Perdana, PSG Juarai Liga Champion, Luis Enrique Persembahkan Malam Bersejarah di Munich

Minggu, 01 Juni 2025 - Dwi Astarini

MERAHPUTIH.COM — PARIS Saint-Germain menorehkan sejarah baru. Untuk pertama kalinya, PSG menjadi juara Eropa. Tim asuhan Luis Enrique ini melakukannya dengan gemilang pada Sabtu (31/5) malam di Munich, Jerman. Mereka mengalahkan Inter Milan telak dengan skor 5-0.

Dalam malam yang dipenuhi antusiasme dan energi dari kedua kubu suporter, Les Parisiens tak butuh waktu lama untuk membuka skor. Seperti dilansir CNN, pada menit ke-12, Vitinha menemukan Desire Doue di dalam kotak penalti. Pemain berusia 19 tahun itu menunjukkan ketenangan luar biasa, mengirim umpan silang tepat ke depan gawang untuk mantan pemain Inter, Achraf Hakimi, yang sukses membawa PSG unggul.

Delapan menit kemudian, PSG menggandakan keunggulan. Nicolo Barella mencoba membiarkan bola keluar demi mendapatkan tendangan sudut untuk Inter, tapi Willian Pacho memiliki ide lain. Ia menyambar bola dari penguasaan Barella dan memulai serangan balik PSG. Dari situ, Khvicha Kvaratskhelia memberikan umpan kepada Ousmane Dembele, yang lalu mengoper kepada Doue. Tembakan Doue membentur Federico Dimarco dan membuat kiper Yann Sommer salah langkah.

Inter Milan memulai babak kedua dengan semangat baru, tetapi harapan untuk bangkit pupus pada menit ke-63 saat Doue mencetak gol keduanya. Sebuah pergerakan indah dimulai oleh umpan satu-dua antara Vitinha dan Dembele, yang diselesaikan dengan tenang oleh Doue melewati Sommer. Malam itu pun menjadi milik remaja 19 tahun itu.

Sejak saat itu, Inter kehilangan arah. Serangan PSG terus mengoyak lini pertahanan Inter. Kvaratskhelia, yang bergabung dari juara Italia Napoli pada Januari, mencetak gol keempat PSG di menit ke-73, menyambut umpan terobosan dari Dembele dan menaklukkan Sommer di tiang dekat.

Baca juga:

Bayern Munchen dan Paris Saint-Germain Melaju ke Perempat Final Liga Champions



Satu gol paling tak terduga dalam sejarah final Liga Champions tercipta malam itu. Pada menit ke-86, pemain muda berusia 19 tahun, Senny Mayulu, melakukan umpan satu-dua dengan Bradley Barcola sebelum melepaskan tembakan keras yang membentur tiang dan masuk ke gawang. Selebrasinya, berlari sambil mengangkat lutut tinggi, menunjukkan betapa terkejutnya ia sendiri atas gol tersebut, sama seperti para penonton.

Gol Mayulu menutup malam bersejarah. Tak ada tim yang pernah memenangi final ini dengan selisih lebih dari empat gol sebelumnya, dan tampaknya butuh waktu lama sebelum rekor ini bisa disamai. Kemenangan ini mungkin menjadi pencapaian paling emosional bagi pelatih Luis Enrique ketimbang prestasi-prestasi hebat lainnya dalam karier sepak bolanya. Pelatih berusia 55 tahun ini dan keluarganya mengalami duka mendalam pada 2019, ketika putri mereka yang berusia sembilan tahun, Xana, meninggal karena kanker.

"Putri saya sangat menyukai pesta, dan saya yakin, di mana pun dia berada sekarang, dia pasti sedang berpesta," kata Enrique kepada wartawan awal tahun ini.

Setelah pertandingan, para suporter PSG membentangkan tifo besar yang menggambarkan Luis Enrique bersama putrinya, memastikan Xana juga turut hadir dalam pesta terbesar dalam sejarah PSG.(dwi)

Baca juga:

Paris Saint-Germain dalam Kepercayaan Diri yang Bagus Melawan Real Sociedad

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan