Perempuan dan AI, Peluang untuk Transformasi dan Bekerja Lebih Efisien

Senin, 24 Maret 2025 - Dwi Astarini

MERAHPUTIH.COM - INDONESIA diidentifikasi sebagai global leader dalam adopsi kecerdasan buatan (AI) di tempat kerja. AI bahkan memiliki potensi yang sangat besar untuk mempercepat kesetaraan gender. Di Indonesia, adopsi AI akan memberikan efek siginifikan. Pada 2030, AI diproyeksikan akan memberikan kontribusi antara 2,83 persen dan 3,67 persen terhadap PDB Indonesia, atau setara dengan USD 366 miliar.

Hal itu diungkap UN Women untuk Indonesia dan Liaison ASEAN Ulziisuren Jamsran dalam webinar bertajuk AI untuk Perempuan: Membuka Peluang Lebih Besar & Bekerja Lebih Efisien, pekan lalu. Ia mengatakan Indonesia diidentifikasi sebagai global leader dalam adopsi AI di tempat kerja. Sebesar 92 persen pekerja kantor menggunakan generative AI. Meski begitu, potensi yang besar ini bisa membuat kita terlena. Jamsran menyoroti teknologi dan digitalisasi yang cepat telah menimbulkan tantangan yang terus ada, khususnya kesenjangan gender dalam akses dan penggunaan teknologi. "Meskipun semakin banyak perempuan di seluruh dunia yang terhubung ke internet setiap tahun, hanya 20 persen perempuan di negara-negara berpenghasilan rendah yang daring,” jelasnya.

Dalam menjawab tantangan menghadirkan kecerdasan buatan nan inklusif, hadirlah Indonesia AI Institute (IAII) yang diinisiasi Iim Fahima Jachja, Dr Ayu Purwarianti dan Noudie de Jong. Indonesia AI Institute menjawab kebutuhan ini dengan menjadi lembaga penelitian yang didedikasikan untuk pengembangan, literasi, dan penerapan Kecerdasan Buatan (AI) di Indonesia.

“IAII Didirikan dengan visi yang jelas yakni meningkatkan literasi dan kemampuan AI di masyarakat Indonesia, dan mempromosikan inovasi dan penelitian di bidang AI yang menjawab kebutuhan lokal dan nasional," kata Iim Fahima Jachja, Founder Indonesia AI Institute, Queenrides, dan Young Global Leader of the World Economic Forum.

Baca juga:

Perkembangan Kecerdasan Buatan Berpotensi Perburuk Ketimpangan Gender, IAII Hadir Wujudkan Ekosistem AI nan Inklusif



Pendiri Indonesia lain AI Institute Dr Ayu Purwarianti, yang juga peneliti pada Pusat AI Institut Teknologi Bandung, mengungkapkan pihaknya tengah melakukan penelitian dan riset untuk mengembangkan model AI untuk membantu dalam bidang ekonomi dan pendidikan.

Sementara itu, Head of Corporate Communication GoTo Josefhine Chitra, dalam kesempatan yang sama, mengemukakan AI dapat membantu perempuan menghemat waktu dalam melakukan perkerjaan. "Kita bisa menjadi lebih fokus pada masalah bisnis yang dihadapi. Memang tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan penggunaan AI, tetapi saat bisnis berkembang dengan cepat, AI bisa membantu dalam efisiensi operasi bisnis,” katanya.

Dia menambahkan pihaknya bersama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk pada November 2024 resmi meluncurkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial Intelligence (AI) bernama ‘Sahabat-AI’ dalam gelaran Indonesia AI Day.

Sahabat-AI merupakan platform Large Language Model (LLM) open-source pertama di Indonesia. LLM sendiri merupakan program AI yang telah dilatih dengan data besar, untuk memahami dan menghasilkan bahasa alami, sehingga dapat digunakan untuk berbagai aplikasi dan layanan digital.

