Mengenal Nadiem Makarim, CEO Go-Jek yang Dipanggil Jokowi ke Istana Negara
Senin, 21 Oktober 2019 -
SETELAH resmi dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden, Minggu (20/10), Joko Widodo-Ma’ruf Amin dikabarkan akan mengumumkan calon menteri di masa kepemimpinannya lima tahun ke depan, Senin (21/10). Terlihat satu per satu calon menteri datang ke Istana Negara mengenakan kemeja putih. Salah seorang yang datang memenuhi panggilan Presiden Jokowi ialah CEO Go-Jek, Nadiem Makarim. Kedatangan Nadiem membuat warganet berspekulasi posisi apa yang akan diduduki Nadiem.
Nadiem Makarim ialah pebisnis muda yang sangat sukses di Indonesia. Ia mendirikan dan mengembangkan aplikasi penyedia jasa transportasi, yakni Go-Jek. Lahir di Singapura, 4 Juli 1984, Nadiem memiliki latar pendidikan yang mentereng. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA di Singapura, Nadiem memutuskan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
BACA JUGA: Nadiem Makarim: Saya Dipanggil Presiden
Pada 2002, ia menempuh gelar sarjana di Brown University, Amerika Serikat. Ia berhasil meraih gelar business administration (BA) di jurusan hubungan internasional (HI). Tak sampai di situ, pada 2006, ia kemudian melanjutkan studinya di Harvard Business School dan mendapatkan gelar master of business administration (MBA).

Seusai menamatkan pendidikannya, Nadiem langsung bekerja di perusahaan McKinsey & Company sebagai konsultan manajemen. Setelah tiga tahun bekerja di McKinsey & Company, ia bekerja di Zalora Indonesia. Di bisnis fesyen itu, ia menduduki posisi co-founder & managing editor. Setelah keluar dari Zalora, ia kemudian menjabat Chief Innovation Officer (CIO) Kartuku.
Berbekal banyak pengalaman bekerja, Nadiem memberanikan diri berhenti bekerja dan memulai bisnis baru. Ia mengaku tidak betah bekerja di perusahaan orang lain dan ingin mengontrol takdirnya sendiri. Ide untuk mendirikan Go-Jek berawal dari kebiasaan Nadiem menggunakan jasa ojek ketimbang transportasi lain.
Ketika berbincang dengan beberapa tukang ojek, ia menemukan fakta bahwa hampir sebagian besar tukang ojek menghabiskan waktu mereka untuk menunggu pelanggan dan mereka sulit untuk mencari pelanggan. Di sisi lain, kemacetan Jakarta yang semakin buruk membutuhkan layanan transportasi serta pengiriman cepat yang membantu warga Jakarta.
Setelah mendengar keluhan para tukang ojek, pada 2011, Nadiem Makarim mendirikan perusahaan rintisan Go-Jek sebagai layanan transportasi yang dapat membantu masyarakat. Tak hanya transportasi, Go-Jek juga menawarkan layanan, seperti pembelian makanan dan berbelanja. Ketika awal Go-Jek berdiri, Nadiem hanya memiliki 20 driver. Sistem yang ditawarkan pun hanya via telepon call center. Pelanggan menghubungi call center untuk mendapatkan driver terdekat.
Pada 2014, perusahaan rintisan besutan Nadiem mendapatkan suntikan dana dari perusahaan investasi asal Singapura, Northstar Grup. Berawal dari suntikan dana itu, Go-Jek dilirik perusahaan-perusahaan lain untuk berinvestasi. Di tahun yang sama, Redmart Limited dan Zimplistic Pte Ltd berinvestasi di Go-Jek.
Dengan kejelian pebisnis, Nadiem melihat peluang besar jika bisnisnya dikaitkan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Pada 2015, pelanggan Go-Jek semakin meningkat seiring dirilisnya aplikasi mobile yang memudahkan masyarakat untuk memakai jasa Go-Jek.
Kini, dalam waktu tak sampai lima tahun setelah aplikasinya dirilis, Go-Jek sudah jadi teman setia warga Ibu Kota dan banyak kota lain di Indonesia. Dengan adanya Go-Jek, masyarakat kini lebih mudah untuk bepergian dan memanjakan diri.

Kiprah gemilang Nadiem dalam mengelola bisnis pun membuahkan beberapa penghargaan. Pada 2016, Nadiem menerima The Straits Times Asian of The Year sekaligus menjadi orang Indonesia pertama yang menerima penghargaan tersebut. Penghargaan itu diberikan kepada individu atau kelompok yang memberikan kontribusi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di negara mereka atau Asia pada umumnya.
Di 2018, Nadiem masuk daftar Bloomberg 50. Bloomberg menilai bahwa tidak ada aplikasi lain yang telah mengubah kehidupan di Indonesia dengan cepat seperti Go-Jek.
Pada Mei tahun ini, pria 35 tahun ini menjadi tokoh termuda se-Asia yang menerima penghargaan Nikkei Asia Prize ke-24 untuk inovasi ekonomi dan bisnis. Penghargaan diberikan kepada individu atau organisasi yang berkontribusi bagi pengembangan kawasan Asia dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Asia. Uniknya, hadiah yang ia terima malah ia gandakan menjadi Rp860 juta. Dana sebesar itu ia donasikan untuk pendidikan anak mitra pengemudi Go-Jek.
Kini, Go-Jek sudah melayani lebih dari 50 kota di Indonesia dan memiliki lebih dari 300 ribu driver. Tentu Go-Jek memiliki nilai valuasi yang tinggi sebagai salah satu perusahaan unicorn. Jika melihat perjalanan mengampu bisnis Nadiem Makariem, kira-kiran posisi menteri apa ya yang akan ditempatinya?(And)