Kuy Unjuk Gigi Selagi Durasi Instagram Reels Diperpanjang

Selasa, 07 Juni 2022 - Yudi Anugrah Nugroho

PENGGUNA Instagram khususnya Reels tak perlu lagi harus memangkas konten video menjadi 30 detik agar bisa diunggah secara utuh. Kini, Reels bisa mengunggah video dengan durasi lebih panjang menjadi 90 menit agar pengguna lebih leluasa berkreasi.

"Kami akan terus menciptakan cara-cara baru untuk memudahkan para kreator dan pelaku bisnis dalam memaksimalkan kekuatan Reels. Baik itu untuk memperluas jangkauan audiens atau untuk memasarkan produk. Kami berharap fitur-fitur ini bisa membantu mereka mencapai tujuan dengan lebih cepat," kata Kepala Komunikasi Instagram Asia Tenggara Putri Silalahi, mengutip Antara.

Baca juga:

Instagram Uji Coba Tampilan Feed Selayar Penuh Seperti TikTok

Indonesia, lanjut Putri Silalahi, merupakan salah satu negara dengan pengguna dan penonton Reels paling banyak sehingga Instagram meluncurkan beberapa fitur lain khusus Reels di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Editing Tools Kini Tersedia pada Reels Instagram dan Facebook
Kini Reels memiliki sejumlah fitur baru untuk memuaskan para kreator. (Foto: Meta)

Fitur-fitur teranyar tersebut, antara lain berupa import audio dan efek suara sehingga memungkinkan pengguna memasukkan audio kreasinya pada konten video tersebut. Selain itu, ada pula efek suara serupa bunyi klakson dan suara drum.

Di samping audio, fitur terbaru lainnya stiker interaktif nan selama ini hanya ada di stories, seperti kuis, jajak pendapat, dan emoji kini bisa digunakan di video Reels.

Baca Juga:

Instagram Tingkatan Batas Waktu Harian, untuk Apa?

Dengan perpanjangan durasi tersebut, kini Warga +62 jadi lebih leluasa unjuk gigi berkreasi membuat bermacam konten sehingga tak perlu cemas 'gambar bergeraknya' terpotong atau musti bikin gimmick lanjut part 2.

Khusus pengguna atau pembuat konten bukan sebatas kegiatan pamer keseharian, melainkan pengembangan bisnis, perpanjangan durasi Reels menjadi 90 menit merupakan peluang menarik. Mereka bisa unjuk gigi dengan kreasi konten lebih panjang secara durasi untuk menunjang perluasan segmen pasar, membesarkan nama merek, atau meningkatkan jumlah pengikut.

Durasi Reels menjadi 90 menit membuat pembuat konten semakin leluasa. (Foto: Pixabay-Solenfeyissa)

Sejak kemunculan kali pertama pada Agustus 2020, Reels telah digunakan para pembuat konten untuk banyak kepentingan, salah satunya bisnis. Kemunculan Reels dianggap beberapa kalangan untuk menyaingi Tiktok nan semakin melesat penggunanya selama pandemi.

Namun, ternyata Reels dianggap lebih cocok untuk kepentingan konten bisnis ketimbang Tiktok nan lebih banyak melahirkan konten kreator baru perseorangan atau di luar merek. Agensi pemasaran influencer Markerly telah menganalisa unggahan 80 influencer dan 10 merek di Tiktok dan Instagram, kemudian menemukan Reels saat ini menjadi tempat terbaik para pemilik merek mengkreasikan kontennya, sedangkan Tiktok tetap menjadi medium tumbuhnya kultur influencer dan selebritas.

Influencer dan selebritas menerima hampir dua kali lipat reaksi, termasuk tanda suka (love) dan keterlibatan di Tiktok dibandingkan dengan Reels. Sementara itu, pemilik merek seperti NBA menunjukkan menerima lebih dari 63 ribu tanda suka di Tiktok versus 425 ribu di Reels.

“Saat melihat akun merek, Reels menerima keterlibatan lebih tinggi dan kami berspekulasi itu karena kehadiran merek nan mereka bangun dan kembangkan secara signifikan lebih lama daripada di Tiktok,” kata salah seorang pendiri Markerly Justin Kline, mengutip Forbes.

Demografi penggunan di kedua platform juga menjadi perhitungan khusus mengapa Reels dan Tiktok berbeda. Sebagian besar pengguna Tiktok merupakan Gen Z dengan kelompok usia terbesar 10 hingga 19 tahun sebagai generasi nan tumbuh dengan kultur influencer. Sementara, usia terbesar pengguna Instagram 25-34 tahun atau Milenial sehingga memungkinkan pemilik akun merek membuat konten di Reels.

“Tiktok membuat namanya terkenal pada konten otentik, menyenangkan, dan kreatif para influencer, jadi tidak mengherankan pengguna individu masih menang melawan merek di aplikasinya sebab Tiktoker datang untuk melihat tantangan menari, lagu, dan lelucon, bukan konten bermerek secara terang-terangan,” tutup Justin Kline. (*)

Baca Juga:

Instagram Uji Coba Fitur Pemberitahuan Saat 'Down'

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan