistis untuk dicapai," ujarnya saat ditemui di JHL Solitaire Hotel, Jumat (6/12).
BACA JUGA: 5 Tanda Kamu Menjalin Hubungan dengan Orang yang Tepat
Ia menguraikan bahwa semua beban pekerjaan yang dilimpahkan ke memori tidak mampu diolah dengan baik sehingga menumpuk dan menyebabkan stres. "Seperti ponsel, diri kita juga harus dicas secara berkala. Kita harus aware dengan diri kita dan berhenti sejenak untuk recharge energi," ucapnya.
"Proses pembuangan racun di tubuh bisa dilakukan lewat olahraga dan detoks makanan sehat. Sementara itu, pembuangan racun di mental bisa dilakukan jika kita berinteraksi dengan diri sendiri. Refleksikan apa yang menjadi tujuan hidup kita dan ekspektasi kita akan kehidupan," urainya.
lisa
Lisa Samadikun sarankan mengatur napas untuk mengecas energi. (foto: MP/Iftinavia Pradinantia)
Menurut Lisa, kita harus melatih diri untuk membuang emosi negatif di dalam pikiran agar tidak menjadi beban mental. "Kalau sudah menjadi beban mental, itu akan memengaruhi fisik," terangnya.
"Emosi negatif bisa mempengaruhi fisik. Akibatnya, aktivitas ringan pun bisa membuat kita cedera," imbuhnya.
Bentuk recharge sederhana yang bisa kita lakukan ialah dengan mengatur sistem pernapasan secara berkala. "Begitu mental sudah mulai capai, takes time untuk mengatur pernapasan," jelas Lisa.
"Bagi yang muslim, mungkin bisa dengan beribadah lima kali sehari," tukasnya.(avia)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan