Oka Antara dan Arifin Putra Ceritakan Perbedaan Film Platform Digital dan Film Bioskop
Rabu, 27 Februari 2019 -
SEKARANG, nonton film bukan enggak hanya melalui televisi atau bioskop. Tapi kecanggihan teknologi bikin kamu makin gampang nonton film-film berkualitas. Ya, dengan mudahnya kamu bisa mengakses banyak platform penyedia film. Cukup melalui gawai seperti layar laptop atau ponsel pintar.
Film-film di platform digital juga beda dengan yang ada di televisi atau bioskop. Meskipun Artis dan kru filmnya tetap sama. Bagus enggaknya antara kedua jenis film itu, kembali lagi ke selera masing-masing.
Namun, dari sudut pandang artis, film bioskop dan platform digital memiliki perbedaan. Bahkan bisa dibilang, kedua artis ini lebih senang jika dapat terlibat dalam film platform digital. Mereka ialah Oka Antara dan Arifin Putra. Demikian kata mereka saat ditemui merahputih.com di Grand Indonesia, Selasa (26/2).
Ini perbedaan kedua jenis film itu menurut mereka berdua.
1. Bagi Oka Antara, pemain dapat lebih bebas berekspresi dalam film platform digital

Menurut cerita Oka, ia pernah mendapatkan penawaran untuk terlibat dalam film platform digital. Tawaran tersebut cukup menggiurkan katanya. Sebab, tema dari film itu sendiri menarik. Bahkan enggak terpaku dengan lembaga sensor film
"Saya pernah ditawari project yang temanya berani. Yang enggak dibatasi lembaga sensor," tuturnya. Film tersebut menceritakan kisah seorang polisi. Yang bikin enggak biasa, penuh kebrutalan dalam film itu. Ya, enggak disensor sama sekali adegan-adegan sadisnya.
Oleh karena itu, bagi pria asal Jakarta itu ia sangat antusias jika mendapat kesempatan bermain film di platform digital. Karena ia merasa lebih leluasa. Serta lebih bisa mengimprovisasi saat pengambilan gambar. "Kita dikasih kebebasan untuk berdialog atau akting. Bagi Kita para pemain, itu sesuatu yang kita rindukan," tambahnya.
2. Bagi Arifin Putra, film platform digital lebih anti-mainstream

Aktor Arifin Putra juga senada dengan pendapat Oka Antara. Bagi dia, platform digital atau disebut Over The Top (OTT) menghasilkan film-film yang anti-mainstream. Bahkan, pelaku film platform digital kata Arifin juga konsisten dalam menentukan genre film. Semua itu berdasarkan analisis pribadi mereka.
"Mereka memiliki algoritma sendiri menilai orang sukanya apa. Kalo science fiction ya science fiction. Kalo drama ya drama. Jadi mendapat pilihan yang banyak," tukasnya.
Kalau sahabat Merah Putih bagaimana, suka film di platform digital, atau di televisi dan bioskop? Dua-duanya juga enggak masalah kok. Karena intinya film-filmnya sama-sama berkualitas. (ikh)
Baca juga: Tampil di LA Indie Movie 2019, Arifin Putra bakal Beberkan Instagram sebagai Aset Artis