Kaisar Fesyen Dunia, Direktur Kreatif Chanel, Karl Lagerfeld Meninggal Dunia

Rabu, 20 Februari 2019 - Dwi Astarini

DI usianya yang tak lagi muda, desainer Karl Lagerfeld tetap produktif. Saat orang-orang seusianya memilih hidup tenang di panti jompo atau menikmati pensiun, Lagerfeld malah sibuk menghasilkan ratusan rancangan apik.

Namun, sepak terjang Lagerfeld di dunia fesyen berhenti berdetak di usianya yang ke-85.

1. Chanel Umumkan Kematian Lagerfeld


Kabar kepergian desainer asal Jerman itu disampaikan Chanel, Selasa (19/2). Desainer paling produktif di abad 20 dan 21 itu meninggal di Paris. Usianya 85 tahun. "Dengan kesedihan mendalam, House of Chanel mengumumkan kematian Karl Lagerfeld," ujar pernyataan Chanel di akun Instagram mereka.

Lagerfeld merupakan direktur kreatif untuk rumah mode tersebut sejak 1983. Ketidakhadirannya pada gelaran Chanel di Januari lalu menjadi pertanda bahwa sang Kaisar Fesyen sedang dalam kondisi kesehatan yang kurang prima.


2. Memulai Karier di Usia Belia

karl lagerfeld
Berkolaborasi bersama anak Cindy Crawford, Kaia Gerber. (foto: Instagram @karllagerfeld)


Tahun lahir Lagerfeld masih menjadi misteri hingga saat ini. Ada yang menyebut ia lahir pada 1933, ada juga yang menyatakan ia lahir pada 1938. Yang pasti, Lagerfeld lahir di Hamburg, Jerman. Ayahnya ialah seorang Swedia.

Karier panjangnya di dunia mode bermula pada 1952, ketika ia menyaksikan fashion show Dior. Di usia belia, ia pindah ke Paris mengejar hasratnya di dunia fesyen. Dua tahun berselang, di 1954, Lagerfeld memenangi lomba desain coat. Desain karyanya kemudian dibuat oleh Pierre Balmain.

Sejak saat itu, petualangan Lagerfeld di dunia fesyen bermula. Ia pernah menjadi direktur seni untuk Jean Patou. Setelah itu, ia memulai kolaborasi bersama rumah mode asal Italia, Fendi, di 1965.

Namun, barulah ketika ia resmi ditunjuk sebagai direktur artistik Chanel pada 1983, nama Lagerfeld bersinar di dunia mode. Dari posisi itu, namanya mencuat hingga menjadi ikon selama tiga dekade. "Apa yang kulakukan di Chanel pastinya dibenci Coco," ujar Lagerfeld, seperti dilansir BBC.

Kelancangan Lagerfeld itu malah mengantarkan Chanel menjadi brand besar di dunia mode. "Aku melakukan apa yang tak penah Coco lakukan. Aku harus membawa Chanel menjadi apa yang seharusnya, apa yang ia mampu, menjadi sesuatu yang berbeda," ujarnya.

Posisi nyaman di Chanel enggak melenakan Lagerfeld. Setahun kemudian, ia merilis labelnya sendiri, Karl Lagerfeld. Bahkan, sejak 1987, Lagerfeld memotret sendiri kampanyenya.

3. Desainer yang Produktif

karl lagerfeld
Baru saja meluncurkan koleksi kapsul bersama Kaia Gerber, Oktober tahun lalu. (foto: Instagram @karllagerfeld)

Kreativitas Lagerfeld enggak dibatasi usia. Seperti dilansir The New York Times, saat rekan seusianya telah pensiun, Lagerfeld masih menghasilkan rata-rata 14 koleksi dalam setahun. Koleksii itu beragam, mulai dari adibusana hingga high street. Tak ketinggalan beberapa kolaborasi dan proyek khusus.

Kombinasi high fashion dan high camp ala Lagerfeld menarik sejumlah selebritas. Rihanna, Putri Caroline dari Monako, Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde, dan Julianne Moore ialah sebagian pengagum karya Lagerfeld.

"Ide datang ketika kamu bekerja," kata desainer ikonik ini saat pergelaran busana Fendi. Ketika itu, ia berusia 83 tahun.

4. Fenomena Dunia Mode

karl lagerfeld
Punya tampilan yang jadi ciri khas. (foto: Instagram @karlagerfeld)

Sebagai otak artistik di balik tiga rumah mode, Lagerfeld layaknya seorang polyglot mode. Ia dengan mudah membahasakan tiga rumah mode besar, Fendi, Chanel, dan Karl Lagerfeld, dalam tiga bahasa yang berbeda di saat bersamaan.

Atas pencapaian itu, dunia fesyen memberika julukan 'Kaiser' (kaisar) kepada Lagerfeld. "Lebih dari yang aku tahu, ia mewakili jiwa fesyen. Tak pernah diam, melihat ke masa depan, dan amat memerhatikan budaya kita yang berubah," ujar Editor Vogue Amerika Anna Wintour saat mempersembahkan Outstanding Achievement Award pada British Fashion Awards di 2015.

Sosok desainer fenomenal ini memang mudah dikenali. Rambut putih dikuncir, kacamata hitam, kemeja putih kerah tinggi, sarung tangan kulit hitam, dan aksesori kalung menjadi ciri khasnya. "Aku ingin menjadi fenoneman fesyen global, suatu saat nanti," katanya.

Kini, hal itu terjadi. "Karl Lagerfeld melampaui masanya. Ia berkontribusi besar untuk kesuksesan rumah mode Chanel hingga mendunia," ujar CEO Chanel Alain Wertheimer dalam unggahan Instagram mereka.

President of Fashion Chanel Bruno Pavlovsky menyebut Lagerfeld sebagai legenda. "Karl Lagerfeld meninggalkan jejaknya di sejarah rumah mode Chanel," ujarnya.


5. Sosok Penuh Kontroversi

karl lagerfeld
Sosok Lagerfeld dikenal jenius dan provokatif. (foto: Instagram @karllagerfeld)


Selain produktivitas karyanya, desainer kelahiran Jerman ini juga dikenal akan komentar pedasnya. Tak jarang, hal itu memunculkan kontroversi.

Mulut Lagerfeld terkenal pedas. Ungkapan 'sweatpants merupakan tanda kekalahan' dan 'aku sebenarnya membumi. Hanya saja bukan di bumi ini' sudah pasti membuat telinga panas.

Ia juga pernah menyebut Adele gendut sehingga enggak pantas untuk memakai gaunnya ke Grammy. Terakhir, ia malah memberi pernyataan enggak mendukung gerakan #meToo atas pelecehan seksual terhadap perempuan.

Kreativitas, kelancangan, dan mulut pedas Lagerfeld menjadi motor keberhasilannya. Karya-karyanya sudah pasti akan abadi. Selamat jalan, Lagerfeld. (dwi)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan