Potensi Macet dan Keterlambatan Kapal di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi saat Nataru 2025

Minggu, 01 Desember 2024 - Ikhsan Aryo Digdo

MerahPutih.com - Jelang Polri Natal dan Tahun Baru (Nataru), Korlantas Polri melalukan pemantauan jalur darat dan laut di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi-Gilimanuk Bali.

Jalur ini menjadi perhatian khusus, karena sering menjadi titik krusial dalam pergerakan masyarakat selama periode liburan Natal dan Tahun Baru 2025.

Korlantas Polri Irjen Aan Suhanan menyebut Pelabuhan Ketapang berdasarkan data dan pengalaman sebelumnya kerap terjadi kemacetan terutama saat cuaca buruk.

“Ketapang adalah salah satu titik yang menjadi perhatian utama kami selama Nataru. Kami berupaya memastikan pengelolaan transportasi berjalan lancar,” ungkap Aan di Ketapang, Banyuwangi dikutip Sabtu (30/11).

Baca juga:

PT KAI Bersiap Hadapi Cuaca Ekstrem di Musim Angkutan Nataru

Belajar dari kemacetan panjang akibat cuaca buruk dua tahun lalu, Korlantas Polri telah meningkatkan fasilitas dan infrastruktur di area pelabuhan. Dermaga telah diperbaiki, dengan kedalaman dan ketinggian air yang kini lebih stabil.

Meskipun begitu, berbagai antisipasi tetap disiapkan untuk menghadapi potensi kendala, seperti tingginya volume kendaraan, keterlambatan kapal, atau cuaca ekstrem.

“Kami telah mempersiapkan tiga buffer zone, yaitu di Terminal Sritanjung, Grand Watu Dodol, dan Bulusan, untuk mengurangi antrean. Sistem satu arah juga akan diterapkan di depan Pelabuhan Ketapang,” jelas Aan.

Selain itu, dermaga baru di Bulusan kini siap digunakan sebagai kantung parkir kendaraan, yang mampu menampung ratusan mobil.

Baca juga:

Jawa Tengah dan Timur Tujuan saat Libur Nataru, Volume Lalu Lintas Diprediksi Melonjak 47 Persen

ASDP Ketapang juga menambah tiga kapal reguler untuk meningkatkan kapasitas penumpang ke Bali. Pelabuhan Jangkar di Situbondo juga disiapkan sebagai alternatif, khusus untuk kendaraan barang, guna mengurangi kepadatan di Ketapang-Gilimanuk.

Untuk menghindari antrean panjang, masyarakat diimbau membeli tiket penyeberangan lebih awal, yang kini tersedia hingga 60 hari sebelum keberangkatan. Sistem geofencing diterapkan dalam pembelian tiket, yang hanya dapat dilakukan dalam radius dua kilometer dari pelabuhan.

“Kami harap masyarakat menghindari puncak arus mudik agar tidak terjadi penumpukan. Pembelian tiket jauh-jauh hari sangat disarankan,” kata Aan.

Di jalur darat, koordinasi juga dilakukan dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) untuk memastikan kesiapan jalur tol. Proyek perbaikan jalan tol dan non-tol ditargetkan selesai pada 14 Desember 2024, sehingga seluruh fasilitas dapat digunakan optimal menjelang puncak arus mudik pada 22-23 Desember.

Baca juga:

Pemerintah Jamin Harga Pangan Stabil di Nataru

“Kami pastikan semua jalur sudah siap digunakan untuk mendukung kelancaran perjalanan masyarakat,” tutup Aan. (ikh)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan