Pengamat: Kelangkaan Sapi Karena Ketidakcocokan Data

Sabtu, 22 Agustus 2015 - Luhung Sapto

MerahPutih, Bisnis-Kisruh kelangkaan sapi beberapa waktu lalu diakibatkan ketidakcocokan data antara supply and demand. Akibatnya, kebijakan yang diambil oleh Pemerintah dengan mengeluarkan izin impor menuai kritik. 

Demikian kesimpulan pengamat hukum dan pengajar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Umar Husin dalam diskusi di Resto Gado-Gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (22/8).  "Sebenarnya (stok) ada, tapi datanya tidak sesuai dengan kondisi riil," kata Umar. 

Umar memaparkan, tidak semua sapi bisa dijual atau dipotong karena ada pemilik sapi yang menjadikan sapi sebagai 'tabungan'. Kalau butuh biaya barulah sapi dijual. Atau seperti di Jawa Timur, stok sapi berlimpah tapi mereka tidak mau mengirim ke Jawa Barat. 

"Yang pertama, Pemerintah Jawa Timur malah melarang ternak-ternak nya itu keluar ke wilayah jawabarat. Kedua, ada beberapa peternak sapi yang hanya menjual sapinya jika mereka butuh. Misal untuk biaya anaknya sekolah/kuliah, lalu momentum hari-hari besar," katanya.

Seperti diketahui, Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong menyatakan akan memerangi mafia sapi dengan cara membanjiri pasar dengan mendatangkan sapi dari luar negeri. Untuk itu, pihaknya siap menerbitkan lebih banyak lagi izin impor sapi sampai akhir tahun. Tom Lembong menyebut siap menerbitkan izin impor antara 200.000 -300.000 ekor sapi. (rfd)

Baca Juga: 

Pemerintah Akan Mengimpor 300 Ribu Ekor Sapi

Kemendag: Impor Sapi Hanya dari Australia karena Bebas PMK 

Pemerintah Harus Waspada Terhadap Mafia Daging Sapi

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan