Masyarakat Sudah Bosan dengan Isu Agama dalam Pilgub DKI

Senin, 27 Maret 2017 - Eddy Flo

Pemilihan Gubernur DKI Jakarta ternyata menjadi lahan subur bagi sebagian kalangan untuk 'menggoreng' isu agama dalam menghadang maupun melawan kontestan lain. Isu SARA khususnya agama cenderung dipolitisir secara masif untuk menyerang paslon tertentu.

Hal ini menjadikan pilgub DKI tampak lebih 'panas' dan bergejolak dibandingkan dengan pilkada di tempat lain. Benarkah isu agama masih relevan di Jakarta?

Menyikapi persoalan itu, Juru bicara timses pasangan Ahok-Djarot sekaligus politikus PDIP Eva Sundari mengatakan sudah tidak relevan lagi isu agama digunakan untuk menjatuhkan lawan calon. Karena tidak sesuai pada UU pilkada maupun pileg.

"Namun, pada prakteknya di Pilgub DKI hal tersebut masif dilakukan tim paslon nomor 3 dan tampaknya paslon itu menikmati serta membiarkan seperti di video-video, pidato jurkam, bahkan orasi paslon, surat kontrak, menghadiri baiat, spanduk pakai ayat, bawa-bawa unsur agama," kata Eva Sundari saat dihubungi merahputih.com melalui pesan singkat WA, Senin (27/3).

Eva menilai, masyarakat sudah jenuh mendengar isu agama. Ia merasa yakin masyarakat juga dapat melihat mana pemimpin yang sudah terbukti.

"Pada putaran pertama Pilgub, orang sudah mengetahui calon yang maju pada putaran kedua. Walau strateginya banyak yang intimidatif sih. Tapi saya merasa bersyukur masyarakat sudah mulai jenuh denga isu tersebut. Justru sebaliknya lebih rasional. Politisasi agama bisa berdampak backfire," tandasnya.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan