Kaya Rempah, ini 3 Semur Nikmat Khas Nusantara

Rabu, 27 Maret 2019 - Dwi Astarini

SAJIAN semur sudah jadi makanan favorit banyak orang Indonesia. Olahan berkuah hitam ini biasanya dimasak dengan bumbu-bumbu dan rempah. Itulah yang membuat semur wangi, nikmat, dan menggugah selera.

Tahukah kamu, ternyata semur punya cerita panjang. Dalam sesi Cooks and Talks di ajang International Forum on Spice Route, Sabtu (23/3), Chef Wira Hardiansyah bercerita tentang kisah semur. Dahulu, ada tradisi mengolah daging di Madura yang disebut harang. Tradisi itu berkembang di masa berburu dan meramu makanan di abad ke-9. Dalam harang, daging dimasak dengan merang. Akibatnya, masakan jadi berwarna hitam.

Pada perkembangan selanjutnya, olahan daging dikenalkan pada kecap. Di masa awal, kecap yang dikenal bercitarasa asin. Sari ikan tersebut dikenal ke seluruh Nusantara berkat para pendatang dari Tiongkok. Saat para pendatang itu menikahi orang Melayu, unsur manis masuk ke kecap dengan penambahan gula jawa. "Sejak saat itu, kecap manis lazim dikenal sebagai tambahan untuk memasak makanan," ujar Wira.

Nama semur, menurut Chef Wira, amat mungkin dikenalkan pada masa penjajahan. Ketika itu, orang Belanda memasak menggunakan panci stomerijj atau steamer. Mereka biasa memasak daging dengan alat masak tersebut. Pribumi yang membantu pun mendengar kata itu dengan 'smoor'. Lama kelamaan, kata itu berubah menjadi semur.

Resep semur di Indonesia pun sudah sejak lama dikenal. Dalam buku Indische Kookboek (1902), ada 6 resep semur berbahan ayam yang dituliskan. Secara umum, semua jenis semur menggunakan campuran rempah, seperti secang, pulosari, daun salam, lada, kayu manis, pala, fuli, dan cengkih. Itulah yang bikin semur nikmat.

Di Nusantara, olahan semur enggak melulu berbahan ayam lo. Semur daging, tahu, tempe, dan jengkol juga jadi favorit. Beberapa daerah bahkan punya nama tersendiri untuk olahan semur mereka.

1. Malbi, semur nikmat dari Sumatra Selatan

Gulai malbi khas Palembang. (Foto: Instagram/iris_mamahiko)
Malbi khas Palembang. (Foto: Instagram/iris_mamahiko)


Gulai malbi merupakan olahan daging sapi atau daging kerbau. Di tempat lain, masakan ini disebut semur dengan citarasa manis yang kuat.

Ada rasa gurih dalam gulai malbi karena campuran santan yang lumayan kuat. Manis berasal dari kecap manis. Selain itu, ada campuran cengkih, kayu manis, dan gula merah.

Bumbu-bumbu yang digunakan, yakni jahe, lada, pala, jinten, bawang putih, dan merah. Ditambahkan juga santan dan kecap.


2. Rabeg, semur jeroan khas Banten

rabeg banten
Di Banten, dikenal semur jeroan yang disebut rabeg. (foto: Instagram @frangipani_serang)

Hidangan satu ini merupakan makanan khas Jazirah Arab yang dibawa ke Indonesia dan menjadi favorit di Banten. Namanya rabeg.

Rabeg memanfaatkan jeroan kambing sebagai bahan utama. Nyaris semua jeroan kambing bisa dipakai sebagai bahan untuk rabeg.

Jeroan itu dimasak dalam bumbu dasar rabeg yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, dan lada putih. Ditambahkan juga rempah-rempah, seperti biji pala, kayumanis, jahe, lengkuas, dan cabai rawit.

3. Krengseng, semur berpetis ala Jawa Timur

krengseng
Krengseng daging khas Jawa Timur. (foto: Instagram @azayaaqiqah)

Krengseng merupakan olahan daging kambing yang populer di daerah Jawa Timur. Masakan ini memiliki aroma khas petis.

Warna cokelat pekat didapat dari pemakaian kecap manis. Di beberapa tempat, kecap manis bisa juga diganti dengan sari kurma. Agar nikmat, ditambahkan juga rempah seperti pala, jinten, dan ketumbar.

Krengseng memiliki rasa gurih dan manis, sedap disantap dengan nasi putih atau ketupat nasi. Jika tak terlalu menyukai daging kambing, kamu juga dapat menggantinya dengan ayam atau sapi.

Nah, kamu sudah coba semur yang mana nih?(dwi)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan