Mengenal Diet Thonon yang bakal Populer di 2019
Selasa, 08 Januari 2019 -
APAKAH kamu termasuk yang memasukkan berdiet ke daftar resolusi tahun 2019? Jika iya, pastilah kamu sudah menimbang-nimbang metode diet terbaik yang bisa kamu terapkan.
Hellosehat melansir 4 metode diet yang amat mungkin jadi tren di 2019. Keempatnya yakni diet mayo, keto, diet rendah garam, dan diet thonon.
Metode yang disebut terakhir mungkin belum familier kamu kenal. Meskipun demikian, popularitas metode diet satu ini bakal menanjak di 2019.
1. Diet Tinggi Protein

Dikutip dari Hellosehat, diet Thonon adalah diet yang mengutamakan pola makan tinggi protein selama 14 hari (2 minggu). Konsumsi protein tinggi dalam waktu itu akan menurunkan berat badan dengan cepat. Setelah dua minggu, berat badan kamu bisa turun hingga 5 kilogram.
Karena pola dietnya tinggi protein, kamu diharuskan memotong asupan kalori harian hingga setengahnya. Itu berarti dari minimal 1.200 kalori per hari menjadi hanya 600-800 kalori per hari.
2. Selebritas Hollywood Heboh Mencoba Diet Thonon

Dengan memotong asupan kalori dan menambah protein saat berdiet thonon, kamu dijanjikan turun hingga 5 kg dalam 14 hari saja. Enggak mengherankan jika banyak selebritas Hollywood yang heboh membahas metode diet ini.
Penurunan berat badan yang sedemikian banyak didapat dengan mengikuti pola makan tertentu. Seperti dilansir laman Women’s Health, berikut pola makan diet Thonon.
- Sarapan: Minum secangkir kopi atau teh tanpa pemanis. Kadang, bisa diselingi dengan susu dan sepotong kecil roti gandum.
- Makan siang: Sepiring lauk tinggi protein. Misalnya, dua buah telur rebus dengan tambahan sayuran atau ikan yang direbus dengan tambahan kombinasi sayuran.
- Makan malam: Menu tinggi protein, misalnya daging steak 200 gr dengan tambahan sayuran sesuai selera.
Setelah 14 hari melakukan diet ketat, tahap selanjutnya merupakan 'tahap stabilisasi'. Tahap ini bertujuan mencegah kenaikan berat badan. Biasanya, fase ini akan berlangsung selama satu minggu untuk setiap penurunan 1 kilogram berat badan.
3. Turun Banyak, Tapi...

Seperti layaknya metode diet lain, diet thonon juga punya dua sisi, positif dan negatif. Motede ini menawarkan penurunan berat badan dengan amat cepat. Tidak mengherankan jika banyak yang berpendapat diet ini merupakan solusi terbaik untuk menurunkan berat badan.
Di sisi lain, ada pihak yang masih ragu-ragu akan efektivitas diet thonon. Samantha Rigoli, seorang ahli gizi di Healthy to The Core New York City, mengatakan secara teori menu makanan yang monoton akan sulit dilakukan dalam jangka panjang. Mungkin kamu akan mengalami penurunan berat badan di awal program diet, tapi untuk mempertahankan berat badan tersebut bukanlah yang hal mudah.
Pasalnya, apabila kamu tidak bisa mempertahankan pola makan tersebut, diet thonon akan sulit dijaga dalam jangka panjang sehingga pada akhirnya berat badan akan kembali seperti semula.
Selain itu, diet thonon juga dinilai tidak sehat karena hanya mengandalkan asupan tinggi protein, tapi rendah kalori. Sejumlah penelitian melaporkan pola makan tinggi protein dan serat membuat kamu cenderung mengalami sembelit, meski pada akhirnya diet ini berhasil menurunkan berat badan dalam waktu cepat.
4. Bukan buat Semua Orang

Tidak semua orang bisa menerapkan diet thonon. Pola diet thonon tidak direkomendasikan untuk dilakukan anak-anak, orang tua, ibu hamil, orang yang punya penyakit jantung, pengidap gangguan ginjal, orang hipertensi, serta orang-orang yang sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Jadi kalau kamu tertarik mencoba diet ini, pastikan kondisi tubuhmu prima ya.(*)