MNCTV, (Bukan) 'Televisi Masa Kini'
Selasa, 20 Oktober 2015 -
MerahPutih Televisi - Sangat menarik jika mengikuti perjalanan MNCTV (dahulu bernama TPI). Bukan karena adanya desas desus siaran MNCTV disabotase beberapa waktu lalu. Dua ikon nama yang berbeda, namun memiliki keterkaitan sejarah yang sama. TPI, dahulu dikenal dengan kepanjangan Televisi Pendidikan Indonesia yang dimiliki Siti Hardijanti Rukmana, diresmikan pada 23 Januari 1991 meski siaran untuk pertama kalinya pada 1 Januari 1991.
Dalam perjalanannya, setelah pertengahan 1990-an TPI bukan lagi menjadi Televisi Pendidikan Indonesia yang siarannya didominasi tutorial mata pelajaran sekolah berdasarkan modul-modul tertulis, namun TPI menjelma menjadi televisi hiburan bagi masyarakat. Saat itu dikenal dengan jargon "TPI is TPI". Dari televisi edukasi menjadi televisi konsep hiburan, TPI semakin bisa diterima masyarakat. Apalagi acara-acara yang disajikan sangat meng-Indonesia, seperti program musik dangdut, budaya, kuliner dan kuis. Kemudian TPI berubah nama siaran menjadi MNCTV.
Tampilan siaran MNCTV yang diduga disabotase beberapa waktu lalu. (sumber: path)
Perubahan nama dari TPI menjadi MNCTV tidak lepas dari problematika hukum atas dualisme kepemilikan, antara Siti Hardijanti Rukmana atau yang akrab disapa Mbak Tutut dan Hary Tanoesoedibjo. Ramai media memberitakan masalah tersebut, namun bagi masyarakat, yang dipahami adalah sajiannya, bukan permasalahan internal antara dua manajemen. Karena itulah, manajemen baru tetap menjalankan prinsip 'The show must go on'.
Perubahan nama siaran dari TPI menjadi MNCTV dilakukan secara resmi pada 20 Oktober 2010. Itu mengapa, ulang tahun MNCTV selalu dirayakan pada tanggal 20 Oktober, bukan lagi pada tanggal 23 Januari. Sejarah menorehkan, baik ketika bernama TPI maupun MNCTV, kedua ikon tersebut mampu bersaing dengan televisi swasta favorit lainnya dengan program-program unggulan. Sebut saja Kontes Dangdut TPI (KDI) yang kemudian dilanjutkan di masa siaran MNCTV tanpa embel-embel singkatan Kontes Dangdut TPI.
MNCTV juga pernah merajai sinetron dan FTV (film televisi) bertema religi. Dalam catatan Nielson, perusahaan yang bergerak di bidang informasi global serta media melalui riset, MNCTV pernah menjadi televisi nomor satu di tahun 2005 silam.
MNCTV juga berani mencoba hal baru sehingga menjadi tren masa kini. Sebut saja film-film atau drama Bollywood, serial animasi karya anak bangsa hingga program-program dangdut moderen yang akhirnya juga program sejenis tayang di televisi lainnya. BACA SELANJUTNYA
Ketatnya Persaingan MNCTV dengan Televisi Lain
Masuk ke dalam grup media bentukan Hary Tanoesoedibjo, menjadikan MNCTV bergairah untuk memupuk persaingan sehat dunia pertelevisian Tanah Air. Tak hanya dengan televisi swasta lainnya, namun dengan televisi yang tergolong saudaranya, RCTI dan Global TV. Meski belakangan jumlah penonton MNCTV mulai tergerus persaingan, tidak membuat para kreatif yang bekerja di MNCTV kehilangan daya saing.
Sebagai informasi, data rating untuk MNCTV yang diambil dari akun twitter @RatingTV_IND mencapai 10.6 di urutan kelima per Senin (19/10). Informasi dari akun tersebut diambil dan diolah dari data AC Nielsen.
Netizen mempertanyakan gangguan MNCTV yang diduga siarannya disabotase beberapa waktu lalu. (sumber: twitter)
Posisi MNCTV yang fluktuatif tersebut menandakan persaingan antar televisi saat ini semakin dinamis. Karena itu dibutuhkan kreatif yang lebih baik dan berbeda dari program-program yang ditayangkan televisi lainnya. Hal ini tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh staf yang tergabung di dalam manajemen MNCTV.
Motivasi dari arah dinamisnya persaingan dunia pertelevisian tanah air, tidak bisa terbantahkan. Sebagai bagian dari industri pertelevisian, MNCTV tidak bisa tinggal diam berada dalam posisi yang 'rawan'.
Dalam situs resmi MNCTV, dipaparkan jangkauan, yakni 158 juta pemirsa di seluruh Indonesia. Berdasarkan riset Nielsen, di tengah persaingan industri pertelevisian yang semakin ketat, MNCTV berhasil mencapai posisi 1 dengan 16,6 persen audience share naik pada April 2005. BACA SELANJUTNYA
Ulang Tahun ke-24 Bersama Legenda Musik Beda Genre
Dengan tetap mempertahankan konsep ke-Indonesiaanya, MNCTV rupanya tidak tergiur untuk menampilkan sosok yang tengah menjadi tren saat ini, seperti artis atau musisi dari luar negeri saat perayaan puncak ulang tahunnya yang ke-24 pada 20 Oktober 2015.
Penampilan dua legenda musik dengan genre berbeda, Rhoma Irama dan Iwan Fals, menjadi hal yang pastinya tak kalah untuk menghibur masyarakat Indonesia. Sebagai catatan, dua legenda tersebut memiliki penggemar fanatik di Tanah Air. Rhoma Irama yang juga langganan program spesial MNCTV, meski sudah tidak muda lagi, masih menjadi favorit di dunia dangdut, sementara Iwan Fals masih memiliki basis penggemar yang dinamakan OI (Orang Iwan) aktif, meski sang legenda itu sudah tak lagi produktif mencipta lagu.
Iwan Fals saat beraksi di atas panggung. (foto: www.iwanfals.co.id)
Menghadirkan dua legenda tanpa dibarengi musisi muda dari genre yang berbeda-beda, mungkin tak akan memberikan kesan menyeluruh terhadap keseluruhan acara. Karena itu, sejumlah musisi muda yang tengah naik daun seperti Fatin, Isyana Sarasvarti, Siti Badriah dan beberapa nama penyanyi muda lainnya ikut serta dalam perayaan ulang tahun MNCTV ke-24 yang bertema Kilau Raya.
Rangkaian acara ulang tahun MNCTV tersebut tak lepas dari semangat untuk memberikan program yang menghibur dan sesuai kultur tanah air.
"MNCTV bertekad tetap memberikan tayangan terbaik bagi keluarga Indonesia. Bukan sekedar tontonan yang menghibur tapi juga program yang bermanfaat sesuai kultur tanah air," ujar Managing Director MNCTV, Noersing dalam siaran persnya yang diterima merahputih.com.
Sama seperti tema-tema ulang tahun sebelumnya, MNCTV selalu ingin menjadikan cita rasa Indonesia dalam sajian puncaknya. BACA SELANJUTNYA
Target Keluarga Indonesia Target Dicinta
Melihat perjalanan MNCTV selama 24 tahun, sejak mulai memakai nama siaran TPI hingga MNCTV seperti saat ini, ada sebuah benang merah yang masih melandasi semangat program-program MNCTV, yakni keluarga Indonesia.
Target tersebut dibenarkan manajemen MNCTV, melalui siaran persnya. Sejumlah program unggulan seperti serial Upin Ipin, Adit Sopo Jarwo, Boboi Boy dan Pada Zaman Dahulu diklaim mendapat tempat tersendiri di hati keluarga Indonesia, dengan capaian rating dan share yang dapat bersaing dengan program sejenis di saluran televisi lainnya. Program unggulan lainnya, MNCTV menghadirkan serial Go BMX dan Naga Bonar Tea.
Rangkaian program yang disajikan, seakan tidak membuat masyarakat merasakan adanya konflik kepemilikan di tubuh manajemen PT Cipta TPI. Masalah di balik layar, memang bukan menjadi urusan para penonton. Mereka hanya bisa duduk dan menikmati sambil mempertahankan channel tetap di saluran MNCTV. Hal itulah yang bisa dilakukan MNCTV terhadap para pemirsanya, untuk selalu dinanti dan berada di hati.
Sebab, MNCTV bukanlah 'televisi masa kini' karena merupakan jargon televisi lain. MNCTV pasti tetap ingin 'Selalu di Hati'. Bukan begitu bukan?
BACA JUGA:
- Siaran MNCTV Disabotase?
- MNCTV Menampik Ada Sabotase Pada Channelnya
- Ultah ke-24, MNCTV Hadirkan Rhoma Irama dan Iwan Fals
- Daftar Lengkap Pemenang MNCTV Dangdut Award 2014