Lebih jauh, Ayu mengungkapkan bahwa IAII saat ini mengembangkan AI yang dapat digunakan dalam sentiment analysis di sektor ekonomi dan keuangan guna meningkatkan pengambilan keputusan berbasis data. "Sentiment Analysis yang akan dilakukan menggunakan berbagai pendekatan, mulai dari Multi Domain, Aspect Base, Knowledge Graph, Named Entity Recognition (NER), dan LLM. Analisis akan dilakukan menggunakan dua bahasa, Indonesia dan Inggris. Harapannya, penelitian ini dapat mengidentifisi sentimen yang terkandung dalam berita secara akurat dan dapat dimanfaatkan untuk memprediksi pergerakan pasar finansial ataupun ekonomi,” jelasnya.

Di saat bersamaan, Indonesia AI Institute juga melakukan riset yang memadukan teknologi VR dan AI yang ditujukan untuk membantu pendidikan. Use case yang digunakan pada saat ini yakni penanaman nilai-nilai kebangsaan melalui pendekatan sejarah dan pengenalan para pahlawan Indonesia. Ketika penelitian ini sukses nanti, teknologi yang dibangun dapat diterapkan di berbagai bidang lain mulai dari pelatihan di dunia industri hingga di sektor pariwisata.

Penelitian lain yang pada saat ini telah dimanfaatkan yakni AI Teaching Tools, yaitu pemanfaatan AI dalam penyusunan rencana pembelajaran. Tools ini telah disampaikan kepada para guru dalam pelatihan AI Literacy for Teachers. Para guru ketika melihat simulasi tools tersebut merespons positif dan merasa sangat terbantu. Mereka dapat membuat rencana pengajaran dengan cepat dengan mempertimbangkan faktor-faktor lokal sehingga pengajaran dapat lebih mudah diterima siswa.

Tidak cukup hanya dalam bentuk penelitian, Indonesia AI Institute juga tengah mempersiapkan buku Membuat Chatbot itu Mudah. Hal ini dilakukan mengingat peranan Chatbot dalam perekonomian yang signifikan. Chatbot akan mendorong cosumer engagement, meningkatkan produktifitas dan eifisiensi bagi berbagai pihak. Buku ini akan menunjukkan betapa Chatbot yang mungkin bagi sebagian pihak dianggap teknologi canggih nan sulit sebenarnya termasuk kategori mudah. Programmer yang membaca buku ini akan dapat membangun Chatbot secara cepat.

Baca juga:

Iseng Tanya ke ChatGPT, Pria Norwegia Disebut Bunuh 2 Anaknya dan Dipenjara 21 Tahun, kini Ia Menuntut Platform Kecerdasan Buatan Itu



Pelibatan AI dalam keseharian perempuan tak melulu dalam bidang ekonomi dan edukasi. ParagonCorp telah melibatkan teknologi AI sejak 2020. Dalam perkembangan terkini, perusahaan yang membawahkan jenama kosmetik ternama Tanah Air ini melibatkan technology partner dan skin expert untuk membuat platform yang bisa memberikan rekomendasi produk yang cocok sesuai dengan warna dan kondisi kulit konsumen. "Kami menyadari benar kebutuhan tersebut sehingga pada akhirnya konsumen bisa membeli produk yang sesuai dengan kebutuhan kulit sehingga kami mempunya Wardah Color Intelligence,” jelasTessi Fathia Adam, Group Head Digital Transformation ParagonCorp, dalam kesempatan yang sama.

Tidak berbeda jauh dengan GoTo dan Paragon, VP Head of Industry Solution Indosat Ooredoo Hutchison Sito Dewi Damayanti mengungkapkan pihaknya telah melibatkan perempuan dalam pengembangan teknologi AI.

"Kami punya program yang namanya Indosat Digital Camp yang empowering every Indonesian khususnya untuk di bidang AI maupun bidang digital bisnis. Ada beberapa jenis pekerjaan yang akan hilang, tetapi ada pekerjaan yang membutuhkan kreativitas, analisis mendalam, dan pengelolaan justru akan meningkat di kemudian hari. Kami di Indosat membutuhkan para pekerja yang mampu mengelola AI, memahami dan kemudian dapat meningkatkan layanan berbasis AI sehingga menjadi aset yang berharga,” jelasnya.(*)

Baca juga:

Pemerintah Siapkan Diskusi Kajian Regulasi Teknologi Kecerdasan Buatan, Diharapkan Hasilkan Konsep

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan