Potensi Teknologi Blockchain dalam Pembangunan Indonesia

Jumat, 20 Agustus 2021 - Ikhsan Aryo Digdo

INDONESIAN Blockchain Conference (IBC) 2021 sukses diselenggarakan oleh Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I) pada Senin (9/8). Acara ini berhasil menarik minat masyarakat, para pelaku Industri, praktisi, akademisi, hingga para pembuat regulasi di Indonesia.

Pesatnya perkembangan industri Blockchain di Indonesia mengundang banyak ide inovatif dalam sesi Smart Regulation: Regulatory Framework for Blockchain-based Projects yang dihadiri oleh para narasumber yang kompeten di bidangnya.

Baca Juga:

A-B-I Bahas 4 Topik di Indonesia Blockchain Conference 2021

Wakil Menteri Perdagangan Indonesia, Dr. Jerry Sambuaga mengungkapkan harapannya terhadap industri Blockchain, salah satunya dalam pembentukan bursa crypto pertama di dunia yang diregulasi oleh pemerintah. Pembentukan bursa ini diharapkan dapat memberikan kepastian, kejelasan, dan juga perlindungan kepada konsumen, serta mencegah hal-hal seperti money laundry dan tindak pidana terorisme.

Blockchain dapat menyelesaikan persoalan di sektor real. (Foto: Unsplash/Launcpresso)

“Ketika bursa telah dibangun, ada kliring, ada pencatatannya, dan seterusnya itu akan lebih visible untuk di-manage. Kita memastikan itu bisa terawasi dan terlaksana dengan baik,” jelas Jerry dalam rilis pers yang diterima merahputih.com.

Dr. R. Edi Prio Pambudi, SE, MA selaku Staf Ahli Bidang Konektivitas, Pengembangan Jasa, dan Sumber Daya Alam yang mewakili Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian turut membagikan pandangannya terhadap inovasi blockchain. Menurutnya, para pelaku industri dapat memanfaatkan kesempatan berkreasi untuk membuat inovasi sistem berbasis Blockchain.

Jika hal tersebut terwujud, blockchain tidak akan lagi dikenal sebatas speculative instrument, namun dapat menyelesaikan persoalan di sektor real, dan di sisi lain dapat menjadi instrumen investasi. Selain itu, Edi juga melihat bahwa industri Blockchain di Indonesia memiliki kesempatan untuk unjuk diri di depan investor yang akan hadir pada acara G20 tahun depan.

Baca Juga:

Indonesia Jadi Founding Member Global Blockchain Forum

“Harusnya ini dipersiapkan jadi arena untuk menunjukkan kita tahun depan. Oh Indonesia siap loh karena kita punya talent yang banyak, bagaimana kita menjalin investasi untuk mengembangkan ini, jadi ini harusnya digarap,” jelas Edi yang juga hadir pada kesempatan itu.

Blockchain tidak melulu harus menyerahkan segalanya kepada regulator untuk mengawasi. (Foto: Unsplash/Thought Catalog)

Harapan dan dukungan juga disampaikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika yang diwakili oleh Dr. Ir. I Nyoman Adhiarna, M.Eng selaku Plt. Direktur Ekonomi Digital kepada regulators atau yang membuat regulasi. Nyoman mengatakan bahwa regulator harus membuat regulasi yang lebih fleksibel, yang biasa disebut agile regulation atau smart regulation.

Di sisi lain, Presiden Direktur PERURI, Dwina Septiani Widjaya mengatakan takjub melihat investor crypto asset yang sudah mengalahkan jumlah investor pasar modal. Dwina berharap Industri Blockchain tidak melulu harus menyerahkan segalanya kepada regulator untuk mengawasi, yang paling penting adalah asosiasi itu sendiri.

“Kalau kita cuma mengandalkan pada regulators, mereka sering kali pendekatannya pure compliance sedangkan dari kita orang bisnis, kita juga ada growth," ujar Dwina menutup panel diskusi ini. (ikh)

Baca Juga:

Penjahat Siber Curi Jutaan Dolar dari Proyek Blockchain 2021

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan