Mengenal Sosok Sofia Jirau, Model Down Syndrome Victoria's Secret

Selasa, 22 Februari 2022 - Ikhsan Aryo Digdo

SOSOK model identik dengan perempuan cantik, memiliki badan proporsional, berkulit mulus dan sempurna. Namun kini anggapan tadi ditepis dengan perubahan pola berpikir yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Brand lingerie kenamaan dunia, Victoria’s Secret selalu mengutamakan penampilan utuh seorang perempuan. Namun, brand ini baru saja memperkenalkan model down syndrome pertama untuk kampanye koleksi rancangan terbaru, Love Cloud.

Baca Juga:

Telisik Fakta Down Syndrome

Model beruntung itu bernama Sofia Jirau. Ia menjadi salah satu model dari 18 perempuan yang mewakili kampanye terbaru Victoria’s Secret untuk Valentine, Love Cloud. Saat ini, sosok Sofia Jirau tengah disorot lantaran menjadi model down syndrome pertama ritel asal Amerika tersebut. Victoria's Secret memang tengah mengubah konsep dengan re-branding besar-besaran yang semakin inklusif.

Sofia sangat senang dapat terpilih sebagai model Victoria's Secret. (Foto: Instagram/@sofiajirau)

Love Cloud Collectionnya merangkul dan merayakan setiap bentuk tubuh dan kondisi utuh yang dimiliki perempuan tanpa melihat kekurangan fisik. Tentu saja, momentum kali ini membuat masyarakat lebih mengenal dan ingin mengetahui apa itu down syndrome.

Lewat akun Instagram pribadinya, Sofia mengekspresikan kegembiraannya bisa terpilih sebagai model dari brand sekelas Victoria’s Secret.

Baca Juga:

Penyandang Down Syndrome Jadi Model Skincare Lokal

“Akhirnya saya bisa membagikan rahasia ini. Terima kasih kepada kalian semua yang telah mendukung project ini. Terima kasih Victoria's Secret telah melihat potensi model dalam diri saya dan menjadikan saya bagian dari kampanye Love Cloud Collection,” tulis Sofia dalam salah satu unggahan Instagramnya.

Perempuan 24 tahun ini memulai debut modeling pada gelaran pekan mode bergengsi, New York Fashion Week 2020. Saat itu dirinya menjadi salah satu dari beberapa model pertama dengan Down Syndrome yang berjalan di panggung runway New York Fashion Week.

Sofia juga meluncurkan kampanye berbahasa Spanyolnya sendiri yang disebut 'No Limits'. (Foto: Remezcla)

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Down Syndrome adalah suatu kondisi di mana seseorang dilahirkan dengan kromosom ekstra. Hal ini mengakibatkan perubahan pada bagaimana tubuh dan otak berkembang, yang dapat menyebabkan tantangan mental dan fisik.

Tak terlepas dari kondisinya , Sofia juga meluncurkan kampanye berbahasa Spanyolnya sendiri yang disebut 'No Limits'. Kampanye ini bertujuan untuk menunjukkan kapasitas orang-orang dengan Down Syndrome untuk mencapai tujuan mereka terlepas dari kondisi mereka. (dgs)

Baca Juga:

Gucci Beauty Gandeng Model Down Syndrom untuk Kampanye Kecantikan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan