Noorsy: Reklamasi Teluk Jakarta Ancam Pertahanan Keamanan
Jumat, 13 November 2015 -
MerahPutih Megapolitan - Cendekiawan muslim yang digadang-gadang Komunitas Pendukung Ichsanudin Noorsy (KPIN) untuk berlaga dalam Pilgub 2017 mengungkapkan, persoalan reklamasi Pantai Teluk Jakarta seharusnya dilakukan kajian tentang lingkungan secara mendalam. Hal tersebut diungkapka Ichsanuddin Noorsy seusai salat Jumat di Masjid al-Alam Marunda, Jakarta Utara, Jumat (13/11).
"Sepanjang kajian terhadap lingkungan tidak dilakukan secara mendalam, maka kita tidak bisa mengambil sikap sendiri. Kedua, di balik kajian lingkungan itu ada analisis, bukan hanya dampak lingkungan, tetapi juga dampak sosial, ekonomi, politik dan pertahanan-keamanan," ujar Ichsanuddin Noorsy.
Noorsy mengkritisi reklamasi teluk Jakarta, secara ekonomi merugikan rakyat kecil. Tetapi, dari perspektif pertahanan-keamanan, reklamasi berbahaya bagi Jakarta dan itu berarti berbahaya bagi Indonesia.
"Memang Anda (Ahok, red) bisa mengendalikan incoming-outgoing di pinggir pantai? Apakah kita punya kekuatan Angkatan Laut (AL) yang cukup kuat untuk mengendalikan pantai kita, saya tanya itu Selat Malaka siapa yang mengendalikan? Kalau kita bikin 17 pulau seperti itu apakah kita bisa mengendalikan pantai-pantai itu? Orang bisa seenaknya easy come-easy go, diperhitungkan tidak dampak keamanan itu? kalau kita tidak bisa membendung pertahanan-keamanan dengan baik, kelanjutannya jangan heran kalau kita terus menerus darurat narkoba, gak usah heran kalau kita terus menerus darurat korupsi, darurat moralnya gimana? Itu baru satu aspek pertahanan-keamanan, itu saja sudah persoalan besar," ujarnya.
Noorsy melanjutkan, alasan tersebut dikemukakan lantaran dalam realitasnya Indonesia tidak memiliki alutista dan sistem yang cukup mumpuni untuk menjaga bentang pantai dari Sabang sampai Merauke. Sebagai contoh, Selat Malaka dan Selat Makassar merupakan milik Indonesia yang memiliki kontribusi besar terhadap dunia internasional, tetapi tidak pernah ada kesungguhan untuk mengamankan untuk kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia.
"Orang semuanya sibuk bicara dampak, tapi yang dihitung dampak sosial-ekonomi. Sementara saya melihat jika dampak pertahanan-keamanan rendah, akan berimbas kepada sosial-ekonomi. Artinya, kita sedang mempertontonkan kesenjangan di Jakarta, sebagai tontonan yang paling menyakitkan karena akan memperlihatkan ketimpangan yang sangat vulgar," jelasnya. (aka)
Baca Juga:
- Muhammad Tahir: Reklamasi Teluk Jakarta Tenggelamkan Warga Pesisir
- Ketua DPRD DKI Bungkam Soal Reklamasi Teluk Jakarta
- Gara-Gara Ahok, 16.800 Nelayan Teluk Jakarta Terancam Menganggur
- Sebanyak 11 Perusahaan Keroyok Reklamasi Teluk Jakarta
- DPRD DKI Bentuk Pansus Selidiki Mega Proyek Reklamasi Teluk Jakarta