Kembalinya Genre Horor di Film Indonesia

Rabu, 20 September 2017 - P Suryo R

ADA hal yang sangat menggelitik pada tahun 2017 ini. Genre Film horor terlihat mulai menggeliat menunjukan eksistensinya. Dibuat kembali film Jailangkung (2001) pada masa sekarang ini seolah membangkitkan rasa mencekam itu.

Pada tahun 2017 ini ada beberapa film bergenre horor yang berada di depan penikmat film. Seperti 'Danur', 'The Promise', 'The Curse', 'Gunung Kawi' dan 'Ular Tangga'. Sedangkan yang akan rilis remake film 'Pengabdi Setan' garapan Joko Anwar dan 'Ruqyah' besutan Jose Purnomo. Jualannya masih sama mempertontonkan rasa mencekam dan ketakutan.

Ada perbedaan mendasar dari genre film horor pada tahun-tahun belakangan ini. Film-film horor yang ada saat ini tak lagi memberikan porsi besar pada sisi erotismenya. Kecenderungan dibuang sangat terasa sekali. Alhasil tampilan menjadi sangat film horor.

Bisa jadi kehadiran film-film horor Indonesia mulai tercium kembali karena adanya tren film-film Hollywood yang mendaurulang beberapa film horor terkenalnya. Sejak awal 2010-an Hollywood membangkitkan kembali kengerian yang sudah lama ada. Seperti remake dari 'A Nightmare on Elm Street' (2010), 'The Crazies' (2010) dan 'Curse of Chucky' (2013) yang disebut sebagai sekuel. Menyusul adalah 'Friday the 13th'dan 'Hellraiser'.

Sedangkan di layar kaca horor pun tak kalah populernya, bahkan memiliki penggemar yang sangat banyak. Seperti serial 'The Walking Dead', 'American Horror Story' dan 'The Strain'. Pun dari Korea Selatan membuat film bergenre horor yang disuka secara internasional, 'Train to Busan', menjadi salah satu film zombie terbaik.

Indonesia sama dengan Jepang dan Thailand yang memproduksi film horor lebih mencekam dan mengerikan. Film horor Indonesia bisa jadi tidak dapat lepas dari aktris terpopulernya Suzanna. Aktris cantik awet muda itu memiliki film horor yang sangat melegenda, yakni 'Beranak dalam Kubur' (1971) dan 'Sundel Bolong' (1981). (psr)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan