Nostalgia Main di Warnet, Bisa Ngegim Daring Sepuasnya Tanpa Harus Bayar
Sabtu, 11 Desember 2021 -
“BANG pindah komputer. Soalnya komputer ini ngelag”. Kalau kamu dulu 'anak warnet', pasti sudah tidak asing lagi dengan ujaran tersebut. Akhir pekan menjadi momen ditunggu-tunggu karena bisa ambil paket malam (happy hour) alias menginap di warnet sama teman-teman. Yuk, kita nostalgia keseruan di warnet.
Warnet, singkatan Warung Internet, menjadi pilihan bagi anak muda era 1990-an hingga 2000-an awal untuk menikmati tren gim daring. Di masa itu, hanya orang-orang tertentu saja memiliki akses internet di rumah. Alhasil, bagi mereka tak punya internet dan komputer di rumah harus mencari warnet terdekat. Lebih asyik lagi biasanya main warnet sama teman-teman. Tiap masa memang beda harga, ada per jam mencapai sepuluh ribu sampai kemudian tiga ribu, serta ada pula paket semisal happy our dari jam dua belas malam sampai lima pagi seharga sepuluh ribu.
Eits, tapi minta uang ke orang tua mungkin perlu perjuangan terlebih dahulu, seperti bantu membereskan rumah, pergi ibadah, atau memijat orang tua. Beda lagi dengan the real 'anak warnet' hampir 24/7 selalu ada di warnet. Tipe-tipe anak seperti itu biasanya selalu punya trik untuk bisa bermain tanpa harus bayar alias gratis. Bagaimana caranya?
Baca juga:

Trik pertama, mencoba mendekati operator warnet, apalagi punya jiwa sok asyik tinggi. Trik ini memang sering dilakukan supaya mereka bisa bermain secara gratis di warnet. Si operator pun merasa karena sudah memiliki hubungan cukup dekat, tidak masalah jika memberikan billing gratis.
Di beberapa warnet, tidak semua komputer memiliki spesifikasi komponen selalu sama. Ada komputer dirasa lebih baik ada pula sebaliknya. Enggak heran kalau 'anak warnet' rela antri alias booking komputer-komputer terbaik dan rela datang lebih awal. Yang paling diincar mereka terutama kualitas mouse dan keyboard.
Trik kedua, jadi joki ID orang lain untuk mencapai level tinggi di gim online. Para joki biasanya meminta klien untuk membayarkan billing mereka saat ‘bekerja’ di warnet. Waktu dibutuhkan untuk joki pun biasanya lumayan lama, bisa empat sampai lima jam, tergantung seberapa tinggi level diminta. Belum lagi kalau kliennya baik membelikan makanan, seperti mi instan dan secangkir jus jeruk. Bisa lupa sama rumah sih biasanya.
Di lain kesempatan, bisa juga mereka menghampiri orang lain saat sedang bermain dan menawarkan untuk joki ID. Beberapa orang merasa terpancing dan akhirnya spontan membayarkan billing si joki.
Baca juga:

Trik ketiga, mengambil sisa billing orang lain. Kamu pasti pernah melihat orang meninggalkan warnet tapi billingnya masih menyala berjam-jam. Faktor ini mungkin dikarenakan mereka tidak tahu bagaimana caranya logout billing, sehingga ditinggal begitu saja. Di saat itu menjadi kesempatan buat 'anak warnet' sejati bisa main gratis. Main dua jam di billing orang lain kan lumayan.
Terakhir, ketika koneksi internet mati, sebagian pengguna memutuskan untuk beristirahat dan makan sejenak. Lain halnya dengan 'anak warnet' sejati tetap mengakalinya dengan bermain Counter Strike (CS) dalam koneksi Local Area Network (LAN). Sambil menunggu internet menyala, mereka bermain CS dan akhirnya bisa mengenal satu sama lain.
Kondisi tersebut hampir mirip ketika warnet mengalami mati lampu, sehingga mereka harus nongkrong bareng menunggu listrik kembali menyala. Sebagai ruang bermain, enggak heran kalau warnet dianggap sebagai tempat komunitas gamers paling ideal. (and)
Baca juga: