PSSI Berharap FIFA Arena Turut Membentuk Karakter Pesepak Bola Muda Indonesia
Selasa, 06 Mei 2025 -
MerahPutih.com - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir berharap lapangan sepak bola mini FIFA Arena di Ciputat, Banten, turut menjadi tempat untuk membentuk karakter pesepak bola muda Indonesia. Harapan ini disampaikan saat meresmikan FIFA Arena, Selasa (6/5).
“Sepak bola bukan hanya soal menang atau kalah, tapi menjadi ajang utama dalam membangun karakter kemanusiaan. Ketika ada yang jatuh, bukan diinjak, tapi dibangunkan,” ujar Erick saat memberikan sambutan.
FIFA Arena sebagai bagian dari inisiatif global FIFA membangun fasilitas sepak bola di berbagai negara. Erick menyampaikan apresiasi karena menurutnya sejalan dengan isi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), termasuk program makan bergizi gratis yang dinilai berkontribusi terhadap pertumbuhan fisik atlet muda.
Peresmian turut dihadiri tiga pemain timnas U-17, yakni Muhammad Zahaby Gholy, Dafa Al Gasemi, dan Fabio Azka. Mereka merupakan bagian dari skuad timnas Indonesia U-17 yang memastikan diri lolos ke putaran final Piala Dunia U-17 2025 lewat jalur kualifikasi di Piala Asia U-17.
Baca juga:
“Kalau semua tingginya seperti Dafa, luar biasa. Artinya dengan gizi yang baik, generasi kita bisa lebih kompetitif,” tambahnya.
Pembangunan FIFA Arena itu merupakan inisiatif FIFA untuk membangun 1.000 lapangan. Indonesia menjadi salah satu negara yang masuk dalam daftar 11 negara pertama yang mendapat kesempatan untuk dibangunkan lapangan sepak bola mini oleh FIFA, seperti dikutip dari Antara.
Erick juga menyatakan bahwa pembangunan FIFA Arena menjadi bagian dari transformasi menyeluruh dalam sepak bola nasional, yang dimulai dari pembenahan mental pemain, hingga pembentukan lingkungan sosial yang sehat dan kompetitif.
Ia berharap fasilitas ini dapat menjadi tempat pembinaan atlet, ajang kompetisi, sekaligus pusat interaksi masyarakat.
“Kita ingin membuktikan bahwa sepak bola Indonesia bisa bangkit. Ini bukan hanya soal teknis, tapi tentang mentalitas dan ekosistem yang mendukung,” pungkasnya. (*)