Petir, Lari Secepat Angin, dan Bela Diri Jadi Jurus Gundala Lawan Para Musuh
Senin, 25 Oktober 2021 -
SANCAKA (Abimana Aryasatya), masih mengenakan seragam satpam, saat dikeroyok preman pasar. Berbekal ilmu bela dirinya, Sancaka meladeni para preman, namun di tengah pertarungan tiba-tiba kapak melayang ke arah wajahnya. Sancaka kaget karena telapak tangannya kontan mengeluarkan aliran listrik menangkis lemparan kapak. Lalu, dari mana asalnya aliran listrik itu?
Di dalam film Gundala garapan Joko Anwar, tidak dijelaskan bagaimana asal-usul Sancaka mendapatkan kekuatan petir. Namun, asal-usul kekuatan itu diceritakan dalam komik garapan Harya Suraminata (Hasmi). Hasmi menciptakan Gundala pada 1969 berangkat dari karakter The Flash dan legenda Ki Ageng Selo, sosok yang mampu menangkap petir dengan tangannya.
Jika di versi film Sancaka berprofesi sebagai satpam, maka Sancaka versi komik digambarkan sebagai ilmuwan, kala itu sedang melakukan penelitian untuk menciptakan serum anti petir di laboratorium. Namun serum anti petir itu dihancurkannya karena menjadi faktor kandasnya hubungan asmara dengan Minarati.
Baca juga:

Sancaka berlari keluar rumah dengan perasaan enggak karuan. Ia sama sekali tidak peduli hujan deras bahkan berlari sampai di sebuah padang yang cukup luas. Tiba-tiba sebuah petir menyambarnya dengan dahsyat membawanya ke sebuah tempat bernama Kerajaan Petir.
Kerajaan Petir dipimpin Kaisar Crons, sengaja membawa Sancaka karena merasa simpati terhadap penelitian serum anti petir. Kaisar Crons memilih Sancaka untuk memimpin perang melawan Kerajaan Mega yang selalu menghalangi jalan Kerajaan Petir.
"Sancaka, pakaian ini khusus ku sediakan buatmu. Pakaian itu tersimpan dalam liontin kalung ini," kata Kaisar Crons sembari memberikan liontin ke Sancaka. "Nah, cobalah".
Di tengah kepulan asap, Sancaka berubah mengenakan kostum berwarna biru, sarung tangan merah, topeng, dan atribut saya di telinga. Dengan kostum itu, Sancaka memiliki kekuatan berupa aliran listrik dari telapak tangannya.
Masih tidak percaya, Kaisar Crons meminta Sancaka untuk menghancurkan dan melelehkan sebuah balok baja berukuran 125 meter kubik dengan telapak tangannya. Dari situ, Sancaka baru percaya kostum itu punya kekuatan super.
Baca juga:
7 Action Figure dan Statue Resmi Gundala Kreasi Dolanan Keren

Sebelum berangkat perang, Sancaka harus diadu kekuatannya terlebih dahulu dengan Jenderal Tirhapy, Si Petir Api. Pemenangnya akan diangkat sebagai panglima tertinggi di kerajaan tersebut. Singkat cerita, Sancaka berhasil mengalahkan Jenderal Tirhapy.
"Mulai hari ini, manusia Bumi ku angkat sebagai panglima tertinggi, sekaligus sebagai putera angkatku dan kuberi nama Gundala!," kata Kaisar Crons.
Selain mendapatkan kostum super dan kekuatan petir dari Kaisar Crons, Gundala juga mendapatkan kekuatan lari secepat angin dari Raja Taifun sang pemimpin Kerajaan Angin. Kekuatan itu diberikan Taifun sebelum Sancaka akhirnya kembali ke Bumi.
Lain komik, lain pula cerita di film Gundala garapan Joko Anwar. Sancaka justru sudah mendapatkan tanda-tanda kekuatan petir saat ia masih kecil (diperankan oleh Muzakki Ramdhan). Saat beranjak dewasa, Sancaka disambar petir setelah dibuang dari ketinggian gedung akibat berkelahi dengan preman-preman pasar.
Kalau kamu dengar secara saksama, petir yang menyambar Sancaka seolah 'berbicara' dan menyampaikan pesan. Sancaka yang tadinya pingsan, tiba-tiba bangkit dan langsung berteriak setelah petir masuk ke dalam tubuhnya.
Di film Gundala, Sancaka juga punya kekuatan bela diri yang diajarkan Awang (Faris Fadjar). Awang sengaja mengajarkan bela diri agar Sancaka bisa melindungi dirinya sendiri dan tidak merepotkan orang lain. Aksi bela diri ini pun ternyata sangat bermanfaat saat Sancaka berprofesi sebagai satpam di salah satu perusahaan media cetak. Ia berhasil melawan preman-preman dan anak buah Pengkor (Bront Palarae).

Pengkor yang menjadi musuh Sancaka di film Gundala, menjadikan anak-anak yatim sebagai senjatanya untuk membasmi Gundala. Mereka berasal dari beberapa profesi seperti dukun, perawat, ahli bela diri, pemahat batu, pemahat logam, koki, model, dan mahasiswa. Setiap anak buah punya perannya masing-masing dalam merencanakan aksi Pengkor. (and)
Baca juga: