Kain Ecoprint Bisa Jadi Pilihan Kado Spesial Hari Valentin

Minggu, 13 Februari 2022 - Raden Yusuf Nayamenggala

HARI Valentin merupakan momen tepat menunjukkan kasih sayang pada orang tercinta. Menurut data Google Trends sejak 1 hingga 11 Februari 2022 pencarian berkaitan dengan 'kapan hari valentine' meningkat lebih dari 350 persen.

Baca Juga:

Jakarta Fashion Trend 2022 Sinergikan Fashion & Art

Selain itu, antusiasme untuk memberikan hadiah pun meningkat. Hal itu terlihat dari pencarian kado sebagai kata kunci meningkat hingga lebih dari 500 persen.

Selain cokelat sebagai pemberian paling populer, kain karya Omah Ecoprint by Elis Kumara Djati asal Yogyakarta, bisa menjadi pilihan lain sebagai kado spesial valentin.

Elis mengubah kain katun putih polos menjadi kain indah dengan teknik pemindahan warna dari daun ke kain (Foto: dok. Omah Ecoprint)

Di tangan perempuan berusia 54 tahun tersebut, kain katun putih polos berubah menjadi sehelai kain indah dengan teknik pemindahan warna dari daun ke kain tanpa menggunakan zat tambahan lainnya.

"Pada kain, saya menggunakan warna dan corak asli dari daun. Awalnya saya tidak sengaja melihat lalu mencoba mempraktikkan dengan daun-daun di sekitar rumah," ujar Elis pada siaran pers diterima merahputih.com.

Dari sejumlah percobaan, daun lanang (oroxylum indicum) meninggalkan warna kuning tua cerah sehingga Elis menyebutkan sebagai daun istimewa. Selain itu, daun lanang juga jadi daun pertama digunakannya dan menghasilkan warna asli.

Selain berwarna kuning, terkadang daun tersebut juga bisa menghasilkan warna hijau, tergantung mordan dan kain digunakan.

Elis telah membangun Omah Ecoprint sejak tahun 2017. Ia telah menghasilkan ratusan lembar kain. Dalam sehari, Elis bisa mewarnai 75 lembar kain katun berukuran 200x115 cm dengan corak dan ragam berbeda-beda.

Elis berhasil membuat berbagai karya fashion unik dengan teknik ecoprint (Foto: instagram @omahecoprintbyeliskumaradjati)

Daun digunakan Elis pun kian beragam. Selain daun lanang, favoritnya antara lain daun jati, daun ketapang, daun mangsi, dan daun indigo. Dedaunan tersebut banyak tumbuh dan berkembang biak di sekitar rumahnya.

Baca Juga:

Indonesia Pimpin Global Modest Fashion Week Association


Elis kemudian mendesain kain-kain tersebut menjadi pakaian, jilbab, hingga pashmina. Kain tersebut berhasil menarik minat pelanggan, baik dari domestik hingga mancanegara.

Omah Ecoprint sudah mencapai pasar internasional (Foto: instagram @omahecoprintbyeliskumaradjati)

Selain dipasarkan di media sosial dan e-commerce, produk-produk Omah Ecoprint bisa ditemukan juga di Dekranasda Kabupaten Bantul dan Bandara Udara Istanbul Ataturk.

Sebelum pandemi melanda, Elis gemar mengikuti sejumlah pameran tingkat kecamatan hingga provinsi, guna memperkenalkan produknya. Seperti halnya pada Jogja Fashion Week, Inacraft, dan sejumlah pameran fesyen digelar di Jakarta.

Setelah pandemi melanda, Elis beradaptasi dengan mulai menggunakan media sosial, profil bisnis, dan business site untuk menunjang bisnis kainnya.

Menurut Elis, di masa pandemi bisnisnya harus tetap bertahan. "Untuk itu saya terus belajar, berinovasi, dan mengikuti berbagai pelatihan agar bisa beradaptasi dengan keadaan saat ini. Masa pandemi sangat berat bagi sebagian pelaku UMKM, namun Insha Allah, saya tetap bertahan," tutupnya. (Ryn)

Baca Juga:

Kemenparekraf Optimis Industri Modest di Indonesia Bangkit Kembali

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan