Nusantara Beat Diisi Personel Kewarganegaraan Belanda dengan Garis Keturunan Indonesia, Tumbuh dari Rasa Cinta terhadap Akar Budaya Indonesia
Minggu, 16 November 2025 -
MerahPutih.com - Grup musik Indo-Psychedelic yang berpusat di Amsterdam, Nusantara Beat, resmi meluncurkan album debut penuh mereka pada 14 November 2025. Album yang diberi nama sama dengan nama grup tersebut dirilis secara global dalam format digital dan piringan hitam long play.
Untuk distribusi di kawasan Asia Tenggara, mereka bekerja sama dengan label asal Jakarta, demajors.
Album ini memuat sebelas lagu orisinal yang menjadi perjalanan musikal mendalam ke dalam warisan budaya Indonesia. Nusantara Beat piawai menggabungkan melodi folk yang hangat, sentuhan Indo-pop klasik, groove psikedelik yang menawan, serta elemen suara modern yang segar. Nama “Nusantara” sendiri memegang makna khusus bagi seluruh anggota band.
“Nusantara menggambarkan seluruh kepulauan Indonesia, sebuah istilah dari masa kerajaan yang mengisyaratkan persatuan. Sekarang, kata ini masih mencerminkan keberagaman yang menyatu dalam identitas tunggal. Maka ketika kami menyebut Nusantara Beat, itu berarti suara-suara dari seluruh kepulauan yang kami satukan menjadi satu irama,” jelas Megan De Klerk, vokalis band.
“Band ini punya keistimewaan untuk mengeksplorasi hal tersebut,” tambah Michael Joshua, sang pemain bas yang lahir di Jawa Barat namun tumbuh di Belanda sejak remaja.
Baca juga:
Seluruh anggota Nusantara Beat memiliki darah keturunan Indonesia meski berkewarganegaraan Belanda. Formasinya terdiri dari Megan (vokal), Jordy Sanger (gitar), Rouzy Portier (gitar/kibor), Michael Joshua Yonata (bas), Sonny Groeneveld (drum), dan adiknya, Gino Groeneveld (perkusi).
Berasal dari lingkungan musik Amsterdam yang penuh warna, para personel Nusantara Beat sebelumnya terlibat dalam grup seperti EUT, Jungle By Night, dan Altin Gün. Namun, minat untuk menelusuri musik Indonesia menjadi penggerak utama terbentuknya band ini.
“Band ini tumbuh dari rasa cinta dan rasa ingin tahu kami terhadap akar budaya Indonesia. Sonny dan Jordy sudah lama memikirkan ide membentuk band keroncong dan tampil untuk komunitas lansia. Sementara itu, Rouzy dan Michael juga punya mimpi serupa. Hingga akhirnya tahun 2021, semua itu diwujudkan,” ungkap Gino.
Susunan band semakin lengkap ketika Sonny mengajak Gino, yang baru hengkang dari Altin Gün, untuk memperkaya elemen perkusi. Kehadiran vokalis pun akhirnya sempurna ketika Megan, yang lebih dulu berkarya bersama EUT, bergabung dan memberanikan diri menyanyikan lagu-lagu berbahasa Indonesia — dan dari situlah keajaiban mulai muncul.
“Begitu kami latihan pertama kali bersama Megan, rasanya sudah tepat. Seperti sudah menemukan bentuk yang kami cari,” tutur Gino.
Penampilan perdana Nusantara Beat terjadi di Amsterdam pada musim panas 2022. Tak lama kemudian, mereka merilis tiga lagu yang berhasil menarik banyak perhatian. Ketiganya merupakan interpretasi ulang atas lagu klasik Indonesia dari abad ke-20, seperti “Djanger” (2023) yang terinspirasi tarian Bali, “Kota Bandung” (2023) yang menggambarkan keindahan Ibu Kota Jawa Barat, serta “Mang Becak” (2024), sebuah percakapan antara penumpang dan tukang becak dalam bahasa Sunda.
Baca juga:
Raisa & Barsena Bestandhi Hadirkan Keintiman Musik lewat Versi Live ‘Bila’
Dua di antaranya merupakan penghormatan tulus terhadap musik Pop Sunda, genre pop yang mengakar pada tradisi Sunda dan bercampur dengan warna psikedelik, surf, dan funk era 60-70an.
Nusantara Beat kini menegaskan diri sebagai salah satu kolektif musik yang berani menghidupkan kembali, sekaligus mengkreasikan ulang khazanah musik Indonesia — terutama Pop Sunda — dengan sentuhan modern. Produksi musik yang bersih, penggunaan synthesizer, dan groove mendalam menjadi ciri khas mereka.
Melalui album penuh pertama mereka, Nusantara Beat menyajikan sebelas lagu orisinal yang tetap mengakar pada tradisi, namun berani melangkah ke arah baru dengan penuh kreativitas. (far)