Kawasan titik Nol Malioboro Kini Makin Cantik Untuk Selfie

Kamis, 02 November 2017 - Muchammad Yani

PEMANDANGAN kawasan Titik Nol KM di Malioboro kini berubah. Pemda DIY telah mempercantik kawasan ini melalui proses revitalisasi. Kawasan yang dulu tampak kotor, penuh pedagang kaki lima (PKL) dan penuh sampah kini tampak rapi dan bersih. PKL ditata tak boleh berjualan di tengah pedestrian. Sampah dibersihkan, lantai pedestrian diganti bentuknya. Tanaman ditambah di sisi barat pedestrian. Puluhan tempat duduk dari kayu jati dipasang menyebar dari depan pasar Beringharjo hingga titik nol KM. Titik nol kini makin oke jadi spot berpose selfie.

Perubahan titik nol terjadi usai Pemda DIY melakukan proses revitalisasi Malioboro. Revitalisasi dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan selama tahun 2016. Pedestrian yang direvitalisasi mulai dari sisi timur depan hotel Ina Garuda hingga Jalan Ketandan. Sementara revitalisasi tahap kedua dimulai pada April 2017 dari depan Pasar Beringharjo - Benteng Vredeberg hingga Titik nol KM.

Manager Proyek Revitalisasi Malioboro PT Suci Badikarya, Eri Purnomo menjelaskan pengerjaan revitalisasi tahap dua kawasan Malioboro selesai pada 31 Oktober 2017. “Pengunjung titik nol KM bisa menikmati kawasan ini secara utuh per 1 November 2017,” ujar Eri melalui sambungan telepon di Yogyakarta, Rabu (1/10).

Kawasan titik Nol Malioboro (MP/Teresa Ika)

Pihaknya menambahkan sekitar 200an kursi di kawasan ini. Tujuannya agar pengunjung bisa beristirahat sejenak sambil menikmati suasana titik nol KM lebih lama. “Tambahan kursi terdiri dari kursi tanpa sandaran ada 156 buah,dan kursi sandaran 50 buah,” jelasnya.

Pihaknya juga menambah traso shareband yang bisa untuk diduduki sebanyak 144 buah. Traso ini berbentuk setengah bulat dengan ujung berbentuk datar dan bisa diduduki. Shareband sebagian besar diletakkan di depan Gedung Agung (istana Kepresidenan).

Agar tetap bersih, pihaknya turut menambah sebanyak 56 buah tong sampah asbak dan puluhan tong sampah tambahan di seluruh pedestrian Malioboro. Ia berpesan agar pengunjung turut membantu menjaga kebersihan kawasn titik nol KM dengan membuang sampah dan mematikan punting rokok di tempatnya.

Revitalisasi Malioboro dilakukan guna mempercantik wilayah yang menjadi garis sumbu filosofis Yogyakarta. Revitalisasi tahap dua menelan Dana Keistimewaan sebesar Rp17 Miliar. (*)

Berita ini merupakan laporan dari Teresa Ika, kontributor merahputih.com untuk wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan